Friday, May 1, 2015

3 DOSA TERHADAP ROH KUDUS



3 DOSA TERHADAP ROH KUDUS
OLEH: I KETUT SUNALIS MUADI, S.TH

            Dalam pemahaman Kristen, Roh Kudus bukanlah sekedar kekuatan atau kuasa yang tidak berpribadi, namun Roh Kudus adalah pribadi ketiga dari Allah Tritunggal. Roh Kudus adalah suatu pribadi, dan Roh Kudus adalah Allah. Walaupun dalam bahasa Yunani kata ”roh” bersifat netral, tetapi Perjanjian Baru menyebut Roh Kudus dengan kata ”Ia/Dia” (he) dan tidak pernah ”ini/itu” (it). Sebutan ”ia/dia” biasanya diaplikasikan hanya kepada suatu pribadi (yang menggunakan kata ganti orang ketiga tunggal) dan bukan kepada sekedar suatu kekuatan atau kuasa. (Bandingkan dengan Yoh 14:16, 17, 15:26, 16:7-14.) Ini menunjukkan Roh Kudus adalah pribadi yang sejati.
            Pemahaman yang benar mengenai Roh Kudus seharusnya mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan orang percaya. Hal tersebut dapat kita saksikan melalui kehidupan orang-orang percaya pada gereja mula-mula. Berikut ini akan dibahas mengenai 3 dosa yang sering manusia lakukan terhadap pribadi Roh Kudus.
I.                   MENGHUJAT ROH KUDUS

Matius 12:31-32
31  Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
32  Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.

Mrk 3:29  Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

Luk 12:10  Setiap orang yang mengatakan sesuatu melawan Anak Manusia, ia akan diampuni; tetapi barangsiapa menghujat Roh Kudus, ia tidak akan diampuni.


            a.   Latar belakang pernyataan Tuhan Yesus tentang menghujat Roh Kudus.

Sebelum kita membahas tentang apa itu menghujat Roh Kudus, sebaiknya kita terlebih dahulu membahas tentang latar belakang perkataan Tuhan Yesus tentang hujat kepada Roh Kudus.

Perkataan Tuhan Yesus tentang menghujat Roh Kudus ini diawali saat Orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menuduh Kristus kerasukan beelzebul, Kristus menyembuhkan  orang  yang  kerasukan setan  yang membuat orang itu menjadi buta dan bisu adalah dengan kuasa penghulu setan, si beelzebul tersebut.  
Untuk itu, Ia memberikan tiga argumentasi guna melumpuhkan tuduhan orang Farisi tersebut.
1.         Tuduhan orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bahwa Tuhan Yesus mengusir setan dengan pertolongan Iblis sama sekali tidak masuk akal. Karena jikalau demikian halnya, maka dalam kerajaan Iblis terdapat "perang saudara" dan kalau begitu maka Kerajaan Iblis tidak dapat bertahan (ayat 25,26).
2.         Tuhan Yesus menunjuk pada kebiasaan yang telah ada di kalangan orang Israel. Di kalangan orang Israel, terdapat orang-orang tertentu yang dapat melakukan pengusiran setan (eksorsisme). Eksorsisme dipahami oleh rakyat dan orang Farisi sebagai pernyataan kasih karunia Allah. Nah, bila dikatakan bahwa Tuhan Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, lalu dengan kuasa apakah para pengikut orang Farisi mengusir setan? Jadi jika Yesus mengusir setan dan pengikut orang Farisi juga mengusir setan, maka kemungkinan kedua belah pihak sama-sama mengusir setan dengan kuasa setan. Tentu saja Orang Farisi akan mengatakan bahwa pengikutnya mengusir setan dengan Kuasa Allah, akan tetapi itu berarti bahwa mereka harus mengakui bahwa Yesus juga mengusir setan dengan kuasa Allah adalah benar.
3.         Tuhan Yesus menunjukkan, bahwa jikalau seorang perampok hendak merampas harta benda seseorang, perampok itu harus lebih kuat dari pada orang yang dirampok. Yesus mengatakan bahwa Iblis memang kuat tapi Allah lebih kuat, kerajaan Allah lebih kuat dan menang atas kerajaan iblis, Aku mengusir setan dengan kuasa Allah dan itu menghadirkan kerajaan Allah secara nyata di bumi ini.

Kesimpulan dari ketiga argumen di atas, yaitu Tuhan Yesus dapat mengusir setan karena Ia memang lebih berkuasa dari pada setan. Itulah sebabnya hanya ada satu keterangan yang tepat bagi mujizat penyembuhan ini, yaitu Tuhan Yesus mengusir setan dengan kuasa Allah. Tuhan Yesus mempertahankan bahwa Ia mengusir setan dengan kuasa Allah, karena ini adalah merupakan tanda bahwa Kerajaan Allah sudah datang (ayat 28).
Berdasarkan latar belakang di atas Tuhan Yesus kemudian memberikan peringatan kepada orang Farisi supaya mereka jangan menghujat Roh Kudus, sebagaimana tertuang dalam Mat 12:31-32:
b.  Apa yang dimaksud dengan dosa menghujat Roh Kudus ?
Kata “hujat” dalam Matius 12:31 menggunakan kata βλασφημια” (blasphemia). Kata ini berasal dari kata “βλασφημεω” (blasphemeo) yang berarti: berkata jahat,fitnah, hujat, mengucapkan perkataan yang menghina, merendahkan, melecehkan dan mengatai hal yang buruk demi menentang seseorang.

Setelah kita mengetahui arti kata “menghujat” berdasarkan bahasa aslinya, dan berdasarkan konteks ayat-ayat di atas, maka dosa menghujat Roh Kudus adalah:

1.          Menghina pekerjaan Allah lewat Roh-Nya yang Kudus.

Markus 3:22  Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan."

Ahli Taurat yang datang dari Yerusalem ini dikatakan menghujat Roh Kudus karena mereka menilai pekerjaan yang dilakukan Tuhan Yesus ketika mengusir setan berasal dari kuasa penghulu setan yang bernama Beelzebul. Mereka bukan saja tidak mempercayai kapasitas Yesus sebagai Anak Allah melainkan juga menyangkal kuasa Allah dan menghina, melecehkan dan menfitnah pekerjaan Roh Kudus. Apalagi penghujatan dan penghinaan terhadap Roh Kudus tersebut dilakukan mereka dalam kesadaran.

J. Verkuyl  mengatakan dalam bukunya bahwa menghujat Roh Kudus di lakukan dengan “Kesadaran”yang luar biasa.  Dosa ini hanya timbul, jika manusia di dalam batinnya yakin sepenuhnya akan kebenaran Injil, dan akan arti pribadi dan pekerjaan Tuhan Yesus. Akan tetapi walau pun demikian  hatinya tetap menantang Tuhan Yesus, dan akhirnya kebenciannya memuncak sedemikian rupa, sehingga mereka bertentangan dengan pengetahuan dan keyakinan sendiri.  Menyebut Yesus Kristus iblis, menamakan Injil itu dusta sementara hal itu dilakukan dalam kesadaran penuh adalah sebuah penghinaan terhadap Roh Kudus. (J. Verkuyl,  2010. Hal 46)
Dengan kata lain begini, orang yang tahu dan sadar bahwa apa yang Yesus lakukan itu benar, namun tidak mau percaya tapi sebaliknya mengeluarkan kata-kata yang sifatnya menghina, maka itu adalah penghujatan terhadap Roh Kudus.
Kalau demikian, apakah mungkin dosa menghujat Roh Kudus ini dilakukan oleh orang yang telah lahir baru? Tidak , sebab hal itu tidak mungkin bisa dilakukan oleh orang yang dalam hatinya ada Roh Kudus.
1Kor 12:3  Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan," selain oleh Roh Kudus.

2.  Menghujat Roh Kudus= menentang Roh Kudus

Matius 12:31-32
31  Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
32  Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.

Coba perhatikan ayat di atas, “hujat terhadap Roh Kudus” disejajarkan dengan “menentang Roh Kudus”. Ini berarti bahwa menghujat Roh Kudus= menentang Roh Kudus. Saya meyakini bahwa dosa inilah yang dibicarakan Stefanus dalam khotbahnya tak lama sebelum ia mati sahid. Dalam khotbahnya Stefanus berkata:

Kis 7:51  Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.

Menurut konteksnya jelas bahwa Stefanus mengatakan, pertama-tama, seperti nenek moyang mereka, mereka telah menolak pemberitaan nabi-nabi dan utusan Allah dan tidak mempercayai mereka. Maka pendengarnya juga bersalah dalam dosa yang sama.

Dalam PL kita dapat membaca bahwa ada orang yang melawan, memfitnah, menganiaya, dan mengejek nabi-nabi. Sedangkan para nabi itu diilhamkan oleh Roh Kudus, maka dalam kenyataannya orang-orang itu melawan Roh. Maka kata Stefanus kepada orang-orang yang sedang mendengarkan dia, jika mereka menolak mendengarkan rasul-rasul Kristus dan orang yang telah dipilih, yang berbicara lewat Roh Kudus, maka mereka juga menolak Roh Kudus.

Donald C. Stamps mengatakan di dalam bukunya bahwa hujat terhadap Roh kudus merupakan penolakkan terus-menerus dan dengan sengaja terhadap kesaksian Roh Kudus mengenai Kristus firman-Nya dan karya-Nya yang mengisafkan orang akan dosa.  Yohanes 16:7-11, orang yang menolak dan melawan suara Roh Kudus ini menjauhkan diri, satu-satunya kekuatan yang dapat membawanya kepada pengampunan dosa. (Donald C. Stamps, 2006. Hal 1528)
Contoh dalam Alkitab tentang menghujat Roh Kudus bisa kita lihat  pada peristiwa penyaliban. Dua orang penjahat yang disalib bersama dengan Tuhan, seorang menyerahkan diri kepada Kristus, yang seorang menentang/menghujat Roh Kudus.
Alexander White mengatakan pada pagi saat penyaliban dia disalibkan bersama dengan Kristus, pada waktu siang dia ada di dalam Kristus, pada saat petang dia ada bersama Kristus.
Berbeda dengan Paulus yang dulu dalam ketidak mengertiannya menentang Yesus Kristus sebagai Anak Manusia, karena dia belum mengerti tentang Yesus. Paulus saat itu melakukan sesuatu yang dia anggap benar sesuai pemahamannya saat itu, yang masih dalam kebodohannya.Tetapi setelah mengerti kebenaran Tuhan Yesus Kristus, ia mengakui kebenaran Tuhan dan mengakui kekudusan Roh Kristus.
Maka bisa dimengerti, betapa Paulus begitu berterimakasih kepada Tuhan Yesus karena beroleh pengampunan dan kasih karunia yang demikian besar, setelah dulunya dia sempat melawan pengikut-pengikut Yesus. Maka Paulus bisa menyaksikan kebesaran kemurahan Yesus Kristus dan mengajarkan tentang Tuhan Yesus kepada orang-orang yang bodoh seperti dirinya dulu.
Sebagai kesimpulan dari uraian di atas, saya mengutip Dr. Harun Hadiwijono: "...yang disebut "dosa menghujat Roh Kudus" ialah ini: jikalau Roh Kudus karena karya peneranganNya telah memberikan kemungkinan kepada seseorang, bahwa Yesus Kristus adalah Juru Selamat yang datang dari pada Allah, padahal kesaksian itu dengan sengaja ditolak, bahkan justru dipandangnya sebagai datang dari setan; orang itu melakukan dosa "menghujat Roh Kudus"". (Harun Hadiwijono, Iman Kristen, 1984, hal 250-251).
c. Mengapa menghujat atau menentang Roh Kudus tidak akan diampuni? Bukankah Tuhan Maha pengampun?
Yesus mengatakan bahwa “menghujat Roh kudus” adalah dosa kekal yang tidak akan diampuni.
Mrk 3:29  Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."

Akan tetapi dibagian lain Alkitab mengatakan bahwa tidak ada dosa yang tidak bisa di ampuni.
Yes 1:18  Marilah, baiklah kita berperkara!  —  firman TUHAN  —  Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba.
19  Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu.
Yesaya dalam hal ini melihat bahwa bagaimanapun serius/pekatnya dosa seseorang, masih bisa diampuni oleh Tuhan. Kain kermizi (ינשׁ shaniy) adalah kain yang warnanya merah tua/merah padam (scarlet). Demikian pula dengan merah seperti kain kesumba (עלות towla) adalah merujuk kepada warna merah padam. Pada zaman dulu warna kain yang tidak bisa luntur adalah kain kermizi dan kain kesumba. Dengan demikian sebenarnya yang Yesaya mau sampaikan adalah bahwa tidak peduli sekeji apa pun dosa-dosa mereka, dan walaupun mereka menanggung kesalahan karena menumpahkan darah (kirmizi dan warna kain kesumba yang disebut disini adalah warna yang tidak luntur dan tak terhapus), namun anugerah Allah mampu menyucikan mereka sama sekali dan mengembalikan mereka menjadi putih tak bernoda seperti salju.

Di dalam I Yohanes 1:9 dikatakan  bahwa jika manusia mengaku dosanya, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa manusia dan menyucikan manusia dari segala kejahatan.  
1Yoh 1:9  Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.
Ayat di atas mengatakan bahwa “semua dosa” dan “semua kejahatan” bisa diampuni asal kita mau mengakui dan minta ampun kepadanya. Dengan demikian ada paradoks antara fakta Alkitab bahwa ada dosa yang tidak bisa diampuni dengan fakta Alkitab bahwa Tuhan akan mengampuni semua dosa manusia asal mau mengakuinya.
Untuk menghubungkan paradoks ini agar tidak menjadi kontradiksi adalah kita harus ingat akan peranan Roh Kudus terhadap pertobatan seseorang.
Yoh 16:8  Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;
Peranan Roh Kudus adalah menginsafkan dunia akan dosa atau membuat seseorang menyadari akan dosanya dan membantu seseorang untuk mengakui dosanya. Jika manusia menolak untuk diinsafkan, inilah menentang Roh Kudus itu. Dengan kata lain menolak untuk mengakui dosa dan menolak untuk percaya pada Yesus adalah sama dengan melakukan dosa yang tidak akan diampuni.

Kis 10:43  Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."

Dengan demikian, menghujat Roh Kudus dikatakan adalah dosa yang tidak diampuni adalah karena menghujat Roh Kudus adalah dosa yang menolak pengampunan. Roh Kudus menyadarkan manusia bahwa dirinya berdosa sehingga dia layak dihukum. Tetapi kemudian Dia juga menyatakan bahwa ada jalan keluar agar manusia tidak dihukum. Jalan keluar tersebut adalah Yesus Kristus.Dengan demikian menolak pekerjaan Roh Kudus berarti menolak pengampunan yang ditawarkan oleh Allah melalui Tuhan Yesus. Dengan kata lain, ia tidak bisa diampuni. Itu sebabnya menghujat Roh Kudus merupakan dosa yang tidak dapat diampuni karena dia menolak keselamatan dan pengampunan yang diberikan Allah melalui Tuhan Yesus.

Satu-satunya dosa yang tidak bisa atau tidak akan diampuni adalah dosa karena menolak pengampunan.

II.                MENDUKAKAN ROH KUDUS

Ef 4:30  Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.

Sekarang kita sampai kepada  dosa terhadap Roh Kudus yang dapat dilakukan oleh orang Kristen, yaitu “mendukakan Roh Kudus”. Mengapa saya katakan dapat dilakukan oleh orang Kristen? karena dalam ayat di atas orang-orang yang telah dimeteraikan oleh Roh Kudus (orang Kristen yang telah lahir baru) diperingatkan oleh Paulus untuk tidak mendukakan Roh Kudus. Dengan demikian ini berarti bahwa orang Kristen punya potensi melakukan dosa ini.


a.      Apa arti mendukakan Roh Kudus?
Kata kerja “mendukakan” dalam Efesus 4:30 dalam  bahasa Yunaninya adalah λυπεω” (lupeo). Kata tersebut berasal dari kata benda “λυπη”(lupe), yang artinya menyebabkan rasa sakit, duka, menimpakan kesedihan. Perintahnya adalah dalam kalimat present tense, ini berarti “berhentilah untuk mendukakan Roh Kudus”. Secara harfiah, tidak mendukakan Roh Kudus berarti tidak membuat Allah sedih atau berduka.
b.      Apa yang membuat Roh Kudus sedih atau berduka?
Paulus menjelaskan bagaimana kita dapat mendukakan hati Roh Kudus! Perhatikan konteks nats ini, Efesus 4 ini berbicara tentang manusia baru di dalam Tuhan Yesus. Sebagai ciptaan baru dalam Tuhan Yesus, yaitu orang yang percaya dan menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat pribadinya, orang yang dimetarikan dengan Roh kudus, sudah seharusnya hidup sebagai manusia baru bukan manusia lama! Paulus mendesak jemaat supaya meninggalkan perbuatan-perbuatan manusia lama, yaitu perbuatan dosa! Jadi, kita dapat mendukakan Roh Kudus apabila kita masih hidup sebagai manusia lama dengan perbuatan-perbuatan dosa yang kita lakukan.
Apa saja perbuatan manusia lama itu?
-          Dusta (ayat 25)  contohnya adalah Ananias dan Safira yang mendustai Roh Kudus.
-          Amarah (ayat 26-27),
-          Mencuri (ayat 28),
-          Berkata-kata kotor (ayat 29),
-          Kepahitan, kebencian, pertengkaran, fitnah dan segala kejahatan! (ayat 31)

Semua perbuatan ini mendukakan hati Roh kudus. Apabila kita melakukan perbuatan-perbuatan manusia lama ini, maka kita sedang mendukakan Roh Kudus!


c.       Akibat mendukakan Roh Kudus

Yes 63:10  Tetapi mereka memberontak dan mendukakan Roh Kudus-Nya; maka Ia berubah menjadi musuh mereka, dan Ia sendiri berperang melawan mereka.

Yesaya mengatakan bahwa menghujat Roh Kudus akan membuat diri kita menjadi musuh Allah. Dalam Alkitab ada 2 hal yang menyebabkan kita menjadi musuh Allah, yaitu mendukakan Roh Kudus dan bersahabat dengan dunia.

Yak 4:4  Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.


III.             MEMADAMKAN ROH

1Tes 5:16-21
16  Bersukacitalah senantiasa.
17  Tetaplah berdoa.
18  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
19  Janganlah padamkan Roh,
20  dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
21  Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.


Kata kerja “memadamkan” adalah “σβεννυμι” (sbennumi) dalam bahasa aslinya. Kata ini berarti “mematikan” atau “memadamkan”.

Kata “memadamkan/mematikan” ini erat kaitannya dengan Roh Kudus yang sering digambarkan sebagai api yang menerangi hati.

Mat 3:11  Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Kis 2:3  dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing.
Ibr 6:4-6
4  Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5)  dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6)  namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum.
Wah 4:5 - “Dan dari takhta itu keluar kilat dan bunyi guruh yang menderu, dan tujuh obor menyala-nyala di hadapan takhta itu: itulah ketujuh Roh Allah
KJV: ‘seven lamps of fire burning before the throne’ (= 7 lampu api menyala di hadapan takhta)
NIV: Before the throne, seven lamps were blazing (= Di hadapan takhta, 7 lampu sedang menyala / berkobar-kobar).
Calvin: “This metaphor is derived from the power and nature of the Spirit; for as it is the proper office of the Spirit to illuminate the understandings of men, and as he is on this acount called our light, it is with propriety that we are said to quench him, when we make void his grace” (= Kiasan ini didapatkan dari kuasa dan sifat alamiah dari Roh; karena sebagaimana merupakan tugas yang benar dari Roh untuk menerangi pengertian manusia, dan sebagaimana Ia karena ini disebut terang kita, maka adalah tepat kalau dikatakan bahwa kita memadamkanNya, pada waktu kita menyia-nyiakan kasih karuniaNya) - hal 298.

Nah, kalau demikian, apakah ini berarti bahwa “memadamkan Roh” adalah sama dengan mengeluarkan Roh Kudus dari dalam hati kita?

Ada dua pandangan yang berkembang dalam kaitan menjawab pertanyaan di atas.

1.      Pandangan yang menyatakan bahwa “memadamkan Roh” tidak berarti membuat Roh Kudus keluar dari diri kita.

Alasannya adalah bahwa Roh Kudus diberikan secara kekal dan tidak akan meninggalkan orang percaya untuk selama-lamanya.
Yoh 14:16 - “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya.
Mat 12:20  Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.
Pandangan ini sebenarnya didasarkan keyakinan bahwa adanya jaminan keselamatan kekal, yang sering disebut dengan OSAS (Once Saved Always Saved), yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan istilah   Sekali Selamat tetap Selamat.
Tidak ada jalan lain bagi orang yang yang percaya pada pemahaman sekali selamat tetap selamat ini, kecuali memberikan defenisi atau arti terhadap kata “σβεννυμι” (sbennumi)/ memadamkan dengan arti yang lebih lunak. Artinya “memadamkan Roh” disini harus dipahami sebagai sesuatu yang tidak bersifat mutlak.
Herbert Lockyer: “We can quench the fire of the Spirit in our own heart. ... it must be clearly understood that the quenching of the Spirit has nothing to do with casting Him out of our life. Such an action is impossible, since upon His entrance he becomes our eternal Inhabitant. The quenching is simply related to the manifestation of the Spirit’s presence and power” (= Kita dapat memadamkan api dari Roh dalam hati kita sendiri. ... harus dimengerti dengan jelas bahwa pemadaman Roh tidak ada hubungannya dengan mengeluarkan Dia dari kehidupan kita. Tindakan seperti itu mustahil, karena dengan masuknya Ia ke dalam diri kita, Ia menjadi Penghuni kita yang kekal. Pemadaman itu hanya berhubungan dengan manifestasi dari kehadiran dan kuasa Roh) - ‘The Holy Spirit of God’, hal 221.
2.      Pandangan yang menyatakan bahwa “memadamkan Roh” adalah berarti  Roh Kudus keluar dari diri kita.
Selanjutnya ada pandangan yang mengatakan bahwa “memadamkan Roh” di sini berarti Roh Kudus keluar dari diri Orang Percaya. Pada umumnya pandangan semacam ini dipegang oleh orang-orang yang percaya bahwa keselamatan itu bisa hilang. Dengan kata lain “memadamkan Roh”sama dengan ”murtad”.
Bdk. Ibr 6:4-6 - “(4) Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, (5) dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, (6) namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghinaNya di muka umum”.
Mengapa dalam hal ini kita harus memahami bahwa “memadamkan Roh” itu bersifat mutlak? karena ketika Alkitab menggunakan kata “σβεννυμι” (sbennumi) Alkitab berbicara mengenai memadamkan api dan api tersebut benar-benar padam bukan seolah-olah padam.
Ketika orang-orang percaya mengenakan perisai iman sebagai bagian dari persenjataan Allah (Efesus 6:16), mereka memadamkan kuasa panah api dari Iblis, dan bukan hampir padam atau seolah-olah padam.
Ef 6:16  dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan (sbennumi) semua panah api dari si jahat,
Kata yang sama yaitu “sbennumi” digunakan dalam ayat ini, sehingga tidak mungkin dalam Ef 6:16 kata ini kita beri arti Mutlak, sementara dalam 1 Tes 5:19 kita beri arti tidak mutlak.
Selanjutnya Kristus menggambarkan bahwa neraka sebagai tempat di mana apinya tidak akan pernah “padam” (Markus 9:48).
Mark 9:48  di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam  (sbennumi).
Demikian pula, Roh Kudus adalah api yang berdiam dalam diri setiap orang percaya. Dia bisa padam dalam arti keluar dari diri kita. Memang Dia adalah meterai yang tidak bisa dicabut siapapun, tapi bisa dicabut oleh yang memasangnya, kalau kita sebagai manusia melanggar perjanjian yang telah ditetapkannya.
Dengan demikian saya lebih setuju bahwa arti “memadamkan Roh” adalah sama dengan “keluarnya Roh Kudus” dari dalam diri orang Kristen.
Dosa-dosa apa sajakah yang bisa memadamkan Roh?
1.      Karena tidak melakukan kehendak Tuhan. (1 Tes 5:12-21)
1 Tes 5:12-22
12  Kami minta kepadamu, saudara-saudara, supaya kamu menghormati mereka yang bekerja keras di antara kamu, yang memimpin kamu dalam Tuhan dan yang menegor kamu;
13  dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain.
14  Kami juga menasihati kamu, saudara-saudara, tegorlah mereka yang hidup dengan tidak tertib, hiburlah mereka yang tawar hati, belalah mereka yang lemah, sabarlah terhadap semua orang.
15  Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang.
16   Bersukacitalah senantiasa.
17  Tetaplah berdoa.
18  Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.
19  Janganlah padamkan Roh,
20  dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
21  Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
22  Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.

Dosa dalam Alkitab/menurut kristen bukan hanya karena kita melakukan apa yang jahat tapi saat kita tidak melakukan apa yang baik. Jadi kita tidak hanya menghindari apa yang dilarang tapi juga harus melakukan apa yang Tuhan suruh /kehendaki.

Kalau kita perhatikan 1 perikop ini, maka ayat 19 tentang jangan memadamkan roh erat kaitannya dengan ayat12-18. Dengan kata lain seolah-olah Paulus mau katakan bahwa Jika kamu tidak melakukan hal-hal dalam ayat 12-18 maka itu bisa memadamkan Roh.

Dengan kata lain Paulus mau mengatakan bahwa jika kamu tidak  hormat terhadap para pemimpin dan menjunjung tinggi mereka (hormati hamba-hamba Tuhan) Ayat 12-13, jika kamu tidak hidup damai dengan semua orang, jika kamu tidak menegor mereka yang hidup tidak disiplin/tertib,jika kamu tidak menghibur yang tawar hati, tidak membela yang lemah dan tidak sabar terhadap semua orang, jika kamu tidak membalas kejahatan dengan kebaikan (mengampuni), jika kamu tidak bersukacita senantiasa, jika kamu tidak berdoa selalu dan jika kamu tidak mengucap syukur dalam segala hal, maka semua hal tersebut bisa memadamkan Roh.

2.      Menganggap rendah nubuat (bdk. ay 20).
1Tes 5:20  dan janganlah anggap rendah nubuat-nubuat.
Calvin mengatakan (hal 298) bahwa ada orang-orang yang menyamakan ‘memadamkan Roh’ dengan ‘menganggap rendah nubuat’. Tetapi Calvin sendiri menganggap bahwa ‘memadamkan Roh’ bisa dilakukan dengan bermacam-macam cara, dan ‘menganggap rendah nubuat’ hanya merupakan salah satu dari banyak cara itu.
Kata-kata ‘janganlah anggap rendah nubuat’ (ay 20) tidak boleh diextrimkan, seakan-akan kita harus menerima seadanya nubuat. Karena itu, Paulus langsung menyambung kata-kata ini dengan mengatakan ‘Ujilah segala sesuatu, dan peganglah yang baik’ (ay 21).
Aneh memang kalau dalam hal-hal duniawi, kita melakukan pengujian, karena takut mendapatkan yang palsu. Misalnya dalam persoalan uang palsu, atau emas palsu, atau berlian palsu. Tetapi dalam hal-hal rohani, Firman Tuhan, yang jauh lebih penting, kita bersikap acuh tak acuh, dan tidak mau melakukan pengujian apapun.
Nubuatan Dalam PB mengacu pada Khotbah.
Dalam perjanjian Lama istilah nubuat erat kaitannya dengan ramalan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada masa mendatang.Tapi dalam perjanjian Baru “nubuat” menunjuk pada Khotbah pada umumnya.
1 Kor 14: 3  Tetapi siapa yang bernubuat, ia berkata-kata kepada manusia, ia membangun, menasihati dan menghibur. (4)  Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, ia membangun dirinya sendiri, tetapi siapa yang bernubuat, ia membangun Jemaat.
Jadi jangan pandang enteng Khotbah! karena hal itu bisa memadamkan roh.
3.      Tidak Mengobarkan Karnia Roh

2Tim 1:6  Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.
Tidak mengobarkan=memadamkan, jadi saat kita tidak mengobarkan/ mengembangkan karunia /talenta kita adalah salah satu penyebab  padamnya Roh.
Pilihanya Cuma “mengobarkan” atau “memadamkan”.
~Amin~

1 comment:

  1. Shalom untuk bapak, ibu, saudara/i semua. Mari kita bersama-sama belajar membaca Shema Yisrael yang pernah dikutip oleh Yesus ( nama IbraniNya Yeshua/ ישוע ) di dalam Injil, yang dapat kita lihat di Markus 12 : 28 yang berasal dari Ulangan 6 : 4. Kalimat Shema Yisrael ini biasa diucapkan oleh orang Yahudi dalam setiap ibadah untuk mengungkapkan iman kepada satu Tuhan yang berdaulat dalam kehidupan mereka dan pada awalnya pun orang-orang yang percaya kepada Yesus dari bangsa-bangsa bukan Yahudi juga ikut serta dalam ibadah orang Yahudi di sinagoga.

    Tanpa bermaksud untuk menyangkali keberadaan Bapa, Anak dan Roh Kudus yang juga telah berulangkali diungkapkan dalam Perjanjian Baru, berikut ini Shema Yisrael dengan huruf Ibrani dan cara membacanya dengan mengikuti aturan tata bahasa yang ada

    Huruf Ibrani, " שמע ישראל יהוה אלהינו יהוה אחד "

    Cara membacanya, " Shema Yisrael YHWH ( Adonai ) Eloheinu YHWH ( Adonai ) ekhad "

    Dilanjutkan dengan mengucap berkat

    Huruf Ibrani, " ברוך שם כבוד מלכותו לעולם ועד "

    Cara membacanya, " Barukh Shem kevod, malkuto le'olam va'ed "

    ( Diberkatilah Nama mulia, KerajaanNya untuk selama-lamanya )

    🕎✡️🐟🤚🏻👁️📜🕯️🕍🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓✝️🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐍₪

    ReplyDelete