BERKENAN DI HATI ALLAH
Oleh:I Ketut Sunalis
Muadi, S.Th
Kisah 13:22
“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang
Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Kudan yang melakukan segala kehendak-Ku.”
1Sam 13:14 Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Tuhan menyebut Daud
sebagai orang yang berkenan di hatiNya.Bila Tuhan menyebut seseorang sebagai
yang berkenan di hatiNya tentunya itu bukan sebutan sembarangan sebab sangat
jarang ada tokoh Alkitab yang disebut demikian.Dalam Alkitab hanya 2 orang
dikatakan orang yang berkenan yaitu Daud Dan Tuhan Yesus.
Mat 3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang
mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku
berkenan."
Mengapa Tuhan menyebut
Daud sebagai orang yang berkenan di hatiNya?Bukankah Daud pernah melakukan dosa
besar dalam ukuran manusia yaiu berzinah dengan istri orang lain dan juga
membunuh suami wanita tersebut ?
Maukah anda disebut sebagai orang yang berkenan di hati Allah?Bila Daud bisa disebut orang yang berkenan di hati Allah maka kita juga bisa disebut demikian sebab Tuhan itu tidak pilih kasih.
HAL-HAL
YANG MEMBUAT HATI DAUD BERKENAN DI HATI TUHAN
I.
HATI
YANG SETIA
Hati
yang setia adalah istilah yang sering digunakan untuk orang yang amanah dan
bertanggung jawab.
Hal
pertama yang disukai Allah dari Daud adalah karena Daud Amanah dengan amanat
yang diberikan kepadanya.Saat masih remaja Daud diperintahkan oleh Ayahnya
untuk menggembalakan kambing domba.Walaupun kambing domba yang digembalakan
hanya sedikit (dua tiga ekor saja), Daud tetap setia menjaganya.
1Sam 17:28 Ketika Eliab,
kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah
amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada
siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga
ekoritu di padang gurun? Aku
kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan
maksud melihat pertempuran."
Dalam
budaya ibrani meneybutkan yang sedikit itu adalah “dua tiga”, jadi ayat ini
tidak harus dimengerti bahwa kambing domba yang digembalakan Daud betul-betul hanya dua atau tiga.
Bandingkan:
1Raj 17:12 Perempuan itu
menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti
padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak
dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api,
kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah
kami memakannya, maka kami akan mati."
Daud
rela mengorbankan nyawanya dengan melawan singa dan beruang yang ingin memangsa
kambing domba yang ia gembalakan. Tuhan memilih Daud menjadi raja Israel sebab
bila untuk kambing domba yang dua tiga ekor saja Daud menjaga dengan sepenuh
hati maka Daud pasti akan memimpin bangsa Israel dengan sepenuh hati.
Dalam Legenda orang
Ibrani pemilihan Musa memimpin bangsa Israel keluar dari
tanah mesir juga karena Musa itu Amanah.Ia setia menggembalakan kambing domba
mertuanya.Bahkansaat adaseekor anak domba yang tersesat dan turun disungai
dengan jurang yang dalam untuk mencari minum, musa dating dan memikul domba
tersebut. Kasih sayang Musa terhadap domba inilah yang mendasari pemilihan
Tuhan.Karena Musa amanah.
Dalam
perumpamaan tentang talenta tanggung jawab terhadap sesuatu yang dipercayakan
itu membawa kita kepada tanngung jawab yang besar.
Mat 25:23 Maka kata tuannya
itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang
kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar.Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
Barangsiapa
setia dengan perkara kecil pasti akan setia dengan perkara besar. Setialah
dengan apa yang Tuhan telah percayakan kepada anda walaupun itu kelihatan
kecil/tidak berarti di mata manusia sebab bila anda setia dengan perkara kecil
maka Tuhan pasti akan mempercayakan perkara yang lebih besar.
SETIAP PEKERJAAN/PELAYANAN KECIL
YANG KITA KERJAKAN ADALAH ANAK TANGGA MENUJU PEKERJAAN ATAU PELAYANAN YANG
LEBIH BESAR ASAL DIBERENGI DENGAN HATI YANG SETIA.
II.
HATI
YANG LAPANG
Kata
“lapangan”berasal dari kata “lapang” ditambah akhiran “an”.Lapang sendiri berarti
luas.
Istilah hati yang
lapang adalah legowo/iklas.Menerima dan mensyukuri setiap hal yang Tuhan beri.
Berikut ini ada dua contoh
dalam Alkitab tetang orang yang memiliki hati yang lapang.
a.
Iklas menerima kekurangan diri
Para ahli umumnya
menarik kesimpulan bahwa Daud itu ganteng tapi postur tubuh Daud bukanlah
postur ideal bagi orang Israel Zaman itu.Itulah alasan Daud tidak dijadikan
tentara sebagaimana saudara Daud yang lainnya.
Perawakan Daud itu
tidak tinggi, banyak yang bilang bahwa tingginya hanya 150-170 cm. Namun
demikian dia tidak pernah menyesali keadaan tersebut. Sebalikanya ia melihat
dirinya adalah karya seni Tuhan (Mazmur 139:13-14).
Maz 139: 13 Sebab Engkaulah yang membentuk buah
pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku.
14
Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib
apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
Kekurangan pada
dirinya tidak menutup mulutnya untuk bersyukur.Justru karena tubuhnya kecil itu
kuasa Tuhan menjadi nyata terlihat.
Seandainya ada orang
setinggi dan sebesar goliat bisa mengalahkan singa atau beruang otomatis orang
akan mengatakan hal itu sebagai sesuatu yang wajar, karena orang tersbut lebih
besar dari singa atau beruangnya. Tapi kalau ada orang kecil yang melakukan hal
tersebut, maka pasti ada kuasa lain dibelakangnya.Dibalik kelemahan dan
kekurangan Daud kuasa Tuhan menjadi nyata.
Hal ini juga
dinyatakan oleh Paulus.Ia kuat saat ia lemah.
2Kor 12:10 Karena itu aku senang dan rela di dalam
kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan
kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.
b.
Iklas Menerima apapun yang Tuhan Izinkan
terjadi.
Ketika Allah
mengambil harta dan anak-anak Ayub, Ayub iklas.
Ayub 1:21-22
21
katanya: "Dengan telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan
telanjang juga aku akan kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang
mengambil, terpujilah nama TUHAN!"
22 Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dan tidak menuduh
Allah berbuat yang kurang patut.
Hal ini hanya
dimungkinkan bagi orang yang memiliki hati yang
lapang.
Selanjutnya ketika
kesehatan Ayub diambil, tidak ada kepahitan dalam hatinya terhadap Allah.Hal
yang berbeda dengan sikap istrinya.
Ayub 2:9-10
9
Maka berkatalah isterinya kepadanya:"Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu?
Kutukilah Allahmu dan matilah!"
10
Tetapi jawab Ayub kepadanya:"Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah
kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang
buruk?"Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya.
Suatu ketika
hiduplah seorang tua yang bijak.Pada suatu pagi, datanglah seorang anak muda
yang sedang dirundung banyak masalah.Langkahnya gontai dan raut mukanya
ruwet.Tamu itu memang tampak seperti orang yang tidak berbahagia.
Tanpa membuang waktu
orang itu menceritakan semua masalahnya.Pak Tua yang bijak itu hanya
mendengarkan dengan seksama.Ia lalu mengambil segenggam garam dan meminta tamu
itu untuk mengambil segelas air. Ditaburkannya garam itu kedalam gelas, lalu
diaduknya perlahan.“Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya”, ujar Pak Tua
itu.
“Pahit.., pahit
sekali rasanya…”, jawab tamu itu sambil meludah kesamping.
Pak Tua sedikit
tersenyum. Lalu ia mengajak tamunya berjalan ke tepi telaga didalam hutan
didekat tempat tinggalnya. Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya
sampailah mereka ketepi telaga yang tenang itu.
Pak Tua itu kembali
menaburkan segenggam garam ke dalam telaga.Dengan sepotong kayu dibuatnya
gelombang-gelombang dari adukan-adukan itu yang menciptakan riak-riak air.“Coba
ambil air dari telaga ini dan minumlah”, perintah Pak Tua.Saat tamu itu selesai
meneguk air itu, Pak Tua kembali bertanya, “Bagaimana rasanya?”
“Segar”, sahut
tamunya. “Apakah kamu merasakan garam didalam air itu?”, Tanya Pak Tua lagi.
“Tidak”, jawab si anak muda.
Dengan kebapakan Pak
Tua menepuk-nepuk punggung anak muda itu.Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan,
bersimpuh disamping telaga itu.“Anak muda, dengarlah.Pahitnya kehidupan itu
adalah layaknya segenggam garam, tidak lebih dan tidak kurang. Jumlah dan rasa
pahit itu adalah sama. Dan memang akan tetap selalu sama.”
“Tapi, kepahitan
yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Kepahitan
itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua
akan tergantung pada hati kita. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan
kegagalan dalam hidup, hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan.Lapangkanlah
dadamu menerima semuanya.Luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan
itu.”
Pak Tua itu kembali
memberi nasehat, “Hatimu, adalah wadah itu.Perasaanmu adalah tempat
itu.Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.Jadi, jangan jadikan hatimu
itu seperti gelas.Buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kebahagiaan.”
Keduanya lalu
beranjak pulang.Mereka sama-sama belajar hari itu. Dan Pak Tua, ‘sang orang
bijak’, kembali menyimpan ‘segenggam garam’ untuk anak muda lain yang sering
datang kepadanya membawa keresahan jiwa…
APLIKASI
-
Banyak
orang yang marah pada Tuhan karena kekurangan yang ada pada dirinya.
Ex. Nowela adalah orang cadel. Dulu ia
menanam talentanya karena kekurangannya yaitu cadel. Sekarang ia memiliki hati
yang lapang bahkan ia menerima atau melihat bahwa cadelnya tersebut adalah
Anugrah.
-
Banyak
OK seperti istri Ayub. Marah sama Tuhan. Kalau istri ayub masuk akan sedikit.
Tapi kalau baru panen sedikit, rezeki sedikit sudah marah sama Tuhan, ini Rhoma
irama bilang “terlalu”
III.
HATI
YANG SABAR
Setelah Daud
diurapi oleh Samuel menjadi raja, secara de
jure seharusnya Daud telah menjadi raja, tetapi secara de facto Saul masih tetap
bertahta. Daud menbutuhkan 13 tahun setelah ia diurapi menjadi raja sampai ia
bertahta sebagai raja itupun baru di wilayah Yudea. Ini adalah proses yang
sangat lama.
Hal yang
membuat Daud sabar ternyata adalah prinsip hidup Daud; “Serahkan hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya,
dan Ia akan bertindak; Ia akan memunculkan
kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang.” (Maz 37 : 5-6).
Daud ingin
menjadi raja dengan caranya Tuhan, bukan dengan caranya sendiri.Daud punya dua
kali kesempatan untuk membunuh Saul, tetapi Daud menunggu waktunya Tuhan untuk
mengangkatnya menjadi raja atas Israel.
Kata
berserah dalam bahasa Ibraninya adalah “Galal” artinya rolling atau
menggelinding.Kita hanya menggerjakan bagian kita dan menyerahkan hasilnya
kepada Tuhan dan membiarkan Tuhan yang menata kehidupan kita.Ini yang dinamakan
berserah.Kita terkadang sering memaksakan kehendak kita kepada Tuhan.Terkadang kehendak
kita tidak sempurna, karna permintaan kita seringkali penuh dengan hawa
nafsu.Tuhan mau kita berserah.
Daud sabar dalam menanti janji Tuhan dipenuhi dalam
hidupnya.
IV.
HATI YANG MENGAMPUNI
Ada beberapa kasus dalam Alkitab
yang menunjukan bahwa Daud memiliki hati yang suka mengampuni.
1. Daud VS Saul
Daud mengampuni
Saul walaupun Saul mengejar-ngejar dan ingin membunuhnya.Hal ini dia terima
selama bertahun-tahun.Sebagai manusia seharusnya dendam kesumat yang ada tapi
Daud tidak demikian.
Bahkan Daud bersedih
dan meratap ketika mendengar Saul telah meninggal..
Bila kita ingin
menjadi orang yang berkenan kepada Allah maka kita harus memiliki hati yang mau
mengampuni orang yang telah menyakiti hati kita.
2. Daud VS Orang Tuanya
Mazmur 27:10Sekalipun ayah ibuku meninggalkan aku tetapi TUHAN
menyambut aku".
Ayat ini merupakan ungkapan hati Daud bahwa sebenarnya dia
tidak disukai oleh orang tuanya.
Ketika Samuel diutus untuk mengurapi raja dirumah Isai ayah
Daud, Daud tidak dipanggil untuk menghadap nabi Samuel dan Daud seperti anak
yang telah disingkirkan oleh keluarganya.
Daud, seorang anak yang dilupakan dan orang tuanya lebih
cenderung menunjukkan kakak - kakak Daud dihadapan Samuel sehingga Nabi Samuel
hampir salah dalam memilih orang yang TUHAN mau pilih.
Samuel bertanya kepada Isai kalau masih ada anak lagi dan setelah Isai menjawab masih ada Daud, Samuel menyuruh Isai untuk memanggil Daud dan akhirnya Daud lah yang dipilih Tuhan dan diurapi menjadi raja.
Samuel bertanya kepada Isai kalau masih ada anak lagi dan setelah Isai menjawab masih ada Daud, Samuel menyuruh Isai untuk memanggil Daud dan akhirnya Daud lah yang dipilih Tuhan dan diurapi menjadi raja.
Daud menjadi Raja yang luar biasa dan menjadi orang yang
berkenan dihadapan Tuhan ( The man after God's heart ) karena TUHAN melihat
hatinya.
3. Daud VS keturunan saul
Daud difinah oleh keturunan Saul
bahwa Daud dinggap yang membunuh Saul dan juga dianggap berlaku tidak adil
terhadap keturunan Saul.
Pada saat Daud sedang lari ketika
Absalom memberontak keturunan Saul mengucapkan kata-kata kutuk dan
fitnah.Anehnya Daud tidak memperdulikan hal itu.
Setela Daud Pulang pasca matinya
absalom Simei yang merupakan keturunan Saul takut dan akhirnya minta ampun pada
Daud.
“Kemudian berkatalah raja kepada Simei: Engkau tidak akan
mati. Lalu raja bersumpah kepadanya.” (2 Samuel 19:23)
Di perjalanan pulang ke Yerusalem, Daud sekali lagi bertemu
dengan Simei, yang mengutukinya ketika ia melarikan diri (2Sam.16:5-14). Kali
ini, Simei bukan datang untuk mengutukinya, tapi untuk minta pengampunan atas
perbuatannya dahulu.
Sebenarnya Daud punya cukup alasan untuk menolak Simei.Dia
bisa saja diam dan memakai tangan Abisai untuk menghukum Simei demi menegakkan
kembali wibawa dan otoritasnya sebagai raja.Tetapi Daud mencegahnya, dan lebih
dari itu; dia menjamin keselamatan Simei dengan sumpah.
Daud tidak pernah punya rasa dendam terhadap keluarga Saul,
dia sangat menghormati kedaulatan Allah.Ketika melarikan diri dari ancaman
Absalom, di tengah-tengah rasa kecewa bahkan sakit atas perbuatan anaknya,
Simei mengutukinya.Namun, Daud tidak merasa sakit hati atas kutukan Simei, tapi
dia justru menerimanya secara positif, dari kacamata Tuhan.Dan sekarang, ketika
Simei datang dan memohon pengampunan darinya, Daud pun dengan segera
mengampuninya sebab perilaku Simei di masa lalu betul-betul tidak pernah membebani
hatinya.Seperti itulah Daud, seorang pemimpin yang berhati besar, yang tidak
menyimpan dendam atas kesalahan orang lain, dan yang tidak menuntut pembalasan
ketika diberi kesempatan.Ketika Daud ditegor Natan atas kesalahannya, dia pun
cepat menangkap dan mengakui kesalahan. Sebaliknya, ketika orang lain yang
berbuat kesalahan terhadap dirinya, dia tidak mendendam. Bagaimana dengan Anda?
Belajarlah dari kebesaran hati Daud; sekalipun dia harus
menghadapi banyak tekanan dan penolakan, bahkan sampai dikudeta anaknya
sendiri, dia tidak membiarkan hubungannya dengan Tuhan dirusak oleh semua itu.
4. Daud Vs Anaknya
Daud juga
mengampuni Absalom, anaknya sendiri yang telah menghianatinya dan ingin menjadi
raja
V.
HATI YANG LEMBUT
Daud terbuka
untuk teguran Firman Tuhan.
Ketika Daud
jatuh dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba dan membunuh Uria, maka hidup Daud
menjadi galau.
“Selama
aku berdiam diri, tulang. tulangku menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang
hari; sebab siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku menjadi
kering, seperti oleh teriknya musim panas.” (Maz 32 : 3-4).
Daud sangat
depresi dan pada akhirnya nabi Nathan datang dan menegur dosanya, maka dengan
rendah hati Daud mengaku dengan terus terang semua kesalahannya.Baca
dalam 2 Sam 12: 1-24.Artinya Daud orang yang mau
dikritik.Pertobatan Daud membuka jalan terhadap pemulihan-pemulihan di dalam
kehidupannya.
Hal disukai Allah dari Daud adalah hatinya yang
mudah bertobat dan berubah.
Meskipun dalam kelemahannya Daud sempat melakukan dosa perzinahan dan pembunuhan namun ia cepat bertobat saat Tuhan menegurnya lewat nabi Natan. Inilah yang membedakan antara Saul dengan Daud dimana ketika Saul ditegur oleh Samuel ketika Saul berbuat salah ia tidak mau bertobat. Sebagai manusia biasa kita tidak mungkin dapat luput dari kesalahan tetapi kita harus cepat bertobat dan berubah bila ditegur oleh Tuhan.Hati yang lembut adalah hati yang berkenan di hati Tuhan.
Meskipun dalam kelemahannya Daud sempat melakukan dosa perzinahan dan pembunuhan namun ia cepat bertobat saat Tuhan menegurnya lewat nabi Natan. Inilah yang membedakan antara Saul dengan Daud dimana ketika Saul ditegur oleh Samuel ketika Saul berbuat salah ia tidak mau bertobat. Sebagai manusia biasa kita tidak mungkin dapat luput dari kesalahan tetapi kita harus cepat bertobat dan berubah bila ditegur oleh Tuhan.Hati yang lembut adalah hati yang berkenan di hati Tuhan.
Bukan penampilan yang Tuhan cari melainkan hati yang lembut dan mau diubah yang Ia cari..Semoga kita semua bisa memiliki hati seperti Daud sehingga kita disebut orang yang berkenan di hati Allah.
AMIN
No comments:
Post a Comment