3 DOSA TERHADAP ROH KUDUS
OLEH: I KETUT SUNALIS MUADI, S.TH
OLEH: I KETUT SUNALIS MUADI, S.TH
Dalam pemahaman Kristen, Roh Kudus
bukanlah sekedar kekuatan atau kuasa yang tidak berpribadi, namun Roh Kudus
adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah suatu pribadi,
dan Roh Kudus adalah Allah. Walaupun dalam bahasa Yunani kata ”roh” bersifat
netral, tetapi Perjanjian Baru menyebut Roh Kudus dengan kata ”Ia/Dia” (he) dan
tidak pernah ”ini/itu” (it). Sebutan ”ia/dia” biasanya diaplikasikan hanya
kepada suatu pribadi (yang menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal) dan
bukan kepada sekedar suatu kekuatan atau kuasa. (Bandingkan dengan Yoh 14:16,
17, 15:26, 16:7-14.) Ini menunjukkan Roh Kudus adalah pribadi yang sejati.
Pemahaman yang benar mengenai Roh
Kudus seharusnya mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan orang percaya.
Hal tersebut dapat kita saksikan melalui kehidupan orang-orang percaya pada
gereja mula-mula. Berikut ini akan dibahas mengenai 3 dosa yang sering manusia
lakukan terhadap pribadi Roh Kudus.
I.
MENGHUJAT
ROH KUDUS
Matius 12:31-32
31
Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus
tidak akan diampuni.
32
Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan
diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus,
ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun
tidak.
Mrk 3:29
Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus,
ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa
kekal."
Luk 12:10
Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan
diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus,
ia tidak akan diampuni.
a. Latar belakang
pernyataan Tuhan Yesus tentang menghujat Roh Kudus.
Sebelum kita membahas tentang apa
itu menghujat Roh Kudus, sebaiknya kita terlebih dahulu membahas tentang latar
belakang perkataan Tuhan Yesus tentang hujat kepada Roh Kudus.
Perkataan Tuhan Yesus tentang menghujat Roh Kudus ini diawali saat
Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menuduh Kristus kerasukan beelzebul, Kristus
menyembuhkan orang yang
kerasukan setan yang membuat
orang itu menjadi buta dan bisu adalah dengan kuasa penghulu setan, si beelzebul
tersebut.
Untuk itu, Ia memberikan
tiga argumentasi guna melumpuhkan tuduhan orang Farisi tersebut.
1.
Tuduhan orang
Farisi dan ahli-ahli Taurat bahwa Tuhan Yesus mengusir setan dengan pertolongan
Iblis sama sekali tidak masuk akal. Karena jikalau demikian halnya, maka dalam
kerajaan Iblis terdapat "perang saudara" dan kalau begitu maka Kerajaan
Iblis tidak dapat bertahan (ayat 25,26).
2.
Tuhan Yesus
menunjuk pada kebiasaan yang telah ada di kalangan orang Israel. Di kalangan
orang Israel, terdapat orang-orang tertentu yang dapat melakukan pengusiran
setan (eksorsisme). Eksorsisme dipahami oleh rakyat dan orang Farisi sebagai
pernyataan kasih karunia Allah. Nah, bila dikatakan bahwa Tuhan Yesus mengusir
setan dengan kuasa Beelzebul, lalu dengan kuasa apakah para pengikut orang
Farisi mengusir setan? Jadi jika Yesus mengusir setan dan pengikut orang Farisi juga mengusir
setan, maka kemungkinan kedua belah pihak sama-sama mengusir setan dengan kuasa
setan. Tentu saja Orang Farisi akan mengatakan bahwa pengikutnya mengusir setan
dengan Kuasa Allah, akan tetapi itu berarti bahwa mereka harus mengakui bahwa
Yesus juga mengusir setan dengan kuasa Allah adalah benar.
3.
Tuhan Yesus
menunjukkan, bahwa jikalau seorang perampok hendak merampas harta benda
seseorang, perampok itu harus lebih kuat dari pada orang yang dirampok. Yesus mengatakan bahwa
Iblis memang kuat tapi Allah lebih kuat, kerajaan Allah lebih kuat dan menang
atas kerajaan iblis, Aku mengusir setan dengan kuasa Allah dan itu menghadirkan
kerajaan Allah secara nyata di bumi ini.
Kesimpulan dari ketiga
argumen di atas, yaitu Tuhan Yesus dapat mengusir setan karena Ia memang lebih
berkuasa dari pada setan. Itulah sebabnya hanya ada satu keterangan yang tepat
bagi mujizat penyembuhan ini, yaitu Tuhan Yesus mengusir setan dengan kuasa
Allah. Tuhan Yesus mempertahankan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa Allah,
karena ini adalah merupakan tanda bahwa Kerajaan Allah sudah datang (ayat 28).
Berdasarkan latar
belakang di atas Tuhan Yesus kemudian memberikan peringatan kepada orang Farisi
supaya mereka jangan menghujat Roh Kudus, sebagaimana tertuang dalam Mat 12:31-32:
b. Apa yang dimaksud dengan dosa menghujat Roh
Kudus ?
Kata “hujat” dalam Matius 12:31 menggunakan kata “βλασφημια” (blasphemia). Kata ini berasal dari kata “βλασφημεω” (blasphemeo) yang
berarti: berkata jahat,fitnah, hujat, mengucapkan perkataan yang menghina, merendahkan, melecehkan dan
mengatai hal yang buruk demi menentang seseorang.
Setelah kita mengetahui arti kata “menghujat”
berdasarkan bahasa aslinya, dan berdasarkan konteks ayat-ayat di atas, maka
dosa menghujat Roh Kudus adalah:
1. Menghina pekerjaan Allah lewat
Roh-Nya yang Kudus.
Markus 3:22 Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari
Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia
mengusir setan."
Ahli Taurat yang datang dari Yerusalem ini dikatakan menghujat Roh Kudus karena mereka menilai pekerjaan yang dilakukan Tuhan Yesus ketika mengusir setan berasal dari kuasa penghulu setan yang bernama Beelzebul. Mereka bukan saja tidak mempercayai kapasitas Yesus sebagai Anak Allah melainkan juga menyangkal kuasa Allah dan menghina, melecehkan dan menfitnah pekerjaan Roh Kudus. Apalagi penghujatan dan penghinaan terhadap Roh Kudus tersebut dilakukan mereka dalam kesadaran.
J. Verkuyl mengatakan dalam bukunya bahwa menghujat Roh Kudus di lakukan dengan “Kesadaran”yang luar biasa. Dosa ini hanya timbul, jika manusia di dalam batinnya yakin sepenuhnya akan kebenaran Injil, dan akan arti pribadi dan pekerjaan Tuhan Yesus. Akan tetapi walau pun demikian hatinya tetap menantang Tuhan Yesus, dan akhirnya kebenciannya memuncak sedemikian rupa, sehingga mereka bertentangan dengan pengetahuan dan keyakinan sendiri. Menyebut Yesus Kristus iblis, menamakan Injil itu dusta sementara hal itu dilakukan dalam kesadaran penuh adalah sebuah penghinaan terhadap Roh Kudus. (J. Verkuyl, 2010. Hal 46)
Dengan kata
lain begini, orang yang tahu dan sadar bahwa apa yang Yesus lakukan itu benar,
namun tidak mau percaya tapi sebaliknya mengeluarkan kata-kata yang sifatnya
menghina, maka itu adalah penghujatan terhadap Roh Kudus.
Kalau
demikian, apakah mungkin dosa menghujat Roh Kudus ini dilakukan oleh orang yang
telah lahir baru? Tidak , sebab hal itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang
yang dalam hatinya ada Roh Kudus.
1Kor
12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu,
bahwa
tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata:
"Terkutuklah Yesus!" dan
tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan,"
selain oleh Roh Kudus.
2. Menghujat Roh
Kudus= menentang Roh Kudus
Matius 12:31-32
31
Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan
diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
32
Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan
diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus,
ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun
tidak.
Coba
perhatikan ayat di atas, “hujat terhadap Roh Kudus” disejajarkan dengan
“menentang Roh Kudus”. Ini berarti bahwa menghujat Roh Kudus= menentang Roh
Kudus. Saya meyakini bahwa dosa inilah yang dibicarakan Stefanus dalam
khotbahnya tak lama sebelum ia mati sahid. Dalam khotbahnya Stefanus berkata:
Kis
7:51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan
telinga,
kamu selalu menentang
Roh Kudus,
sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Menurut
konteksnya jelas bahwa Stefanus mengatakan, pertama-tama, seperti nenek moyang
mereka, mereka telah menolak pemberitaan nabi-nabi dan utusan Allah dan tidak
mempercayai mereka. Maka pendengarnya juga bersalah dalam dosa yang sama.
Dalam PL kita dapat membaca bahwa ada orang yang melawan, memfitnah, menganiaya, dan mengejek nabi-nabi. Sedangkan para nabi itu diilhamkan oleh Roh Kudus, maka dalam kenyataannya orang-orang itu melawan Roh. Maka kata Stefanus kepada orang-orang yang sedang mendengarkan dia, jika mereka menolak mendengarkan rasul-rasul Kristus dan orang yang telah dipilih, yang berbicara lewat Roh Kudus, maka mereka juga menolak Roh Kudus.
Donald C. Stamps mengatakan di dalam bukunya bahwa hujat
terhadap Roh kudus merupakan “penolakkan terus-menerus dan dengan sengaja
terhadap kesaksian Roh Kudus mengenai Kristus” firman-Nya dan karya-Nya yang mengisafkan orang
akan dosa. Yohanes 16:7-11, orang yang
menolak dan melawan suara Roh Kudus ini menjauhkan diri, satu-satunya kekuatan
yang dapat membawanya kepada pengampunan dosa. (Donald
C. Stamps, 2006. Hal 1528)
Contoh dalam Alkitab
tentang menghujat Roh Kudus bisa kita lihat pada peristiwa penyaliban. Dua orang penjahat
yang disalib bersama dengan Tuhan, seorang menyerahkan diri kepada Kristus,
yang seorang menentang/menghujat Roh Kudus.
Alexander White
mengatakan pada pagi saat penyaliban dia disalibkan bersama dengan Kristus,
pada waktu siang dia ada di dalam Kristus, pada saat petang dia ada bersama
Kristus.
Berbeda
dengan Paulus yang dulu dalam ketidak mengertiannya menentang Yesus Kristus
sebagai Anak Manusia, karena dia belum mengerti tentang Yesus. Paulus saat itu
melakukan sesuatu yang dia anggap benar sesuai pemahamannya saat itu, yang
masih dalam kebodohannya.Tetapi setelah mengerti kebenaran Tuhan Yesus Kristus,
ia mengakui kebenaran Tuhan dan mengakui kekudusan Roh Kristus.
Maka bisa
dimengerti, betapa Paulus begitu berterimakasih kepada Tuhan Yesus karena
beroleh pengampunan dan kasih karunia yang demikian besar, setelah dulunya dia sempat
melawan pengikut-pengikut Yesus. Maka Paulus bisa menyaksikan kebesaran
kemurahan Yesus Kristus dan mengajarkan tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang
yang bodoh seperti dirinya dulu.
Sebagai kesimpulan dari
uraian di atas, saya mengutip Dr. Harun Hadiwijono: "...yang disebut
"dosa menghujat Roh Kudus" ialah ini: jikalau Roh Kudus karena karya
peneranganNya telah memberikan kemungkinan kepada seseorang, bahwa Yesus
Kristus adalah Juru Selamat yang datang dari pada Allah, padahal kesaksian itu
dengan sengaja ditolak, bahkan justru dipandangnya sebagai datang dari setan;
orang itu melakukan dosa "menghujat Roh Kudus"". (Harun
Hadiwijono, Iman Kristen, 1984, hal 250-251).
c. Mengapa menghujat atau menentang Roh Kudus tidak
akan diampuni? Bukankah Tuhan Maha pengampun?
Yesus mengatakan bahwa
“menghujat Roh kudus” adalah dosa kekal yang tidak akan diampuni.
Mrk 3:29
Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus,
ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan
bersalah karena berbuat dosa kekal."
Akan tetapi dibagian lain Alkitab mengatakan bahwa tidak ada dosa yang
tidak bisa di ampuni.
Yes 1:18 Marilah, baiklah
kita berperkara! — firman TUHAN — Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti
salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu
domba.
19 Jika kamu menurut dan
mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Yesaya dalam hal ini melihat bahwa bagaimanapun serius/pekatnya dosa
seseorang, masih bisa diampuni oleh Tuhan. Kain kermizi (ינשׁ
shaniy) adalah kain yang warnanya merah tua/merah padam (scarlet).
Demikian pula dengan merah seperti kain kesumba (עלות
towla) adalah merujuk kepada warna merah padam. Pada zaman dulu
warna kain yang tidak bisa luntur adalah kain kermizi dan kain kesumba. Dengan
demikian sebenarnya yang Yesaya mau sampaikan adalah bahwa tidak peduli sekeji
apa pun dosa-dosa mereka, dan walaupun mereka menanggung kesalahan karena
menumpahkan darah (kirmizi dan warna kain kesumba yang disebut disini adalah
warna yang tidak luntur dan tak terhapus), namun anugerah Allah mampu
menyucikan mereka sama sekali dan mengembalikan mereka menjadi putih tak
bernoda seperti salju.
Di dalam I Yohanes 1:9 dikatakan bahwa jika manusia mengaku dosanya, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa manusia dan
menyucikan manusia dari segala kejahatan.
1Yoh
1:9 Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia
adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala
kejahatan.
Ayat di atas mengatakan
bahwa “semua dosa” dan “semua kejahatan” bisa diampuni asal kita mau mengakui
dan minta ampun kepadanya. Dengan demikian ada paradoks antara fakta Alkitab
bahwa ada dosa yang tidak bisa diampuni dengan fakta Alkitab bahwa Tuhan akan
mengampuni semua dosa manusia asal mau mengakuinya.
Untuk menghubungkan
paradoks ini agar tidak menjadi kontradiksi adalah kita harus ingat akan
peranan Roh Kudus terhadap pertobatan seseorang.
Yoh 16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan
dosa, kebenaran dan penghakiman;
Peranan Roh Kudus adalah menginsafkan dunia akan dosa atau membuat
seseorang menyadari akan dosanya dan membantu seseorang untuk mengakui dosanya.
Jika manusia menolak untuk diinsafkan, inilah menentang Roh Kudus itu. Dengan
kata lain menolak untuk mengakui dosa dan menolak untuk percaya pada Yesus adalah
sama dengan melakukan dosa yang tidak akan diampuni.
Kis 10:43 Tentang Dialah semua
nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Dengan demikian, menghujat Roh Kudus dikatakan adalah dosa yang tidak
diampuni adalah karena menghujat Roh Kudus adalah dosa yang menolak
pengampunan. Roh Kudus menyadarkan manusia bahwa dirinya berdosa sehingga dia
layak dihukum. Tetapi kemudian Dia juga menyatakan bahwa ada jalan keluar agar
manusia tidak dihukum. Jalan keluar tersebut adalah Yesus Kristus.Dengan
demikian menolak pekerjaan Roh Kudus berarti menolak pengampunan yang ditawarkan
oleh Allah melalui Tuhan Yesus. Dengan kata lain, ia tidak bisa diampuni. Itu
sebabnya menghujat Roh Kudus merupakan dosa yang tidak dapat diampuni karena
dia menolak keselamatan dan pengampunan yang diberikan Allah melalui Tuhan
Yesus.
Satu-satunya dosa yang tidak bisa atau tidak akan diampuni adalah dosa
karena menolak pengampunan.
II.
MENDUKAKAN
ROH KUDUS
Ef 4:30
Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus
Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari
penyelamatan.
Sekarang
kita sampai kepada dosa terhadap Roh
Kudus yang dapat dilakukan oleh orang Kristen, yaitu “mendukakan Roh Kudus”. Mengapa
saya katakan dapat dilakukan oleh orang Kristen? karena dalam ayat di atas
orang-orang yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus (orang Kristen yang telah
lahir baru) diperingatkan oleh Paulus untuk tidak mendukakan Roh Kudus. Dengan
demikian ini berarti bahwa orang Kristen punya potensi melakukan dosa ini.
a.
Apa arti mendukakan Roh Kudus?
Kata kerja “mendukakan” dalam Efesus 4:30 dalam bahasa Yunaninya adalah “λυπεω”
(lupeo). Kata tersebut berasal dari kata
benda “λυπη”(lupe),
yang artinya menyebabkan rasa sakit, duka, menimpakan kesedihan. Perintahnya
adalah dalam kalimat present tense, ini berarti “berhentilah untuk mendukakan
Roh Kudus”. Secara harfiah, tidak mendukakan Roh Kudus berarti tidak membuat
Allah sedih atau berduka.
b.
Apa yang membuat Roh Kudus sedih atau berduka?
Paulus menjelaskan bagaimana kita dapat mendukakan hati Roh
Kudus! Perhatikan konteks nats ini, Efesus 4 ini berbicara tentang manusia baru
di dalam Tuhan Yesus. Sebagai ciptaan baru dalam Tuhan Yesus, yaitu orang yang
percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya, orang
yang dimetarikan dengan Roh kudus, sudah seharusnya hidup sebagai manusia baru
bukan manusia lama! Paulus mendesak jemaat supaya meninggalkan
perbuatan-perbuatan manusia lama, yaitu perbuatan dosa! Jadi, kita dapat
mendukakan Roh Kudus apabila kita masih hidup sebagai manusia lama dengan
perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan.
Apa saja perbuatan manusia lama itu?
-
Dusta (ayat 25) contohnya adalah Ananias dan Safira yang
mendustai Roh Kudus.
-
Amarah (ayat 26-27),
-
Mencuri (ayat 28),
-
Berkata-kata kotor (ayat 29),
-
Kepahitan, kebencian, pertengkaran,
fitnah dan segala kejahatan! (ayat 31)
Semua perbuatan ini mendukakan hati
Roh kudus. Apabila kita melakukan perbuatan-perbuatan manusia lama ini, maka
kita sedang mendukakan Roh Kudus!
c.
Akibat mendukakan Roh Kudus
Yes 63:10
Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya;
maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri
berperang melawan mereka.
Yesaya
mengatakan bahwa menghujat Roh Kudus akan membuat diri kita menjadi musuh
Allah. Dalam Alkitab ada 2 hal yang menyebabkan kita menjadi musuh Allah, yaitu
mendukakan Roh Kudus dan bersahabat dengan dunia.
Yak
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak
setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan
dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
III.
MEMADAMKAN
ROH
1Tes
5:16-21
16 Bersukacitalah senantiasa.
17 Tetaplah berdoa.
18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab
itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
19 Janganlah padamkan Roh,
20 dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
21 Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
Kata
kerja “memadamkan” adalah “σβεννυμι” (sbennumi) dalam bahasa aslinya.
Kata ini berarti “mematikan” atau “memadamkan”.
Kata “memadamkan/mematikan” ini erat
kaitannya dengan Roh Kudus yang sering digambarkan sebagai api yang menerangi
hati.
Mat 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda
pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari
padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu
dengan Roh Kudus dan dengan api.
Kis
2:3 dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah
seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka
masing-masing.
Ibr
6:4-6
4 Sebab mereka yang pernah
diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan
yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah
dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6)
namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian,
hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri
mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Wah 4:5 - “Dan dari
takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh
obor menyala-nyala di hadapan takhta itu:
itulah ketujuh Roh Allah”
KJV: ‘seven lamps of fire burning before the throne’ (= 7 lampu api
menyala di hadapan takhta)
NIV: ‘Before the throne, seven lamps were blazing’ (= Di hadapan takhta, 7 lampu sedang
menyala / berkobar-kobar).
Calvin: “This metaphor is derived from the power and nature of the Spirit; for
as it is the proper office of the Spirit to illuminate the understandings of
men, and as he is on this acount called our light, it is with propriety that we
are said to quench him, when we make void his grace” (= Kiasan
ini didapatkan dari kuasa dan sifat alamiah dari Roh; karena sebagaimana
merupakan tugas yang benar dari Roh untuk menerangi pengertian manusia, dan
sebagaimana Ia karena ini disebut terang kita, maka adalah tepat kalau
dikatakan bahwa kita memadamkanNya, pada waktu kita menyia-nyiakan kasih
karuniaNya) - hal 298.
Nah, kalau demikian, apakah ini berarti bahwa “memadamkan Roh” adalah sama dengan
mengeluarkan Roh Kudus dari dalam hati kita?
Ada
dua pandangan yang berkembang dalam kaitan menjawab pertanyaan di atas.
1.
Pandangan yang menyatakan bahwa “memadamkan Roh” tidak berarti
membuat Roh Kudus keluar dari diri kita.
Alasannya
adalah bahwa Roh Kudus diberikan secara kekal dan tidak akan meninggalkan orang
percaya untuk selama-lamanya.
Yoh 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan
memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai
kamu selama-lamanya”.
Mat 12:20 Buluh yang
patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
Pandangan ini sebenarnya didasarkan keyakinan bahwa adanya
jaminan keselamatan kekal, yang sering disebut dengan OSAS (Once Saved
Always Saved), yang dalam bahasa
indonesia dikenal dengan istilah Sekali Selamat tetap Selamat.
Tidak ada jalan lain bagi orang yang yang percaya pada
pemahaman sekali selamat tetap selamat ini, kecuali memberikan defenisi atau
arti terhadap kata “σβεννυμι” (sbennumi)/ memadamkan dengan arti
yang lebih lunak. Artinya “memadamkan Roh” disini harus dipahami sebagai
sesuatu yang tidak bersifat mutlak.
Herbert Lockyer:
“We can quench the fire of the
Spirit in our own heart. ... it must be clearly understood that the quenching
of the Spirit has nothing to do with casting Him out of our life. Such an
action is impossible, since upon His entrance he becomes our eternal
Inhabitant. The quenching is simply related to the manifestation of the
Spirit’s presence and power”
(= Kita dapat memadamkan api dari Roh dalam hati kita sendiri. ... harus
dimengerti dengan jelas bahwa pemadaman Roh tidak ada hubungannya dengan
mengeluarkan Dia dari kehidupan kita. Tindakan seperti itu mustahil, karena
dengan masuknya Ia ke dalam diri kita, Ia menjadi Penghuni kita yang kekal.
Pemadaman itu hanya berhubungan dengan manifestasi dari kehadiran dan kuasa
Roh) - ‘The Holy Spirit of God’, hal 221.
2.
Pandangan yang menyatakan bahwa “memadamkan Roh” adalah berarti
Roh Kudus keluar dari diri kita.
Selanjutnya ada pandangan yang mengatakan bahwa “memadamkan
Roh” di sini berarti Roh Kudus keluar dari diri Orang Percaya. Pada umumnya
pandangan semacam ini dipegang oleh orang-orang yang percaya bahwa keselamatan
itu bisa hilang. Dengan kata lain “memadamkan Roh”sama dengan ”murtad”.
Bdk. Ibr 6:4-6 - “(4)
Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya,
yang pernah mengecap karunia sorgawi,
dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
(5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia
yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi,
tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab
mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka
umum”.
Mengapa dalam hal ini kita harus memahami bahwa “memadamkan
Roh” itu bersifat mutlak? karena ketika Alkitab menggunakan kata “σβεννυμι” (sbennumi) Alkitab berbicara
mengenai memadamkan api dan api tersebut benar-benar padam bukan seolah-olah
padam.
Ketika orang-orang percaya mengenakan perisai iman sebagai
bagian dari persenjataan Allah (Efesus 6:16), mereka memadamkan kuasa panah api
dari Iblis, dan bukan hampir padam atau seolah-olah padam.
Ef 6:16 dalam segala
keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan (sbennumi)
semua panah
api dari si jahat,
Kata yang sama yaitu “sbennumi”
digunakan dalam ayat ini, sehingga tidak mungkin dalam Ef 6:16 kata ini kita
beri arti Mutlak, sementara dalam 1 Tes 5:19 kita beri arti tidak mutlak.
Selanjutnya Kristus menggambarkan bahwa neraka sebagai
tempat di mana apinya tidak akan pernah “padam” (Markus 9:48).
Mark 9:48 di mana
ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam (sbennumi).
Demikian pula, Roh Kudus adalah api yang berdiam dalam diri
setiap orang percaya. Dia bisa padam dalam arti keluar dari diri kita. Memang
Dia adalah meterai yang tidak bisa dicabut siapapun, tapi bisa dicabut oleh
yang memasangnya, kalau kita sebagai manusia melanggar perjanjian yang telah
ditetapkannya.
Dengan demikian saya lebih setuju bahwa arti “memadamkan
Roh” adalah sama dengan “keluarnya Roh Kudus” dari dalam diri orang Kristen.
Dosa-dosa apa sajakah yang bisa
memadamkan Roh?
1.
Karena
tidak melakukan kehendak Tuhan. (1 Tes 5:12-21)
1 Tes 5:12-22
12 Kami
minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin
kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;
13 dan
supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan
mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang
dengan yang lain.
14 Kami
juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak
tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah
terhadap semua orang.
15
Perhatikanlah, supaya jangan
ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah
senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
16
Bersukacitalah senantiasa.
17
Tetaplah berdoa.
18
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah
di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
19 Janganlah padamkan Roh,
20 dan
janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
21
Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
22
Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
Dosa
dalam Alkitab/menurut kristen bukan hanya karena kita melakukan apa yang jahat
tapi saat kita tidak melakukan apa yang baik. Jadi kita tidak hanya menghindari
apa yang dilarang tapi juga harus melakukan apa yang Tuhan suruh /kehendaki.
Kalau
kita perhatikan 1 perikop ini, maka ayat 19 tentang jangan memadamkan roh erat
kaitannya dengan ayat12-18. Dengan kata lain seolah-olah Paulus mau katakan
bahwa Jika kamu tidak melakukan hal-hal dalam ayat 12-18 maka itu bisa
memadamkan Roh.
Dengan
kata lain Paulus mau mengatakan bahwa jika kamu tidak hormat terhadap para pemimpin dan menjunjung
tinggi mereka (hormati hamba-hamba Tuhan) Ayat 12-13, jika kamu tidak hidup
damai dengan semua orang, jika kamu tidak menegor mereka yang hidup tidak
disiplin/tertib,jika kamu tidak menghibur yang tawar hati, tidak membela yang
lemah dan tidak sabar terhadap semua orang, jika kamu tidak membalas kejahatan
dengan kebaikan (mengampuni), jika kamu tidak bersukacita senantiasa, jika kamu
tidak berdoa selalu dan jika kamu tidak mengucap syukur dalam segala hal, maka
semua hal tersebut bisa memadamkan Roh.
2.
Menganggap
rendah nubuat (bdk. ay 20).
1Tes 5:20 dan janganlah
anggap rendah nubuat-nubuat.
Calvin mengatakan (hal 298) bahwa ada orang-orang yang
menyamakan ‘memadamkan Roh’ dengan ‘menganggap rendah nubuat’.
Tetapi Calvin sendiri menganggap bahwa ‘memadamkan Roh’ bisa dilakukan
dengan bermacam-macam cara, dan ‘menganggap rendah nubuat’ hanya
merupakan salah satu dari banyak cara itu.
Kata-kata ‘janganlah anggap rendah nubuat’
(ay 20) tidak boleh diextrimkan, seakan-akan kita harus menerima seadanya
nubuat. Karena itu, Paulus langsung menyambung kata-kata ini dengan mengatakan ‘Ujilah
segala sesuatu, dan peganglah yang baik’ (ay 21).
Aneh memang kalau dalam hal-hal duniawi, kita melakukan
pengujian, karena takut mendapatkan yang palsu. Misalnya dalam persoalan uang
palsu, atau emas palsu, atau berlian palsu. Tetapi dalam hal-hal rohani, Firman
Tuhan, yang jauh lebih penting, kita bersikap acuh tak acuh, dan tidak mau
melakukan pengujian apapun.
Nubuatan Dalam PB mengacu pada
Khotbah.
Dalam perjanjian Lama istilah nubuat erat kaitannya dengan
ramalan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa mendatang.Tapi dalam
perjanjian Baru “nubuat” menunjuk pada Khotbah pada umumnya.
1 Kor 14: 3 Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. (4)
Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri,
tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Jadi jangan pandang enteng Khotbah! karena hal itu bisa
memadamkan roh.
3.
Tidak Mengobarkan Karnia Roh
2Tim 1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Tidak mengobarkan=memadamkan, jadi saat kita tidak mengobarkan/
mengembangkan karunia /talenta kita adalah salah satu penyebab padamnya Roh.
Pilihanya Cuma “mengobarkan” atau “memadamkan”.
~Amin~
Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.
ReplyDeleteTanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada
Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "
Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "
Dilanjutkan dengan mengucap berkat
Huruf Ibrani, " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד "
Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "
( Diberkatilah Nama mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )
🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪