Thursday, May 7, 2015

INDIKATOR PERTUMBUHAN ROHANI ORANG KRISTEN



INDIKATOR PERTUMBUHAN ROHANI ORANG KRISTEN
Oleh:  I Ketut Sunalis Muadi, S.Th

B
ila ada seorang yang badannya bertumbuh besar sedangkan kelakuannya masih seperti anak balita, kita tahu pasti ada masalah yang cukup serius dalam dirinya. Demikian juga dengan oranng Kristen. Tujuan Kristen yang utama adalah kedewasaan dan teladan utamanya adalah Yesus Kristus (Ef 4:13) .
Oleh karenanya, bertumbuh menuju kedewasaan merupakan suatu keharusan bagi kita (Ef 4:12). Jika ada Kristen yang tidak mau bertumbuh, pasti ada masalah  yang sedang menjerat kita(bdk. 1Kor 14:20).

Firman Tuhan tidak diberikan untuk menjawab semua pertanyaan kita secara teoritis mengenai kemungkinan terjadi kemurtadan dalam berbagai situasi; tetapi memberi peringatan secara praktis dan pribadi kepada setiap orang yang cenderung berhenti dalam perjalanan imannya. Kecenderungan ini sangat membahayakan. Sebaliknya, secara positif firman-Nya menghimbau kita semua dengan kasih yang mesra, untuk maju terus menuju kedewasaan dalam Kristus

Paulus dalam suratnya kepada jemaat korintus menyebutkan ada 4 type  manusia dalam kaitannya dengan kedewasaan dalam Kristus.

1.      Manusia psuchikos (ψυχικος)
1Kor 2:14  Tetapi manusia duniawi (ψυχικος) tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani (TB)

1Co 2:14  But the natural man does not receive the things of the Spirit of God, for they are foolishness to him; nor can he know them, because they are spiritually discerned (NKJV)

TB menterjemahkan   kata “ psuchikos” (ψυχικος)   imenjadi “duniawi”. Sedangkan KJV menterjemahkan menjadi "natural man"  Kalau demikian siapakah manusia jenis ini?
-      Mereka adalah orang yang tanpa Koh Kudus /The man without the Spirit, jadi mereka orang yang belum lahir baru atau orang mati secara rohani.

2.      Manusia Sarkinos(σαρκινος)
1Kor 3:1  Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi (Sarkinos  σαρκινος) yang belum dewasa dalam Kristus.
Mereka adalah adalah orang-orang yang sudah berada dalam Kristus Cuma belum dewasa (Babes in Christ/  infants in Chirst) ( 1 Kor 3:1). Mereka adalah orang-orang yang sudah diampuni dosanya atau sudah lahir baru. Sarkinos adalah anak-anak yang dosanya telah diampuni.
1Yoh 2:12  Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
Para ahli umumnya mengangkap kata anak-anak dalam ayat ini bukan berbicara anak-anak secara jasmani tapi secara rohani.

3.      Manusia sarkikos (σαρκικος)
1Kor 3:3  Karena kamu masih manusia duniawi (sarkikos ,σαρκικος). Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?

Manusia sarkikos adalah orang yang bersifat daging, karena walaupun ditinjau dari sudut umur mereka seharusnya sudah dewasa dalam Tuhan, namun faktanya mereka masih anak-anak. Bisa dikatakan bahwa ini adalah orang yang kerdil secara rohani, karena tidak bertumbuh.

4.      Manusia Pneumatikos (πνευματικος)
1Kor 2:15  Tetapi manusia rohani (πνευματικος) menilai segala sesuatu, tetapi ia sendiri tidak dinilai oleh orang lain.
1Kor 3:1  Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani (πνευματικος),  tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.

Manusia Peneumatikos adalah manusia rohani yang sudah dewasa di dalam Yesus, yang memiliki indra yang terlatih.

Pada kesempatan kali ini kita akan belajar mengetahui apakah kita sedang bertumbuh atau berhenti bertumbuh. Dengan mengetahui hal tersebut kita akan mengetahui di mana posisi kita dari segi kedewasaan rohani.
 Alkitab memberi indikator pertumbuhan rohani orang percaya, yang bisa dijadikan ukuran apakah kita bertumbuh atau tidak.

I.                   ADA RASA HAUS AKAN FIRMAN TUHAN
1Ptr 2:2  Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,
1Ptr 2:2 Kalian harus rindu akan perkataan Allah, seperti bayi yang baru lahir haus akan susu yang murni. Dengan begitu, kalian akan menjadi semakin akrab dengan Allah, sehingga Ia akan memberikan hidup yang baru kepadamu. (BSD).
1Ptr 2:2 Hendaklah kamu menjadi seperti bayi yang baru lahir, yang sentiasa haus akan susu rohani yang murni. Dengan meminumnya kamu akan membesar dan diselamatkan (TMV).
Frase  Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin …….....
Sebenarnya yang merupakan kata perintah adalah kata   ingin, bukan kata  jadi; sedangkan kata  jadilah seharusnya dibuang. Hal ini akan terlihat dengan jelas dalam terjemahan NKJV.
1Pe 2:2  as newborn babes, desire the pure milk of the word, that you may grow thereby (NKJV)
As newborn babes, desire ... (= Seperti bayi yang baru lahir, inginkanlah ....).
Kata perintah Inginkanlah (επιποτεω epipotheo) berarti adanya rasa ingin yang sangat kuat. Kata-kata Yunani yang dipakai memberikan gambaran tentang seorang bayi yang tidak sabar dan lahap meminum susu ketika sudah tiba waktunya.
Petrus telah berbicara tentang bekerjanya Firman Allah di dalam pembaharuan mereka (1Ptr 1:23-25). Sekarang dia mendorong mereka yang baru dilahirkan kembali itu untuk mengembangkan suatu dahaga yang sehat terhadap Firman tersebut yang. sekalipun sangat berkuasa, juga murni seperti halnya susu. Dengan demikian para pembacanya akan bertumbuh hingga "beroleh keselamatan."
Pulpit Commentary: A true appetite is at once a sign of health and a means to health (= Nafsu makan yang benar sekaligus merupakan tanda dari kesehatan dan cara untuk menuju pada kesehatan) - hal 113.
Untuk itu, kita patut  waspada supaya kelaparan dan kehausan akan Firman Allah itu tidak lenyap. Adanya rasa haus dan lapar adalah indikator pertumbuhan rohani. Kalau rasa haus dan lapar itu hilang berarti ada masalah dengan pertumbuhan kerohanian kita.

              Namun perlu diingat dan diperhatikan bahwa Istilah  bayidan  susu di sini berbeda artinya dengan 1Kor 3:1-3 dan Ibr 5:11-14.
 1Kor 3:1-3
1  Dan aku, saudara-saudara, pada waktu itu tidak dapat berbicara dengan kamu seperti dengan manusia rohani, tetapi hanya dengan manusia duniawi, yang belum dewasa dalam Kristus.
2  Susulah yang kuberikan kepadamu, bukanlah makanan keras, sebab kamu belum dapat menerimanya. Dan sekarangpun kamu belum dapat menerimanya.
3  Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
  
 Ibr 5:11-14
11  Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
12  Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
13  Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
14  Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.
 Dalam 1Kor 3:1-3 Paulus memarahi orang Korintus karena mereka seperti bayi, dan belum bisa menerima makanan keras, dan hanya bisa menerima susu. Hal yang sama terjadi dalam Ibr 5:11-14. Jadi, dalam kedua text itu   bayimerupakan simbol dari orang kristen yang masih baru, yang hanya bisa menerima  susu, yang merupakan simbol dari ajaran dasar dan ajaran yang mudah.
Tetapi dalam 1Pet 2:2 ini penggambarannya berbeda.   Susudi sini harus diartikan sebagai Firman Tuhan, bukan Firman Tuhan yang mudah. Juga  bayi di sini tidak dikontraskan dengan orang yang dewasa secara rohani, tetapi dikontraskan dengan manusia dan kehidupan lama.
                  Kalau demikian apa tujuan kita memiliki rasa haus dan lapar akan firman Tuhan. jawabannya adalah pertumbuhan. Firman Tuhan adalah makanan rohani kita, yang olehnya kita akan bertumbuh dan menjadi dewasa dalam Kristus.
 Pulpit Commentary: The Christian will desire the Word, that he may grow thereby; not simply for present pleasure and excitement, not simply for knowledge, or for facility in preaching and theological controversy; but above all things, that he may grow thereby (= Orang Kristen akan menginginkan Firman, supaya ia bisa bertumbuh olehnya; bukan sekedar untuk kesenangan atau kegembiraan saat ini, bukan sekedar untuk pengetahuan, atau untuk fasilitas dalam berkhotbah atau perdebatan theologia; tetapi di atas segala-galanya, supaya ia bisa bertumbuh olehnya) - hal 78.
     Ada hal-hal yang bisa merusak rasa haus terhadap Firman Tuhan. Petrus menyadari betul hal ini. Ia menjelaskan bahwa penyebab utama hilangnya rasa haus akan firman adalah: Tidak  mau membuang dosa, atau gemar memelihara dosa. Mengapa demikian?. Perintah untuk “menginginkan” air susu (Firman Tuhan) didahului oleh perintah untuk membuang segala dosa.

1 Petrus 2:1  Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.
2  Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

Membuang kejahatan adalah syarat untuk tetap memiliki rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan. Dosa dan kejahatan seperti penyakit yang bisa merusak selera makan kita, karena itu harus dibuang.
Pulpit Commentary: They who cherish malice and envy in their hearts have no appetite for the heavenly food. They who have not holy love within themselves cannot desire the Word of him who is Love (= Mereka yang memelihara kebencian dan iri hati dalam hati mereka tidak mempunyai nafsu makan terhadap makanan surgawi. Mereka yang tidak mempunyai kasih yang kudus dalam diri mereka tidak bisa menginginkan Firman dari Dia yang adalah Kasih) - hal 77.
Hal ini terlihat dengan jelas ketika Jemaat Korintus  dinyatakan sebagai orang punya masalah dalam pertumbuhan rohani mereka. Merka dinyatakan sebagai orang-orang yang duniawi (sarkikos ,σαρκικος). Mengapa?, karena pertumbuhan mereka terganggu dan berhenti karena adanya dosa seperti iri hati dan perselisihan yang terus dipelihara sehingga rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan menjadi hilang.
1Kor 3:3  Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?
Masihkan ada rasa haus dan lapar akan Firman Tuhan, dalam hidup kita?. Kalau tidak ada itu berarti ada masalah dalam pertumbuhan kerohanian kita. Coba periksa jangan-jangan kita sedang memelihara dosa. Dosa adalah penyakit berbahaya terhadap selera kita terhadap Firman Tuhan, dan akan menggiring kita kepada kekerdilan rohani. Adanya rasa haus akan Firman Tuhan adalah indikator bahwa kita sedang bertumbuh.

II.                ADA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENCERNA DAN MEMBEDAKAN

Ibrani 5:12-14
12  Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
13  Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
14  Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

 Penulis Ibrani dengan jelas mengemukakan bahwa para pembacanya tidak berada dalam keadaan yang siap untuk menerima ajaran yang ia yakin harus diajarkan kepada mereka. Dia menyebut mereka sebagai lamban dalam hal mendengarkan. Akibat berada di dalam keadaan ini, tipologi mengenai Melkisedek mungkin ada di luar jangkauan pemahaman mereka.
Jonathan Edwards pernah berkhotbah berdasarkan Ibr 5:12 dan diberinya judul “Kepentingan dan Keuntungan dari Pengetahuan yang Menyeluruh Tentang Kebenaran Ilahi.” Dia mencatat bahwa teguran ini tampaknya mencakup semua pembaca yang disapa di dalam surat ini, bahwa rupanya mereka tidak berkembang baik dalam hal doktrin maupun pengalaman, bahwa mereka tidak mengerti tentang Melkisedek, dan terlebih lagi, tidak memahami apa yang seharusnya sudah mereka pahami (The Works of President Edwards, IV, 1-15).
Kesimpulan penulis bahwa mereka belum memenuhi syarat untuk menjadi guru bagi orang lain sudah jelas. Selanjutnya, mereka sesungguhnya hanya memenuhi syarat untuk menerima kebenaran dasar atau susu saja. Sebagai anak kecil (nepios, bayi yang menyusu) mereka tidak mampu mencerna makanan yang lebih keras.
Selanjutnya, mereka bukan hanya tidak memiliki pemahaman akan kebenaran, namun mereka juga tidak berpengalaman dengan kebenaran. Tetapi mereka yang dewasa (teloi) mempunyai panca indera yang terlatih (gegymnasmena, olahragawan yang siap untuk bertanding). Mereka yang sudah demikian terlatih secara rohani memiliki kepekaan rohani sehingga mampu membedakan di antara yang benar dengan yang salah ketika memperoleh pembinaan. Hal ini tentu berbeda dengan bayi-bayi rohani yang mudah sekali diombang-ambingkan angin pengajaran, karena belum cakap dalam membedakan.

Ef 4:14  sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan,

Kalau saudara dan saya masih lemah dan tetap lemah dalam  kemampuan mencerna Firman Tuhan dan belum mampu membedakan ajaran yang benar dan ajaran yang menyesatkan, padahal dari segi umur kita sudah lama menjadi orang Kristen, ini menandakan bahwa ada masalah dengan pertumbuhan rohani kita. Kemampuan mencerna dan membedakan adalah indikator pertumbuhan rohani.

III.             ADA PENINGKATAN DARI SEGI KEKUATAN

Ada perbedaan  kemampuan yang signifikan antara seorang bayi dengan orang dewasa. Demikian pula pohon dewasa mempunyai akar yang dalam, batang yang besar yang  kesemuanya itu membuat pohon tersebut menjadi kuat dan kokoh. Hal ini juga berlaku secara rohani.

Ada bermacam-macam peningatan kekuatan yang dimiliki oleh orang yang bertumbuh secara rohani:

1.      Kuat dalam berpegang pada kebenaran

Ef 4:15  tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala.

Kol 2:7  Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.
Orang yang bertumbuh tidak gampang berpaling dari kebenaran pada ajaran sesat. Jemaat Korintus sering diingatkan oleh Paulus agar bertumbuh supaya mereka kuat berpegang pada ajaran yang benar.
1 Kor 14:20  Saudara-saudara, janganlah sama seperti anak-anak dalam pemikiranmu. Jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu!
Praktik penggunaan bahasa roh secara tidak tepat sebagai akibat ketidak dewasaan telah meresahkan, bahkan mengancam kehidupan jemaat Korintus. Mereka yang dapat berbahasa roh menjadi sangat percaya diri dan menempatkan diri mereka lebih tinggi dari jemaat lainnya. Mestinya mereka menggunakan bahasa roh untuk kepentingan pembangunan jemaat secara keseluruhan (1Kor 14:12). Paulus yang mengamati perkembangan jemaat menguatirkan satu hal yaitu bahasa roh yang mereka ucapkan di tengah-tengah ibadah tidak bermakna bagi orang lain (1Kor 14:10-17), tidak membangun dan bahkan menyebabkan orang luar salah menafsirkan ibadah Kristen (1Kor 14:23). Penyebab jemaat korintus mudah diombang-ambingkan pemahaman yang keliru adalah karena mereka tidak dewasa. Kalau mereka dewasa tentu mereka akan kuat dalam berpegang pada ajaran yang benar.
2.      Kuat dalam menghadapi masalah
Yer 17:8  Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
Orang yang dewasa dalam Tuhan adalah orang yang bersandar dan mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Hal itulah yang membuat mereka kuat sehingga digambarkan seperti pohon yang tidak mudah layu saat musim panas.
3.      Kuat Dalam menghadapi Tipu muslihat Iblis

Setan menjanjikan yang terbaik, dan membayarkan yang terjelek.
         Dia adalah pembohong sejak semula. Orang-orang bodoh ditipu olehnya … 
         Mahkota yang dijanjikannya menjadi tali gantungan;
         penghiburan yang dijanjikannya menjadi siksaan;
         kehormatan yang dijanjikannya menjadi aib dan malu;
         Sorga yang dijanjikannya menjadi neraka
IV.             ADANYA PENINGKATAN DARI SEGI BUAH
Kol 1:10  sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah,

Jika dianalogikan dengan sebuah pohon ada hubungan yang sangat erat antara pohon yang bertumbuh dengan baik dengan buah. Pohonyang bertumbuh dengan baik pastilahmenghasilkan buah. Jikalau tidak pasti ada masalah dengan  pertumbuhannya.
AMIN

No comments:

Post a Comment