Tuesday, July 9, 2013

PERNIKAHAN YANG DIKEHENDAKI TUHAN


PERNIKAHAN YANG DIKEHENDAKI TUHAN
OLEH: EV. I KETUT SUNALIS MUADI, S.TH
Banyak orang berpikir bahwa yang disebut sebagai pernikahan kristen adalah pernikahan yang dilakukan oleh dua orang yang beragama kristen dan diberkati secara kristen. Sebenarnya pemahaman semacam itu tidak sepenuhnya salah tapi kurang lengkap.Pernikahan Kristen adalah pernikahan di mana nilai-nilai kristiani manjadi dasar pernikahan tersebut.
Dengan demikian pernikahan Kristen tidak hanya berbicara pada saat pernikahan dimulai tapi sampai pernikahan tersebut berakhir saat maut memisahkan mereka.
Alkitab adalah Pedoman hidup orang Kristen , sehingga apapun dalam kehidupan kristen harus berlandaskan nilai-nilai Alkitab. Demikian juga dengan pernikahan, sebagai orang Kristen kita tentu harus mengerti bagaimana pernikahan yang dikehendaki Tuhan, yang bisa kita pelejari dari dalam Alkitab.
Untuk itu pada kesempatan kalai ini kita akan belajar tentang pernikahan yang dikehandaki Tuhan.
PERNIKAHAN YANG DIKEHENDAKI TUHAN ADALAH:
I.                   PERNIKAHAN HETEROSEKSUAL

Kejadian 1:27-28

27  Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28  Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Dalam Kejadian 2:27dikatakan bahwa Allah mencipatakan manusia dengan dua macam jenis kelamin yaitu laki-laki (רכז zakar) dan perempuan (הבקנ n@qebah). Allah tidak pernah menciptakan jenis kelamin lain selain laki-laki atau perempuan.  Selanjutnya dalam ayat 28 Allah memberkati mereka dan memberi mereka perintah untuk beranak cucu. Jadi, Allah bermaksud agar perkawinan menjadi ikatan yang permanen dan intim antara seorang pria dan seorang wanita. Pria dan wanita dirancang untuk saling melengkapi sehingga mereka dapat saling memuaskan kebutuhan emosi dan seksual serta menghasilkan keturunan. Dengan demikian pernikahan yang dikehendaki Allah adalah pernikahan yang dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan bukan antara laki-laki dengan laki-laki (gay) bukan juga antara perempuan dengan perempuan (lesbian).
Selanjutnya dalam Kejadian 2:24 dikatakan bahwa seorang laki-laki( שׁיא ‘iysh) akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan istrinya(השׁא ‘ishshah).
Kej 2: 24  Sebab itu seorang laki-laki ( שׁיא ‘iysh) akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya (השׁא ‘ishshah), sehingga keduanya menjadi satu daging.
Kata Ibrani untuk ”istri”adalah (השׁא ‘ishshah), dan menurut Vine’s Expository Dictionary of Biblical Words, ”memaksudkan seorang manusia berjenis perempuan”.
Dengan demikian, Ini berarti bahwa pernikahan Kristen adalah pernikahan antara  laki-laki dan perempuan.Dengan kata lain tidak ada tempat pernikahan sesama jenis dalam Kekristenan.
Tuhan Yesus meneguhkan bahwa yang dipersatukan dalam  perkawinan haruslah ”laki-laki dan perempuan”.
Matius 19:4  Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
5  Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
6  Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Secara anatomi (ilmu tentang letak dan hubungan bagian-bagian tubuh), persatuan “menjadi satu daging”  hanya dapat terjadi antara pria dan wanita. Persatuan pasangan homoseksual adalah persatuan yang dipaksakan, dan tidak sesuai dengan kehendak Allah.
Dunia memiliki kecenderungan untuk melegalkan hubungan sesama jenis (homoseksual), baik sesama jenis pria (gay) maupun sesama jenis wanita (lesbian). Beberapa negara di benua Eropa dan Amerika sudah melegalkan hubungan sesama jenis. Sebagian para pejuang HAM juga beranggapan bahwa menikah dengan sesama jenis merupakan salah satu hak asasi manusia. Namun Alkitab berpendapat bahwa Allah menghendaki pernikahan pria dan wanita (heteroseksual) dan bahwa pernikahan homoseksual bertentangan dengan kehendak Allah.
Kalau Allah memang menghendaki hubungan heteroseksual,  mengapa dalam dunia ini ada hubungan homoseksual baik dari zaman sodom dan gomora sampai zaman modern seperti sekarang ini?.
Paulus mengatakan bahwa hubungan sesama jenis dan segala hubungan-hubungan yang tak pantas dan tak wajar adalah bentuk hukuman atau balasan  terhadap:
-          Manusia yang menindas kebenaran dengan kelaliman (Roma 1:18),
-          Manusia yang tidak memuliakan Allah ataupun mengucap syukur pada-Nya meskipun mereka mengenal-Nya( Roma 1:21),
-          Mereka yang bodoh dan menyembah berhala (Roma 1:22-23, 25b),
-          Mereka yang menggantikan kebenaran Allah dengan dusta (Roma 1:25).

Roma 1:26-29
26  Karena itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan, sebab isteri-isteri mereka menggantikan persetubuhan yang wajar dengan yang tak wajar.
27  Demikian juga suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain, sehingga mereka melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki, dan karena itu mereka menerima dalam diri mereka balasan yang setimpal untuk kesesatan mereka.
28  Dan karena mereka tidak merasa perlu untuk mengakui Allah, maka Allah menyerahkan mereka kepada pikiran-pikiran yang terkutuk, sehingga mereka melakukan apa yang tidak pantas:
29  penuh dengan rupa-rupa kelaliman, kejahatan, keserakahan dan kebusukan, penuh dengan dengki, pembunuhan, perselisihan, tipu muslihat dan kefasikan.

Dengan demikian pernikahan Kristen atau pernikahan yang dikehendaki Allah adalah pernikahan heteroseksual yaitu antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan dan bukan pernikahan homoseksual. Ini artinya bahwa sebuah pernikahan bisa disebut pernikahan Kristen kalau dilakukan antara laki-laki dan perempuan. Pernikahan antara laki-laki dengan laki-laki atau pernikahan antara perempuan dengan perempuan adalah bukan pernikahan Kristen, meskipun dilakukan oleh orang yang mengaku Kristen atau diberkati secara Kristen.
Fakta  ini seakan-akan tidak adil dan melanggar hak asasi manusia, namun kita tidak boleh mengorbankan kebenaran atas nama hak asasi, tapi justru hak asasi dan keadilan harus didasarkan pada kebenaran yaitu Firman Tuhan. Setiap orang yang hidup dalam keterikatan dalam hubungan yang tak wajar, hendaknya bertobat. Karena menjadi Banci, pemburit dan sebagainya bukanlah rancangan Allah untuk kita. Orang yang demikian tidak akan mendapat tempat bukan hanya dalam pernikahan Kristen akan tetapi juga dalam Kerajaan Allah.
1Kor 6:9  Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang yang tidak adil tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah? Janganlah sesat! Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit
10  pencuri, orang kikir, pemabuk, pemfitnah dan penipu tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.


II.                PERNIKAHAN MONOGAMI

Kejadian 2:21-23
21   Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
22  Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
23  Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Diceritakan bahwa ketika Tuhan “membangun” (הנב banah) perempuan dari tulang rusuk Adam, hasilnya adalah”seorang perempuan” dan bukan “banyak perempuan”. Monogami secara implisit tersirat dalam cerita ini karena Allah menciptakan hanya satu istri bagi Adam, dan bukan banyak istri.

Selanjutnya dalam ayat yang 23 adalah ungkapan kebahagiaan  dari Adam saat ia melihat pasangan yang diberikan Tuhan kepadanya.

Kejadian 2: 23  Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Jikalau bentuk kalimat dan pemakaian kata pada ayat ini dianalisa dalam bahasa Ibrani, maka ayat ini merupakan klimaks dari perikop tersebut, yaitu ekspresi suatu kepuasan puncak tentang perkawinan. Ayat ini juga memperlihatkan hubungan yang benar diantara laki-laki dan perempuan. Orang Ibrani mengemukakan hubungan yang sangat intim bukan dengan mempergunakan istilah "hubungan darah" tetapi "hubungan tulang dan daging".Oleh karena itu hubungan laki-laki dan perempuan adalah hubungan yang sangat intim dan saling memiliki. Hubungan ini bukan hanya dalam hal fisik, tetapi psikologis dan ekonomis, dalam cinta kasih dan juga dalam kesulitan (bnd. Kej 2:24). Hubungan intim yang seperti ini dialami apabila laki-laki Yaazab (artinya: melupakan) ketergantungannya pada ayah dan ibunya (Kej 2:23a), dan yang paling penting apabila "keduanya" menjadi satu (Kej 2:23b). Kebahagiaan perkawinan dapat direalisasikan hanya bila hubungan intim tersebut tidak dirusakkan (diceraikan) dan bila dalam hubungan tersebut hanya ada dua oknum (yaitu satu laki-laki dan satu perempuan) bukan dua, tiga atau empat. Dengan kata lain kebahagiaan sejati dalam pernikahan hanya akan diperoleh jika pernikahan tersebut heteroseksual dan monogami.

Mungkin ada yang tidak setuju dengan memperlihatkan banyaknya tokoh-tokoh Alkitab yang berpoligami. Memang benar, tapi itu terjadi sejak manusia sudah jatuh dalam dosa. Namun konsep awal pernikahan dalam rancangan Allah adalah monogami dan bukan poligami.

Sejak zaman Lamekh (Kejadian 4:19) rupa-rupanya poligami mulai dipraktekkan dan Alkitab mencatat semuanya itu.

Kej 4:19  Lamekh mengambil isteri dua orang; yang satu namanya Ada, yang lain Zila.

Nampaknya Allah membiarkan manusia menggumuli hal itu dengan mencari tahu dari pengalamannya sendiri, bahwa aturan asli dari Allah adalah monogami dan monogamilah hubungan yg sewajarnya dan yang akan membawa pada kebahagiaan puncak dalam pernikahan.

Selanjutnya jelas ditunjukkan bahwa poligami menimbulkan kesukaran-kesukaran, dan sering menimbulkan dosa, misalnya Abraham (Kejadian 21); Gideon (Hakim 8:29-9:57); Daud (2 Sam 11; 13); Salomo (1 Raj 11:1-8). Kecemburuan dalam keluarga timbul karena poligami, seperti halnya kedua istri Elkana saling memusuhi (1 Samuel 1:6; bnd Imamat 18:18). Sukar diketahui betapa jauh poligami dipraktikkan, tapi berdasarkan kemampuan ekonomi poligami mungkin lebih banyak di kalangan orang berada daripada orang biasa. Sementara poligami dipraktikkan, maka status dan hubungan antar para istri dapat dikumpulkan baik dari cerita-cerita Alkitab maupun hukum. Adalah biasa jika seorang suami lebih tertarik kepada istri yg satu daripada istri yg satu lagi. Demikianlah Yakub, yg tertipu berpoligami, lebih mencintai Rahel daripada Lea (Kejadian 29). Elkana lebih mengutamakan Hana kendati tidak melahirkan anak (1 Samuel 1:18). Dalam Ulangan 21:15-17 dikatakan bahwa seorang suami akan mencintai istri yg satu dan membenci yg lain.

Belajar dari kebiasaan-kebiasaan Timur, raja-raja Israel diperingatkan supaya menentang poligami.
Ulangan 17:17  Juga janganlah ia mempunyai banyak isteri, supaya hatinya jangan menyimpang; emas dan perakpun janganlah ia kumpulkan terlalu banyak.

Dengan demikian pada prinsipnya rancangan awal Allah terhadap lembaga pernikahan adalah Monogami, dan hanya dalam hubungan monogami tersebut kita akan menemukan kebahagian puncak dalam pernikahan. Sebaliknya jika poligami dilakukan, hal itu bukanlah rancangan Allah tapi kedegilan manusia itu sendiri sebagai akibat dosa. Di dalam poligami manusia tidak akan pernah mengalami puncak kebahagiaan, tapi justru berada dalam berbagai persoalan yang timbul sebagai akibat berpoligami.Karena itu jika kita ingin berbahagia maka milikilah pernikahan monogami, maka kita akan menikmati kepuasan puncak pernikahan sebagaimana yang dialami Adam dan Hawa sebelum mereka  jatuh dalam dosa.


III.             PERNIKAHAN SEUMUR HIDUP
Roma 7:2  Sebab seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu.
Berapa lamakah perkawinan itu seharusnya bertahan?  Dalam ayat di atas  dikatakan bahwa seorang isteri terikat oleh hukum kepada suaminya selama suaminya itu hidup. Akan tetapi apabila suaminya itu mati, bebaslah ia dari hukum yang mengikatnya kepada suaminya itu. Ini berarti bahwa pernikahan Kristen adalah pernikahan seumur hidup. Pernikahan Kristen adalah pernikahan yang berakhir sampai maut memisahkan mereka.
Janji pernikahan Kristen bukalah janji : “Saya terima nikahnya saudari ………. binti….. dengan mas kawin dengan seperangkat alat sholat dibayar tunai…..sah, sah sah. Tapi di dalam pernikahan kristen terkandung janji atau komitmen untuk setia sampai maut memisahkan mereka. Pada prinsipnya janji pernikahan kristen subtansinya sama antara gereja yang satu dengan gereja yang lainnya, Cuma redaksinya yang berbeda-beda. Saya kutip janji pernikahan sebuah gereja tentang janji pernikahan mereka.
Di hadapan Allah dan jemaatnya saya:………………………………………... menyatakan kesungguhan hati, memilih dan menerima………………………………………. menjadi istri/suami  saya yang sah, sebagai kasih karunia dari Tuhan. Sebagai suami/istri yang setia dan taat akan Allah, saya berjanji senantiasa mengasihi, menyayangi dan saling setia sepanjang waktu , baik pada waktu suka maupun pada waktu duka, baik pada waktu berkelimpahan maupun pada waktu kekurangan , baik pada waktu sehat maupun pada waktu sakit, sampai maut memisahkan kami. Saya berjanji menjadi ayah/ibu yang baik bagi anak-anak yang dipercayakan Tuhan. Saya senantiasa berbakti kepada Allah dan hidup suci dengan mematuhi segala Firman-Nya.  saya berjanji.
Dari janji pernikahan diatas tercermin bahwa pernikahan kristen adalah perjalan dari satu titik yaitu dari titik awal pernikahan, sampai titik dimana maut memisahkan mereka. Dengan demikian pernikahan kristen tidak memberi tempat bagi ketidak setiaan dan perceraian.
Berulang-ulang kali Alkitab menekankan pentingnya kesetiaan dalam lembaga pernikahan. Dalam hukum sepuluh ada larangan untuk berzinah (Kel 20:14). Tuhan Yesus juga melarang sesorang untuk berzinah, bahkan Yesus menekankan sampai sumbernya yaitu hati
Mat 5:28  Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya..
Penulis Ibrani juga menekankan pentingnya kesetiaan dalam pernikahan
Ibr 13:4  Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah.
Alkitab begitu menekankan kesetiaan dalam lebaga pernikahan, dengan melarang berzinah, karena lembaga pernikahan adalah seumur hidup sifatnya. Perzinahan adalah wujud ketidak setiaan yang bisa mengancam komitmen seumur hidup dalam pernikahan kristen, yang pada akhirnya berakhir dalam perceraian.
Kristus mengakui hanya satu alasan sah untuk perceraian. Dalam Matius 5:32 dikatakan bahwa satu-satunya alasan  untuk sebuah perceraian adalah perzinahan.
Mat 19:9  Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
Namun demikian, ini tidak berarti Yesus merestui atau senang dengan perceraian.Allah sangat tidak senang dengan orang-orang yang menceraikan istri atau suaminya yang selalu telah berlaku setia.
Mal 2:14-16
14  Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.
15  Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.
16  Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel  —  juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!
Dari uraian di atas bisa disimpulkan bahwa pernikahan Kristen adalah pernikahan yang berlangsung sampai maut memisahkan mereka. Karena prinsip seumur hidup inilah makanya perzinahan atau ketidaksetiaan itu dilarang karena dapat menimbulkan dosa dan perceraian dalam pernikahan Kristen. Dengan kata lain pernikahan Kristen adalah pernikahan yang menuntut kesetiaan karena pernikahan kristen adalah pernikahan seumur hidup. Prinsip inilah yang mewarnai janji pernikahan dalam agama Kristen, yang telah memberi kekuatan terhadap banyak pasangan dalam menjaga komitmen seumur hidup.
CHRISTOPHER REEVE adalah orang yang memerankan tokoh superman dalam film Superman. Ia menikah pada tahun 1992 dengan seorang wanita bernama DANA dan dikaruniai seorang anak bernama William. Pada usia tiga tahun pernikahannya CHRISTOPHER REEVE mengalami kecelakaan berkuda yang menyebabkan  ia mengalami kelumpuhan total. Mendapati dirinya dari seorang tokoh terkenal kemudian menjadi seorang yang tak bisa berbuat apa-apa membuat CHRISTOPHER REEVE menjadi putus asa dan sering hendak mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.

Dalam kondisi semacam ini DANA  punya kesempatan untuk meninggalkan suaminya yang sudah lumpuh dan tidak bisa diharap apa-apa. DANA  tetap setia menemani dan merawat suaminya, bahkan berhasil membangkitkan kembali semangat suaminya. Usaha DANA tidak sia-sia, suaminya bangkit kembali dan menemukan jati dirinya kembali dan membuka sebuah yayasan sosial untuk menolong orang-orang yang cacat. 9 Tahun kelumpuhannya CHRISTOPHER REEVE meninggal akibat komplikasi jantung. Ketika ditanya apa yang membuat DANA setia pada suaminya, meskipun suaminya udah cacat, jawabannya adalah janji setia terhadap pernikahan  baik dalam suka maupun duka, susah maupun senang, kaya maupun miskin , sehat mapun sakit. DANA dikemudian hari merubah janji pernikahannya bukan sampai maut memisahkan mereka tapi sampai selama-lamanya.
1,5 tahun (18 bulan) sejak kematian suaminya DANA meninggal dunia karena kanker paru-paru. Kisah ini telah menjadi inspirasi bagi banyak orang termasuk menteri luar negeri AS yaitu Hillary Clinton.

Ketika kita mengucapkan janji dihadapan Tuhan dan jemaat-Nya, sebenarnya kita  telah berjanji untuk setia semuar hidup sebagaimana Dana.

~AMIN~

No comments:

Post a Comment