Wednesday, April 8, 2015

BERKENAN DI HATI ALLAH



BERKENAN DI HATI ALLAH
Oleh:I Ketut Sunalis Muadi, S.Th

Kisah 13:22 “Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Kudan yang melakukan segala kehendak-Ku.” 

1Sam 13:14  Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Tuhan menyebut Daud sebagai orang yang berkenan di hatiNya.Bila Tuhan menyebut seseorang sebagai yang berkenan di hatiNya tentunya itu bukan sebutan sembarangan sebab sangat jarang ada tokoh Alkitab yang disebut demikian.Dalam Alkitab hanya 2 orang dikatakan orang yang berkenan yaitu Daud Dan Tuhan Yesus.
Mat 3:17  lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Mengapa Tuhan menyebut Daud sebagai orang yang berkenan di hatiNya?Bukankah Daud pernah melakukan dosa besar dalam ukuran manusia yaiu berzinah dengan istri orang lain dan juga membunuh suami wanita tersebut ?

Maukah anda disebut sebagai orang yang berkenan di hati Allah?Bila Daud bisa disebut orang yang berkenan di hati Allah maka kita juga bisa disebut demikian sebab Tuhan itu tidak pilih kasih.

HAL-HAL YANG MEMBUAT HATI DAUD BERKENAN DI HATI TUHAN
I.                   HATI YANG SETIA
Hati yang setia adalah istilah yang sering digunakan untuk orang yang amanah dan bertanggung jawab.
Hal pertama yang disukai Allah dari Daud adalah karena Daud Amanah dengan amanat yang diberikan kepadanya.Saat masih remaja Daud diperintahkan oleh Ayahnya untuk menggembalakan kambing domba.Walaupun kambing domba yang digembalakan hanya sedikit (dua tiga ekor saja), Daud tetap setia menjaganya.
1Sam 17:28  Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekoritu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."
Dalam budaya ibrani meneybutkan yang sedikit itu adalah “dua tiga”, jadi ayat ini tidak harus dimengerti bahwa kambing domba yang digembalakan  Daud betul-betul hanya dua atau tiga. Bandingkan:
1Raj 17:12  Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
Daud rela mengorbankan nyawanya dengan melawan singa dan beruang yang ingin memangsa kambing domba yang ia gembalakan. Tuhan memilih Daud menjadi raja Israel sebab bila untuk kambing domba yang dua tiga ekor saja Daud menjaga dengan sepenuh hati maka Daud pasti akan memimpin bangsa Israel dengan sepenuh hati.

Dalam Legenda orang Ibrani pemilihan Musa memimpin bangsa Israel keluar dari tanah mesir juga karena Musa itu Amanah.Ia setia menggembalakan kambing domba mertuanya.Bahkansaat adaseekor anak domba yang tersesat dan turun disungai dengan jurang yang dalam untuk mencari minum, musa dating dan memikul domba tersebut. Kasih sayang Musa terhadap domba inilah yang mendasari pemilihan Tuhan.Karena Musa amanah.
Dalam perumpamaan tentang talenta tanggung jawab terhadap sesuatu yang dipercayakan itu membawa kita kepada tanngung jawab yang besar.
Mat 25:23  Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Barangsiapa setia dengan perkara kecil pasti akan setia dengan perkara besar. Setialah dengan apa yang Tuhan telah percayakan kepada anda walaupun itu kelihatan kecil/tidak berarti di mata manusia sebab bila anda setia dengan perkara kecil maka Tuhan pasti akan mempercayakan perkara yang lebih besar.
SETIAP PEKERJAAN/PELAYANAN KECIL YANG KITA KERJAKAN ADALAH ANAK TANGGA MENUJU PEKERJAAN ATAU PELAYANAN YANG LEBIH BESAR ASAL DIBERENGI DENGAN HATI YANG SETIA.
II.                HATI YANG LAPANG
Kata “lapangan”berasal dari kata “lapang” ditambah akhiran “an”.Lapang sendiri berarti luas.
Istilah hati yang lapang adalah legowo/iklas.Menerima dan mensyukuri setiap hal yang Tuhan beri.
Berikut ini ada dua contoh dalam Alkitab tetang orang yang memiliki hati yang lapang.
a.      Iklas menerima kekurangan diri

Para ahli umumnya menarik kesimpulan bahwa Daud itu ganteng tapi postur tubuh Daud bukanlah postur ideal bagi orang Israel Zaman itu.Itulah alasan Daud tidak dijadikan tentara sebagaimana saudara Daud yang lainnya.
Perawakan Daud itu tidak tinggi, banyak yang bilang bahwa tingginya hanya 150-170 cm. Namun demikian dia tidak pernah menyesali keadaan tersebut. Sebalikanya ia melihat dirinya adalah karya seni Tuhan (Mazmur 139:13-14).

Maz 139: 13  Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
14  Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.

Kekurangan pada dirinya tidak menutup mulutnya untuk bersyukur.Justru karena tubuhnya kecil itu kuasa Tuhan menjadi nyata terlihat.
Seandainya ada orang setinggi dan sebesar goliat bisa mengalahkan singa atau beruang otomatis orang akan mengatakan hal itu sebagai sesuatu yang wajar, karena orang tersbut lebih besar dari singa atau beruangnya. Tapi kalau ada orang kecil yang melakukan hal tersebut, maka pasti ada kuasa lain dibelakangnya.Dibalik kelemahan dan kekurangan Daud kuasa Tuhan menjadi nyata.
Hal ini juga dinyatakan oleh Paulus.Ia kuat saat ia lemah.
2Kor 12:10  Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

b.      Iklas Menerima apapun yang Tuhan Izinkan terjadi.
Ketika Allah mengambil harta dan anak-anak Ayub, Ayub iklas.
Ayub 1:21-22
21  katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
22  Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh Allah berbuat yang kurang patut.
Hal ini hanya dimungkinkan bagi orang yang memiliki hati yang  lapang.
Selanjutnya ketika kesehatan Ayub diambil, tidak ada kepahitan dalam hatinya terhadap Allah.Hal yang berbeda dengan sikap istrinya.
Ayub 2:9-10
9  Maka berkatalah isterinya kepadanya:"Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!"
10  Tetapi jawab Ayub kepadanya:"Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?"Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.

Suatu ketika hiduplah seorang tua yang bijak.Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda yang sedang dirundung banyak masalah.Langkahnya gontai dan raut mukanya ruwet.Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak berbahagia.
Tanpa membuang waktu orang itu menceritakan semua masalahnya.Pak Tua yang bijak itu hanya mendengarkan dengan seksama.Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamu itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu diaduknya perlahan.“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya”, ujar Pak Tua itu.
“Pahit.., pahit sekali rasanya…”, jawab tamu itu sambil meludah kesamping.
Pak Tua sedikit tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga didalam hutan didekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampailah mereka ketepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu kembali menaburkan segenggam garam ke dalam telaga.Dengan sepotong kayu dibuatnya gelombang-gelombang dari adukan-adukan itu yang menciptakan riak-riak air.“Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah”, perintah Pak Tua.Saat tamu itu selesai meneguk air itu, Pak Tua kembali bertanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar”, sahut tamunya. “Apakah kamu merasakan garam didalam air itu?”, Tanya Pak Tua lagi. “Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan kebapakan Pak Tua menepuk-nepuk punggung anak muda itu.Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh disamping telaga itu.“Anak muda, dengarlah.Pahitnya kehidupan itu adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama. Dan memang akan tetap selalu sama.”
“Tapi, kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.Lapangkanlah dadamu menerima semuanya.Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu.”
Pak Tua itu kembali memberi nasehat, “Hatimu, adalah wadah itu.Perasaanmu adalah tempat itu.Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas.Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
Keduanya lalu beranjak pulang.Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, ‘sang orang bijak’, kembali menyimpan ‘segenggam garam’ untuk anak muda lain yang sering datang kepadanya membawa keresahan jiwa…
APLIKASI

-          Banyak orang yang marah pada Tuhan karena kekurangan yang ada pada dirinya.

Ex. Nowela adalah orang cadel. Dulu ia menanam talentanya karena kekurangannya yaitu cadel. Sekarang ia memiliki hati yang lapang bahkan ia menerima atau melihat bahwa cadelnya tersebut adalah Anugrah.
-          Banyak OK seperti istri Ayub. Marah sama Tuhan. Kalau istri ayub masuk akan sedikit. Tapi kalau baru panen sedikit, rezeki sedikit sudah marah sama Tuhan, ini Rhoma irama bilang “terlalu”


III.             HATI YANG SABAR
Setelah Daud diurapi oleh Samuel menjadi raja, secara de jure seharusnya Daud telah menjadi raja, tetapi secara de facto Saul masih tetap bertahta. Daud menbutuhkan 13 tahun setelah ia diurapi menjadi raja sampai ia bertahta sebagai raja itupun baru di wilayah Yudea. Ini adalah proses yang sangat lama.
Hal yang membuat Daud sabar ternyata adalah prinsip hidup Daud; Serahkan hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.” (Maz 37 : 5-6).
Daud ingin menjadi raja dengan caranya Tuhan, bukan dengan caranya sendiri.Daud punya dua kali kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi Daud menunggu waktunya Tuhan untuk mengangkatnya menjadi raja atas Israel.
Kata berserah dalam bahasa Ibraninya adalah “Galal” artinya rolling atau menggelinding.Kita hanya menggerjakan bagian kita dan menyerahkan hasilnya kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang menata kehidupan kita.Ini yang dinamakan berserah.Kita terkadang sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan.Terkadang kehendak kita tidak sempurna, karna permintaan kita seringkali penuh dengan hawa nafsu.Tuhan mau kita berserah.
Daud sabar dalam menanti janji Tuhan dipenuhi dalam hidupnya.
IV.             HATI YANG MENGAMPUNI

Ada beberapa kasus dalam Alkitab yang menunjukan bahwa Daud memiliki hati yang suka mengampuni.

1.      Daud VS Saul

Daud mengampuni Saul walaupun Saul mengejar-ngejar dan ingin membunuhnya.Hal ini dia terima selama bertahun-tahun.Sebagai manusia seharusnya dendam kesumat yang ada tapi Daud tidak demikian.
Bahkan Daud bersedih dan meratap ketika mendengar Saul telah meninggal..

Bila kita ingin menjadi orang yang berkenan kepada Allah maka kita harus memiliki hati yang mau mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita.

2.      Daud VS Orang Tuanya
Mazmur 27:10Sekalipun ayah ibuku meninggalkan aku tetapi TUHAN menyambut aku".
Ayat ini merupakan ungkapan hati Daud bahwa sebenarnya dia tidak disukai oleh orang tuanya.

Ketika Samuel diutus untuk mengurapi raja dirumah Isai ayah Daud, Daud tidak dipanggil untuk menghadap nabi Samuel dan Daud seperti anak yang telah disingkirkan oleh keluarganya. 

Daud, seorang anak yang dilupakan dan orang tuanya lebih cenderung menunjukkan kakak - kakak Daud dihadapan Samuel sehingga Nabi Samuel hampir salah dalam memilih orang yang TUHAN mau pilih.
Samuel bertanya kepada Isai kalau masih ada anak lagi dan setelah Isai menjawab masih ada Daud, Samuel menyuruh Isai untuk memanggil Daud dan akhirnya Daud lah yang dipilih Tuhan dan diurapi menjadi raja.

Daud menjadi Raja yang luar biasa dan menjadi orang yang berkenan dihadapan Tuhan ( The man after God's heart ) karena TUHAN melihat hatinya.


3.      Daud VS keturunan saul

Daud difinah oleh keturunan Saul bahwa Daud dinggap yang membunuh Saul dan juga dianggap berlaku tidak adil terhadap keturunan Saul.
Pada saat Daud sedang lari ketika Absalom memberontak keturunan Saul mengucapkan kata-kata kutuk dan fitnah.Anehnya Daud tidak memperdulikan hal itu.

Setela Daud Pulang pasca matinya absalom Simei yang merupakan keturunan Saul takut dan akhirnya minta ampun pada Daud.
Kemudian berkatalah raja kepada Simei: Engkau tidak akan mati. Lalu raja bersumpah kepadanya.” (2 Samuel 19:23)
Di perjalanan pulang ke Yerusalem, Daud sekali lagi bertemu dengan Simei, yang mengutukinya ketika ia melarikan diri (2Sam.16:5-14). Kali ini, Simei bukan datang untuk mengutukinya, tapi untuk minta pengampunan atas perbuatannya dahulu.
Sebenarnya Daud punya cukup alasan untuk menolak Simei.Dia bisa saja diam dan memakai tangan Abisai untuk menghukum Simei demi menegakkan kembali wibawa dan otoritasnya sebagai raja.Tetapi Daud mencegahnya, dan lebih dari itu; dia menjamin keselamatan Simei dengan sumpah.
Daud tidak pernah punya rasa dendam terhadap keluarga Saul, dia sangat menghormati kedaulatan Allah.Ketika melarikan diri dari ancaman Absalom, di tengah-tengah rasa kecewa bahkan sakit atas perbuatan anaknya, Simei mengutukinya.Namun, Daud tidak merasa sakit hati atas kutukan Simei, tapi dia justru menerimanya secara positif, dari kacamata Tuhan.Dan sekarang, ketika Simei datang dan memohon pengampunan darinya, Daud pun dengan segera mengampuninya sebab perilaku Simei di masa lalu betul-betul tidak pernah membebani hatinya.Seperti itulah Daud, seorang pemimpin yang berhati besar, yang tidak menyimpan dendam atas kesalahan orang lain, dan yang tidak menuntut pembalasan ketika diberi kesempatan.Ketika Daud ditegor Natan atas kesalahannya, dia pun cepat menangkap dan mengakui kesalahan. Sebaliknya, ketika orang lain yang berbuat kesalahan terhadap dirinya, dia tidak mendendam. Bagaimana dengan Anda?
Belajarlah dari kebesaran hati Daud; sekalipun dia harus menghadapi banyak tekanan dan penolakan, bahkan sampai dikudeta anaknya sendiri, dia tidak membiarkan hubungannya dengan Tuhan dirusak oleh semua itu.

4.      Daud Vs Anaknya

Daud juga mengampuni Absalom, anaknya sendiri yang telah menghianatinya dan ingin menjadi raja


V.                HATI YANG LEMBUT
Daud terbuka untuk teguran Firman Tuhan.
Ketika Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba dan membunuh Uria, maka hidup Daud menjadi galau.
“Selama aku berdiam diri, tulang. tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi kering, seperti oleh teriknya musim panas.” (Maz 32 : 3-4).
Daud sangat depresi dan pada akhirnya nabi Nathan datang dan menegur dosanya, maka dengan rendah hati Daud mengaku dengan terus terang semua kesalahannya.Baca dalam    2 Sam 12: 1-24.Artinya Daud orang yang mau dikritik.Pertobatan Daud membuka jalan terhadap pemulihan-pemulihan di dalam kehidupannya.
Hal disukai Allah dari Daud adalah hatinya yang mudah bertobat dan berubah.
Meskipun dalam kelemahannya Daud sempat melakukan dosa perzinahan dan pembunuhan namun ia cepat bertobat saat Tuhan menegurnya lewat nabi Natan. Inilah yang membedakan antara Saul dengan Daud dimana ketika Saul ditegur oleh Samuel ketika Saul berbuat salah ia tidak mau bertobat. Sebagai manusia biasa kita tidak mungkin dapat luput dari kesalahan tetapi kita harus cepat bertobat dan berubah bila ditegur oleh Tuhan.Hati yang lembut adalah hati yang berkenan di hati Tuhan.
Bottom of Form

Bukan penampilan yang Tuhan cari melainkan hati yang lembut dan mau diubah yang Ia cari..Semoga kita semua bisa memiliki hati seperti Daud sehingga kita disebut orang yang berkenan di hati Allah.
AMIN

No comments:

Post a Comment