INDIKATOR PERTUMBUHAN ROHANI ORANG
KRISTEN
Oleh: I Ketut Sunalis Muadi,
S.Th
B
|
ila ada seorang
yang badannya bertumbuh besar sedangkan kelakuannya masih seperti anak balita,
kita tahu pasti ada masalah yang cukup serius dalam dirinya. Demikian juga
dengan oranng Kristen. Tujuan Kristen yang utama adalah kedewasaan dan teladan
utamanya adalah Yesus Kristus (Ef 4:13) .
Oleh karenanya,
bertumbuh menuju kedewasaan merupakan suatu keharusan bagi kita (Ef 4:12).
Jika ada Kristen yang tidak mau bertumbuh, pasti ada masalah yang sedang menjerat kita(bdk. 1Kor 14:20).
Firman Tuhan
tidak diberikan untuk menjawab semua pertanyaan kita secara teoritis mengenai
kemungkinan terjadi kemurtadan dalam berbagai situasi; tetapi memberi
peringatan secara praktis dan pribadi kepada setiap orang yang cenderung
berhenti dalam perjalanan imannya. Kecenderungan ini sangat membahayakan.
Sebaliknya, secara positif firman-Nya menghimbau kita semua dengan kasih yang
mesra, untuk maju terus menuju kedewasaan dalam Kristus
Paulus
dalam suratnya kepada jemaat korintus menyebutkan ada 4 type manusia dalam kaitannya dengan kedewasaan
dalam Kristus.
1.
Manusia psuchikos (ψυχικος)
1Kor 2:14 Tetapi manusia duniawi (ψυχικος) tidak menerima apa
yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan
ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani
(TB)
1Co 2:14 But the natural man does not receive the things of the Spirit of God, for they are
foolishness to him; nor can he know them, because they are spiritually
discerned (NKJV)
TB
menterjemahkan kata “ psuchikos” (ψυχικος) imenjadi “duniawi”. Sedangkan KJV
menterjemahkan menjadi "natural man"
Kalau demikian siapakah manusia jenis ini?
- Mereka adalah orang yang tanpa
Koh Kudus /The man without the Spirit, jadi mereka orang yang belum lahir baru
atau orang mati secara rohani.
2.
Manusia Sarkinos(σαρκινος)
1Kor 3:1 Dan aku,
saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti
dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi
(Sarkinos σαρκινος) yang belum dewasa
dalam Kristus.
Mereka
adalah adalah orang-orang yang sudah berada dalam Kristus Cuma belum dewasa
(Babes in Christ/ infants in Chirst) ( 1
Kor 3:1). Mereka adalah orang-orang
yang sudah diampuni dosanya atau sudah lahir baru. Sarkinos
adalah anak-anak yang dosanya telah diampuni.
1Yoh 2:12 Aku menulis kepada
kamu, hai anak-anak, sebab dosamu
telah diampuni oleh karena nama-Nya.
Para
ahli umumnya mengangkap kata anak-anak dalam ayat ini bukan berbicara anak-anak
secara jasmani tapi secara rohani.
3.
Manusia sarkikos (σαρκικος)
1Kor 3:3 Karena kamu masih
manusia duniawi (sarkikos ,σαρκικος). Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah
hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara
manusiawi?
Manusia
sarkikos adalah orang yang bersifat daging, karena walaupun ditinjau dari sudut
umur mereka seharusnya sudah dewasa dalam Tuhan, namun faktanya mereka masih
anak-anak. Bisa dikatakan bahwa ini adalah orang yang kerdil secara rohani,
karena tidak bertumbuh.
4.
Manusia Pneumatikos (πνευματικος)
1Kor 2:15 Tetapi manusia rohani (πνευματικος) menilai segala
sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
1Kor 3:1 Dan aku,
saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti
dengan manusia rohani (πνευματικος), tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang
belum dewasa dalam Kristus.
Manusia
Peneumatikos adalah manusia rohani yang sudah dewasa di dalam Yesus, yang
memiliki indra yang terlatih.
Pada
kesempatan kali ini kita akan belajar mengetahui apakah kita sedang bertumbuh
atau berhenti bertumbuh. Dengan mengetahui hal tersebut kita akan mengetahui di
mana posisi kita dari segi kedewasaan rohani.
Alkitab
memberi indikator pertumbuhan rohani orang percaya, yang bisa dijadikan ukuran
apakah kita bertumbuh atau tidak.
I.
ADA RASA HAUS AKAN FIRMAN
TUHAN
1Ptr 2:2 Dan jadilah sama
seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
1Ptr 2:2 Kalian harus rindu akan
perkataan Allah, seperti bayi yang baru lahir haus akan susu yang murni. Dengan
begitu, kalian akan menjadi semakin akrab dengan Allah, sehingga Ia akan
memberikan hidup yang baru kepadamu. (BSD).
1Ptr 2:2 Hendaklah kamu menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang sentiasa haus akan susu rohani yang murni. Dengan meminumnya kamu akan membesar dan
diselamatkan (TMV).
Frase
“Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin
……....”.
Sebenarnya yang merupakan kata perintah
adalah kata ‘ingin’, bukan kata ‘jadi’; sedangkan kata ‘jadilah’ seharusnya dibuang. Hal ini akan terlihat
dengan jelas dalam terjemahan NKJV.
1Pe 2:2
as newborn
babes, desire the pure milk of the word, that you may
grow thereby (NKJV)
As newborn
babes, desire ...’ (= Seperti
bayi yang baru lahir, inginkanlah ....).
Kata perintah “Inginkanlah” (επιποτεω epipotheo)
berarti adanya rasa ingin yang sangat kuat. Kata-kata Yunani yang dipakai memberikan
gambaran tentang seorang bayi yang tidak sabar dan lahap meminum susu ketika
sudah tiba waktunya.
Petrus telah berbicara tentang bekerjanya Firman
Allah di dalam pembaharuan mereka (1Ptr 1:23-25). Sekarang dia mendorong
mereka yang baru dilahirkan kembali itu untuk mengembangkan suatu dahaga yang
sehat terhadap Firman tersebut yang. sekalipun sangat berkuasa, juga murni
seperti halnya susu. Dengan demikian para pembacanya akan bertumbuh hingga
"beroleh keselamatan."
Pulpit Commentary: “A true
appetite is at once a sign of health and a means to health” (= Nafsu makan yang benar sekaligus merupakan tanda dari kesehatan dan
cara untuk menuju pada kesehatan) - hal 113.
Untuk itu, kita patut waspada supaya kelaparan dan kehausan akan
Firman Allah itu tidak lenyap. Adanya rasa haus dan lapar adalah indikator
pertumbuhan rohani. Kalau rasa haus dan lapar itu hilang berarti ada masalah
dengan pertumbuhan kerohanian kita.
Namun perlu diingat dan diperhatikan bahwa Istilah ‘bayi’dan ‘susu’ di sini berbeda artinya dengan 1Kor 3:1-3
dan Ibr 5:11-14.
1Kor 3:1-3
1 Dan
aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti
dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa
dalam Kristus.
2 Susulah yang
kuberikan kepadamu, bukanlah
makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum
dapat menerimanya.
3
Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri
hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi
dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Ibr 5:11-14
11
Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk
dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
12
Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
13 Sebab
barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak
memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
14
Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang
jahat.
Dalam 1Kor 3:1-3 Paulus memarahi
orang Korintus karena mereka seperti bayi, dan belum bisa menerima makanan
keras, dan hanya bisa menerima susu. Hal yang sama terjadi dalam Ibr 5:11-14.
Jadi, dalam kedua text itu ‘bayi’merupakan simbol dari orang kristen yang
masih baru, yang hanya bisa menerima ‘susu’, yang merupakan simbol dari ajaran dasar
dan ajaran yang mudah.
Tetapi dalam
1Pet 2:2 ini penggambarannya berbeda. ‘Susu’di sini harus diartikan sebagai ‘Firman Tuhan’, bukan ‘Firman Tuhan
yang mudah’. Juga ‘bayi’ di sini tidak dikontraskan dengan orang
yang dewasa secara rohani, tetapi dikontraskan dengan manusia dan kehidupan
lama.
Kalau demikian apa tujuan kita memiliki rasa
haus dan lapar akan firman Tuhan. jawabannya adalah pertumbuhan. Firman Tuhan
adalah makanan rohani kita, yang olehnya kita akan bertumbuh dan menjadi dewasa
dalam Kristus.
Pulpit Commentary: “The Christian will desire the Word, that he may grow thereby; not simply
for present pleasure and excitement, not simply for knowledge, or for facility
in preaching and theological controversy; but above all things, that he may
grow thereby” (= Orang
Kristen akan menginginkan Firman, supaya ia bisa bertumbuh olehnya; bukan
sekedar untuk kesenangan atau kegembiraan saat ini, bukan sekedar untuk
pengetahuan, atau untuk fasilitas dalam berkhotbah atau perdebatan theologia;
tetapi di atas segala-galanya, supaya ia bisa bertumbuh olehnya) - hal 78.
Ada hal-hal yang bisa merusak rasa haus terhadap Firman Tuhan. Petrus
menyadari betul hal ini. Ia menjelaskan bahwa penyebab utama hilangnya rasa
haus akan firman adalah: Tidak mau membuang dosa, atau gemar memelihara dosa. Mengapa demikian?.
Perintah untuk “menginginkan” air susu (Firman Tuhan) didahului oleh perintah
untuk membuang segala dosa.
1 Petrus 2:1
Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat
dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru
lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya
olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
Membuang kejahatan adalah
syarat untuk tetap memiliki rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan. Dosa dan
kejahatan seperti penyakit yang bisa merusak selera makan kita, karena itu
harus dibuang.
Pulpit Commentary: “They who cherish malice and envy in their hearts have no appetite for the
heavenly food. They who have not holy love within themselves cannot desire the
Word of him who is Love” (= Mereka
yang memelihara kebencian dan iri hati dalam hati mereka tidak mempunyai nafsu
makan terhadap makanan surgawi. Mereka yang tidak mempunyai kasih yang kudus
dalam diri mereka tidak bisa menginginkan Firman dari Dia yang adalah Kasih) - hal
77.
Hal ini terlihat dengan jelas ketika Jemaat
Korintus dinyatakan sebagai orang punya
masalah dalam pertumbuhan rohani mereka. Merka dinyatakan sebagai orang-orang
yang duniawi (sarkikos ,σαρκικος).
Mengapa?, karena pertumbuhan mereka terganggu dan berhenti karena adanya dosa seperti
iri hati dan perselisihan yang terus dipelihara sehingga rasa haus dan lapar
akan Firman Tuhan menjadi hilang.
1Kor 3:3 Karena
kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan,
bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Masihkan
ada rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan, dalam hidup kita?. Kalau tidak ada
itu berarti ada masalah dalam pertumbuhan kerohanian kita. Coba periksa
jangan-jangan kita sedang memelihara dosa. Dosa adalah penyakit berbahaya
terhadap selera kita terhadap Firman Tuhan, dan akan menggiring kita kepada
kekerdilan rohani. Adanya rasa haus akan Firman Tuhan adalah indikator bahwa
kita sedang bertumbuh.
II.
ADA PENINGKATAN KEMAMPUAN
MENCERNA DAN MEMBEDAKAN
Ibrani
5:12-14
12 Sebab sekalipun kamu,
ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu
lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan
susu, bukan makanan keras.
13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
14 Tetapi makanan keras
adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada
yang jahat.
Penulis Ibrani dengan jelas mengemukakan bahwa
para pembacanya tidak berada dalam keadaan yang siap untuk menerima ajaran yang
ia yakin harus diajarkan kepada mereka. Dia menyebut mereka sebagai lamban
dalam hal mendengarkan. Akibat berada di dalam keadaan ini, tipologi
mengenai Melkisedek mungkin ada di luar jangkauan pemahaman mereka.
Jonathan Edwards pernah
berkhotbah berdasarkan Ibr 5:12 dan diberinya judul “Kepentingan dan Keuntungan dari
Pengetahuan yang Menyeluruh Tentang Kebenaran Ilahi.” Dia mencatat
bahwa teguran ini tampaknya mencakup semua pembaca yang disapa di dalam surat
ini, bahwa rupanya mereka tidak berkembang baik dalam hal doktrin maupun
pengalaman, bahwa mereka tidak mengerti tentang Melkisedek, dan terlebih lagi,
tidak memahami apa yang seharusnya sudah mereka pahami (The Works of
President Edwards, IV, 1-15).
Kesimpulan penulis
bahwa mereka belum memenuhi syarat untuk menjadi guru bagi orang lain sudah
jelas. Selanjutnya, mereka sesungguhnya hanya memenuhi syarat untuk menerima
kebenaran dasar atau susu saja. Sebagai anak kecil (nepios, bayi yang menyusu)
mereka tidak mampu mencerna makanan yang lebih keras.
Selanjutnya, mereka bukan
hanya tidak memiliki pemahaman akan kebenaran, namun mereka juga tidak
berpengalaman dengan kebenaran. Tetapi mereka yang dewasa (teloi) mempunyai panca
indera yang terlatih (gegymnasmena, olahragawan yang siap untuk
bertanding). Mereka yang sudah demikian terlatih secara rohani memiliki
kepekaan rohani sehingga mampu membedakan di antara yang benar dengan yang
salah ketika memperoleh pembinaan. Hal ini tentu berbeda dengan bayi-bayi
rohani yang mudah sekali diombang-ambingkan angin pengajaran, karena belum
cakap dalam membedakan.
Ef 4:14 sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran,
oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,
Kalau saudara dan saya masih
lemah dan tetap lemah dalam kemampuan mencerna
Firman Tuhan dan belum mampu membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang
menyesatkan, padahal dari segi umur kita sudah lama menjadi orang Kristen, ini
menandakan bahwa ada masalah dengan pertumbuhan rohani kita. Kemampuan mencerna
dan membedakan adalah indikator pertumbuhan rohani.
III.
ADA PENINGKATAN DARI SEGI KEKUATAN
Ada perbedaan kemampuan yang signifikan antara seorang bayi
dengan orang dewasa. Demikian pula pohon dewasa mempunyai akar yang dalam,
batang yang besar yang kesemuanya itu
membuat pohon tersebut menjadi kuat dan kokoh. Hal ini juga berlaku secara
rohani.
Ada bermacam-macam
peningatan kekuatan yang dimiliki oleh orang yang bertumbuh secara rohani:
1.
Kuat
dalam berpegang pada kebenaran
Ef
4:15 tetapi dengan
teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah
Dia, Kristus, yang adalah Kepala.
Kol 2:7 Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah
teguh dalam
iman yang telah diajarkan kepadamu, dan
hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Orang
yang bertumbuh tidak gampang berpaling dari kebenaran pada ajaran sesat. Jemaat
Korintus sering diingatkan oleh Paulus agar bertumbuh supaya mereka kuat
berpegang pada ajaran yang benar.
1 Kor 14:20 Saudara-saudara, janganlah sama seperti
anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam
pemikiranmu!
Praktik penggunaan bahasa
roh secara tidak tepat sebagai akibat ketidak dewasaan telah meresahkan, bahkan
mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi
sangat percaya diri dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat
lainnya. Mestinya mereka menggunakan bahasa roh untuk kepentingan pembangunan jemaat
secara keseluruhan (1Kor 14:12). Paulus yang mengamati perkembangan
jemaat menguatirkan satu hal yaitu bahasa roh yang mereka ucapkan di
tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (1Kor 14:10-17),
tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah
Kristen (1Kor 14:23). Penyebab jemaat korintus mudah diombang-ambingkan
pemahaman yang keliru adalah karena mereka tidak dewasa. Kalau mereka dewasa
tentu mereka akan kuat dalam berpegang pada ajaran yang benar.
2.
Kuat
dalam menghadapi masalah
Yer 17:8 Ia akan seperti
pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang
air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan
buah.
Orang
yang dewasa dalam Tuhan adalah orang yang bersandar dan mengandalkan Tuhan
dalam hidupnya. Hal itulah yang membuat mereka kuat sehingga digambarkan
seperti pohon yang tidak mudah layu saat musim panas.
3. Kuat
Dalam menghadapi Tipu muslihat Iblis
Setan menjanjikan yang terbaik, dan
membayarkan yang terjelek.
Dia adalah pembohong sejak semula.
Orang-orang bodoh ditipu olehnya …
Mahkota yang dijanjikannya menjadi
tali gantungan;
penghiburan yang dijanjikannya menjadi
siksaan;
kehormatan yang dijanjikannya menjadi
aib dan malu;
Sorga yang dijanjikannya menjadi
neraka
IV.
ADANYA PENINGKATAN DARI SEGI BUAH
Kol 1:10 sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta
berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah
dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang
Allah,
Jika
dianalogikan dengan sebuah pohon ada hubungan yang sangat erat antara pohon
yang bertumbuh dengan baik dengan buah. Pohonyang bertumbuh dengan baik
pastilahmenghasilkan buah. Jikalau tidak pasti ada masalah dengan pertumbuhannya.
AMIN
No comments:
Post a Comment