Friday, May 1, 2015

HATI YANG BERKENAN DIHADAPAN ALLAH



HATI YANG BERKENAN DIHADAPAN ALLAH
OLEH:  I KETUT SUNALIS MUADI, S.TH

1 Sam 16: 7  Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati."

Dikatakan bahwa Tuhan bukan melihat elok paras dan tinggi perawakan tapi Tuhan melihat hati. Artinya Tuhan memiliki kriteria hati yang berkenan kepadanya.

Berikut adalah 4 macam hati yang berkenan kepada Allah

I.                   HATI YANG LAPANG

Kata “lapangan”berasal dari kata “lapang” ditambah akhiran “an”.Lapang sendiri berarti luas.
Istilah hati yang lapang adalah legowo/iklas. Menerima dan mensyukuri setiap hal yang Tuhan beri.
Berikut ini ada dua contoh dalam Alkitab tetang oraeng yang memiliki hati yang lapang.
a.      Iklas menerima kekurangan diri

Para ahli umumnya menarik kesimpulan bahwa postur tubuh Daud bukanlah postur ideal bagi orang Israel Zaman itu. Itulah alasan Daud tidak dijadikan tentara sebagaimana saudara Daud yang lainnya.
Perawakan Daud itu tidak tinggi, banyak yang bilang bahwa tingginya hanya 150-170 cm. Namun demikian dia tidak pernah menyesali keadaan tersebut. Sebalikanya ia melihat dirinya adalah karya seni Tuhan (Mazmur 139:13-14).

Maz 139: 13  Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
14  Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Kekurangan pada dirinya tidak menutup mulutnya untuk bersyukur.Justru karena tubuhnya kecil itu kuasa Tuhan menjadi nyata terlihat.
Seandainya ada orang setinggi dan sebesar goliat bisa mengalahkan singa atau beruang otomatis orang akan mengatakan hal itu sebagai sesuatu yang wajar, karena orang tersbut lebih besar dari singa atau beruangnya. Tapi kalau ada orang kecil yang melakukan hal tersebut, maka pasti ada kuasa lain dibelakangnya. Dibalik kelemahan dan kekurangan Daud kuasa Tuhan menjadi nyata.
Hal ini juga dinyatakan oleh Paulus. Ia kuat saat ia lemah.
2Kor 12:10  Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

b.      Iklas Menerima apapun yang Tuhan Izinkan terjadi.
Ketika Allah mengambil harta dan anak-anak Ayub, Ayub iklas.
Ayub 1:21-22
21  katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
22  Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Hal ini hanya dimungkinkan bagi orang yang memiliki hati yang  lapang.
Selanjutnya ketika kesehatan Ayub diambil, tidak ada kepahitan dalam hatinya terhadap Allah.Hal yang berbeda dengan sikap istrinya.
Ayub 2:9-10
9  Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
10  Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Suatu ketika hiduplah seorang tua yang bijak. Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah. Langkahnya gontai dan raut mukanya ruwet. Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak berbahagia.
Tanpa membuang waktu orang itu menceritakan semua masalahnya. Pak Tua yang bijak itu hanya mendengarkan dengan seksama. Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamu itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan. “Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya”, ujar Pak Tua itu.
“Pahit.., pahit sekali rasanya…”, jawab tamu itu sambil meludah kesamping.
Pak Tua sedikit tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga didalam hutan didekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ketepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga. Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang-gelombang dari adukan-adukan itu yang menciptakan riak-riak air. “Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah”, perintah Pak Tua. Saat tamu itu selesai meneguk air itu, Pak Tua kembali bertanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam didalam air itu?”, Tanya Pak Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan kebapakan Pak Tua menepuk-nepuk punggung anak muda itu. Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu. “Anak muda, dengarlah. Pahitnya kehidupan itu adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama. Dan memang akan tetap selalu sama.”
“Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Pak Tua itu kembali memberi nasehat, “Hatimu, adalah wadah itu. Perasaanmu adalah tempat itu. Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya. Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas. Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, ‘sang orang bijak’, kembali menyimpan ‘segenggam garam’ untuk anak muda lain yang sering datang kepadanya membawa keresahan jiwa…
APLIKASI

-          Banyak orang yang marah pada Tuhan karena kekurangan yang ada pada dirinya.

Contoh Nowela adalah orang cadel. Dulu ia menanam talentanya karena kekurangannya yaitu cadel. Sekarang ia memiliki hati yang lapang bahkan ia menerima atau melihat bahwa cadelnya tersebut adalah Anugrah. Akhirnya ia sebagai pemenang pertama Indonesia Idol.

-          Banyak Orang Kristen seperti istri Ayub. Marah sama Tuhan. Kalau istri ayub masuk akal kalau dia marah karena apa yang mereka alamai serentak dan bertubi-tubi. Tapi kalau baru panen sedikit, rezeki sedikit sudah marah sama Tuhan,  Rhoma irama bilang “terlalu”

II.                HATI YANG LEMBUT

Musa disebutkan dalam Alkitab sebagai  orang yang lembut hatinya .

Bil 12:3  Adapun Musa ialah seorang yang sangat lembut hatinya, lebih dari setiap manusia yang di atas muka bumi (TB).

Kata “lembut” alam ayat ini menggunakan kata “ונע ‘anav” yang berarti “meek; humble ; poor , lowly.Sehingga tidak heran terjemahan lain menggunakan istilah yang berbeda-beda.
BIS………..Bil 12:3  Musa adalah orang yang sangat rendah hati, melebihi semua orang yang hidup di bumi ini

FAYH……..Bil 12:3  Adapun Musa seorang yang paling rendah hati di dunia

Nu 12:3  (Now the man Moses was very humble, more than all men who were on the face of the earth (NKJV)

Nu 12:3  now the man Moses was very meek, more than all men that were on the face of the earth (RSV)
Orang sering menyempitkan pengertian kerendahan hati, sebagai tidak sombong. Pengertian ini memang tidak salah, namun bisa mengakibatkan kekaburan makna.
Kerendahan hati dalam bahasa Latin disebut humilitas. Kata ini berasal dari kata humus, artinya: tanah. Kata ini mau mengatakan bahwa orang menjadi rendah hati kalau ia menyadari asal-usul dirinya. Ia hanyalah debu tanah yang kotor. Pengenalan diri yang sejati akan selalu membawa manusia kepada sikap memuliakan Tuhan, Pencipta-Nya. Allah yang Mahabesar telah sudi mengangkat manusia yang kecil, hina, dan kotor menjadi anak-anak-Nya sendiri. Dari kesadaran inilah mengalir sikap bakti dan pelayanan yang sejati dari orang-orang yang rendah hati. Jadi semangat kerendahan hati selalu disertai semangat pelayanan.
Di sini kita dapat melihat bahwa sebenarnya kerendahan hati itu tidak hanya sekedar berarti tidak angkuh atau tidak sombong. Artinya yang lebih dalam bersifat sangat aktif dan dinamis. Orang yang rendah hati sadar akan segala kelemahan dan keterbatasannya. Namun, ia sekaligus sadar pula akan segala kekuatan dan kemampuan Tuhan yang ada di dalam dirinya.
Apakah kita pernah berpikir bahwa penulis pernyataan terkenal Musa lebih rendah hati daripada semua orang lain di bumi adalah Musa sendiri? Musa menulis lima kitab pertama Alkitab, Kitab Bilangan adalah yang nomor tiga. Jika kita tidak berpikir tentang hal ini sebelumnya, ide tersebut biasanya sedikit mengejutkan. Sebenarnya, hal ini telah begitu mengejutkan beberapa ahli Alkitab sehingga mereka mengajukan hipotesis bahwa editor yang belakangan dari Kitab Bilangan pasti sudah menyisipkan komentar itu. Dalam benak mereka, Musa tidak mungkin cukup congkak untuk menyatakan dirinya sebagai orang yang rendah hati. Seandainya benar, pernyataan seperti ini pasti langsung membatalkan kerendahan hatinya.
Mari kita pikirkan hal ini sejenak. Saya percaya ini adalah masalah yang sangat penting. Dapatkah seseorang yang benar-benar rendah hati mengakui bahwa dirinya rendah hati dan mengucapkan kepada orang lain? Mengapa tidak? Pertimbangkan komentar sarjana Alkitab A. A. MacRae tentang Musa.
Kesalahan tidak disembunyikan atau diabaikan, juga tidak ada kesederhanaan yang pura-pura mengenai penyajian hal-hal baik persis sebagaimana adanya. Menulis dibawah inspirasi Roh Kudus. Musa tidak ragu mencatat dosa dan kelemahannya sendiri, dengan menggunakan bahasa yang paling jelas. Akan berlawanan sekali dengan objektivitas luar biasa dari Alkitab apabila ia tidak merekam pula kualitas dirinya yang paling kuat: kerendahan hatinya.
Pikiran ini membuat saya mengajukan pertanyaan kepada diri saya sendiri, kualitas pribadi apakah yang saya miliki untuk menulis sebuah buku lengkap tentang kerendahan hati? Dapatkah orang menulis buku tentang kerendahan hati apabila ia sendiri tidak rendah hati? Ini sebenarnya bukanlah pertanyaan yang begitu sulit. Dapatkah seseorang menulis buku tentang investasi di pasar saham jika ia sendiri sedang bangkrut? Dapatkah seorang penulis buku tentang diet jika ia sendiri kegemukan dan tidak pernah sukses denga diet? Dapatkah seseorang menulis buku tentang bagaimana mengasuh anak sementara anak-anaknya sendiri tumbuh dewasa sebagai pengacau dan berada di penjara? Sejalan dengan ini, terpikir oleh saya bahwa saya mungkin tidak boleh berusaha menulis buku tentang kerendahan hati apabila saya sendiri tidak rendah hati dan apabila saya tidak dapat berfungsi sebagai teladan.
Saya mempunyai beberapa teladan dalam Alkitab untuk mendukung maksud saya. Seperti sudah saya kemukakan, Musa adalah satu kasus yang jelas. Yesus dan Paulus adalah dua yang lain. Masing-masing juga mengatakan diri mereka rendah hati.
Yesus berfirman, "Aku lemah lembut dan rendah hati" (Matius 11:29). Kata "gentle" atau "lemah lembut" dalam New King James Version diterjemahkan "meek" di beberapa versi lain. Ini berkaitan dengan kata Yunani "prayotes", yang sudah saya sebutkan dalam bab sebelumnya. Sebenarnya, New Living Translation memberikan pernyataan, "I am humble and gentle." Yesus, saya sadari, adalah pribadi kedua dari Trinitas, dan dengan begitu, Tuhan sendiri, tetapi kita masih dapat mengikuti teladan-Nya. Kita juga harus sanggup berkata, "Aku lemah lembut dan rendah hati," khususnya karena kedua karakteristik ini terdaftar dalam Galatia 5 sebagai buah Roh Kudus.
Namun Paulus adalah manusia sebagaimana kita. Dalam Kitab 2 Korintus, surat dimana ia paling menegaskan kualifikasinya sebagai rasul, Paulus juga menulis, "Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah" (2Korintus 10:1). Kata "meekness" (lemah lembut) yang digunakan disini juga berasal dari kata Yunani "prayotes". Kata untuk kerendahan hati. Agaknya Paulus tidak mengalami masalah mengidentifikasikan diri dengan penegasan Yesus bahwa Ia rendah hati. Jadi, walaupun Paulus ditinggikan oleh Tuhan sebagai rasul, ia juga mengakui bahwa satu alasan yang Tuhan lihat cocok untuk melakukan ini adalah karena ia (Paulus) telah memilih untuk merendahkan diri.
Selanjutnya Daud adalah seorang yang lembut hatinya, Saat ini ditegur oleh nabi natan ia langsung menerima Firman Tuhan tersebut dan bertobat. Pertobatan Daud tersebut bisa dilihat dari Mazmur 51. Respon yang begitu luar bisa terhadap teguran FT adalah bukti kelembutan hati Daud.
·         Dalam Lukas 8:4-15 diperlihatkan bahwa respon terhadap FT adalah bukti atau tanda hati yang subur dan lembut.
·         Daud juga adalah pemaaf. Ia tidak dendam pada Saul meskipun ia punya kesempatan dua kali untuk membunuh Saul yaitu di gua Adulam dan padang gurun Sif. Ketika Saul mati ia berkabung. Hal ini membuktikan bahwa hatinya lembut, karena meresponi FT dan juga pengampun.
·         Dikeluarga daud ia juga ditolak oleh keluarganya (Mazmur 27:10)
Meek=lembut (penurut)

III.             HATI YANG BULAT

Kis 8:6  Ketika orang banyak itu mendengar pemberitaan Filipus dan melihat tanda-tanda yang diadakannya, mereka semua dengan bulat hati menerima apa yang diberitakannya itu.
Kis 15:25  Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,

Ul 4:29  Dan baru di sana engkau mencari TUHAN, Allahmu, dan menemukan-Nya, asal engkau menanyakan Dia dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.
Ul 6:5  Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu.

Mat 22:37  Maka kata ‘Isa kepadanya, "’Hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat-bulat hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan segala ingatanmu.’ (SB)
Mrk 12:30  maka hendaklah engkau mengasihi Allah Tuhanmu dengan sebulat-bulat hatimu, dan dengan segenap jiwamu, dan dengan sepenuh akal-budimu, dan dengan segala kuatmu. (TL)

Bulat hati adalah istilah lain untuk segenap hati dan totalitas.

Lukas 9 :62, Tetapi Yesus berkata : setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh kebelakang tidak layak untuk kerajaan Allah.


Elisa dalam memulai pelayanannya ia memasak lembu yang dipakainya untuk membajak dengan bajaknya sebagai kayu api.Hal  ini karena ia total dalam melayani dan mengikut Tuhan.Hal itu dia lakukan karena ia tidak mau pada akhirnya ia menoleh kebelakang.

1 Raja-Raja 19:19-21
19  Setelah Elia pergi dari sana, ia bertemu dengan Elisa bin Safat yang sedang membajak dengan dua belas pasang lembu, sedang ia sendiri mengemudikan yang kedua belas. Ketika Elia lalu dari dekatnya, ia melemparkan jubahnya kepadanya.
20  Lalu Elisa meninggalkan lembu itu dan berlari mengikuti Elia, katanya: "Biarkanlah aku mencium ayahku dan ibuku dahulu, lalu aku akan mengikuti engkau." Jawabnya kepadanya: "Baiklah, pulang dahulu, dan ingatlah apa yang telah kuperbuat kepadamu."
21  Lalu berbaliklah ia dari pada Elia, ia mengambil pasangan lembu itu, menyembelihnya dan memasak dagingnya dengan bajak lembu itu sebagai kayu api; ia memberikan daging itu kepada orang-orangnya, kemudian makanlah mereka. Sesudah itu bersiaplah ia, lalu mengikuti Elia dan menjadi pelayannya.


Tuhan tidak berkenan pada bangsa Israel karena masih ingat mesir meskipun Tuhan sudah diselamatkan dari Mesir. Dengan kata lain bangsa Israel suka menoleh kebelakangadalah penyebab mereka tidak masuk tanah kanaan.

Dalam Yohanes 21:15-19, Yesus menanyakan kebulatan hati Petrus dalam mengasihi, sampai hal itu ditanyakan tiga kali oleh Yesus. Pertanyaan “Do you truly Love Me more than these” senantiasa dikaitkan dengan perintah untuk melayani. Hal ini karena hanya hati yang bulat yang berkenan pada Allah. Full heart adalah syarat dalam melayani yang berkenan kepada Allah.


IV.               HATI YANG LURUS

Kis 8:21  Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.
·         Hati yang lurus berbicara motivasi.
·         Matius 4:18-22, Petrus dan kawan kawan dipanggil oleh Yesus. Mereka langsung meninggalkan segalanya, tapi belum dengan motivasi yang murni.
18   Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan.
19  Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia."
20  Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.
21  Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka
22  dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia.

Beberapa waktu kemudian Petrus menanyakan upah yang akan mereka terima karena telah mengikut Yesus. Pertanyaan ini menunjukan motivasi Petrus sekian lama dalam mengikut Yesus

Matius 19 :27, 27  Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?"
28  Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
29  Dan setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal.


Matius 16:21-28,Petrus ditegur keras oleh Yesus karena menegur Yesus tentang penderitaannya yang akan Dia alami. Semua itu didorong oleh motivasinya yang tidak lurus yaitu harta dan tahta.

Kisah Para Rasul 8:14-24, Simon ditegur oleh Petrus karena motivasi ingin memiliki karunia seperti para rasul dinodai dengan hati yang tidak lurus (ayat 21).
Hati yang tak lurus tidak diperkenan Tuhan.
Yes 57:2  dan ia masuk ke tempat damai; orang-orang yang hidup dengan lurus hati mendapat perhentian di atas tempat tidurnya.
Hab 2:4  Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.
Kis 8:21  Tidak ada bagian atau hakmu dalam perkara ini, sebab hatimu tidak lurus di hadapan Allah.
AMIN

No comments:

Post a Comment