Monday, April 1, 2013

Kecerdikan Iblis


KECERDIKKAN IBLIS
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
Kejadian 3:1-7
1  Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2  Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3  tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
4  Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5  tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
6  Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.
7  Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Orang Kristen  adalah orang yang bukan dari dunia, tapi tinggal dan diutus kepada dunia. Selama hidup di dunia orang Kristen punya 3 musuh
1.      Musuh yang ada di sekeliling kita yaitu dunia
1Yoh 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Yak 4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

Saat Rasul Yohanes menasihatkan para pengikut Kristus agar tidak mencintai dunia ini (1Yohanes 2:15-17), ia menggambarkan sosok musuh yang nyata, namun tidak berpribadi. Ketika ia menggunakan istilah "dunia ini," ia membayangkan segala sesuatu di sekeliling kita yang mencoba menandingi Bapa surgawi. Dalam hal ini, dunia mewakili segala faktor materi, fisik, dan sosial yang mencoba bersaing dengan Allah untuk menarik kasih dan perhatian kita.  (Lihat Khotbah 3 Musuh Orng Kristen)

2.      Musuh yang ada di dalam kita yaitu kedagingan
1Ptr 2:11  Saudara-saudaraku yang kekasih, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.

3.      Musuh yang ada di  atas kita
Iblis, adalah musuh utama dalam pertumbuhan rohani kita. Menurut Petrus, ia berkeliling "sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" ( 1Petrus 5:8). Ia adalah bapa segala dusta (Yohanes 8:44), dan ia memiliki banyak pasukan yang siap melawan kita (Efesus 6:12). Namun demikian ia tak akan pernah dapat melemahkan kepercayaan dan kasih kita kepada Allah jika kita tidak memberinya kesempatan (Yakobus 4:7). Meskipun ia adalah lawan yang tangguh, kita tak perlu menyerah kepadanya begitu saja, karena kita memiliki janji ini: "Roh Kudus yang ada di dalam kamu, lebih besar daripada roh Setan yang ada di dalam dunia" (1Yohanes 4:4). Pada saat kita menyerah kepada pimpinan Roh Kudus kita akan mengalami kemenangan rohani oleh kekuatan kuasaNya. "Lawanlah Iblis," kata Yakobus, "maka ia akan lari dari padamu!" (4:7).

Khusus dalam menghadapi musuh yang ada di atas kita, sering membuat orang Kristen terjebak dalam pandangan yang salah tentang iblis. Ada yang melakukan kesalahan dengan menganggap enteng kuasa Setan atau menyangkali kenyataan adanya kerajaan iblis. Namun ada juga yang terjebak pada kesalahan yang menyebabkan keputusasaan, yaitu melihat iblis secara berlebihan. Mereka tidak dadar bahwa iblis  tidak dapat bertindak melampaui batas yang telah ditetapkan Allah. Lagipula orang-orang kristiani yang tunduk kepada Allah dan melawan iblis dapat membuatnya lari (Yakobus 4:7). Penulis ibrani mengajarkan bahwa kematian Kristus telah “memusnahkan” iblis” yang berkuasa atas maut.

14   Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis, yang berkuasa atas maut;
15  dan supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
 (Ibr 2:14,15 ).

Yesus mati agar setan dapat dihancurkan. Ini adalah suatu pernyataan yang kuat, pasti dan mutlak kebenarannya, dan pernyataan ini benar-benar berdiri atas kekuasaan yang penuh dari Alkitab. Setan TELAH dihancurkan!.  "Menghancurkan" bukan berarti bahwa iblis tidak lagi ada, ia masih berada di sekitar kita sebagaimana kita tahu akan hal itu?. Kata Yunani untuk "menghancurkan" adalah katargeo. Artinya:  membuat tak berdaya , membuatnya nihil ,dikurangi hingga angka nol, dibuat tak aktif ,dibuat tidak mempunyai pengaruh, lumpuh.

Karena begitu pentingnya pandangan yang Alkitabiah tentang iblis, maka dari  itu pada kesempatan kali ini kita akan belajar tentang salah satu “kelebihan” iblis yaitu “cerdik”. Dari Kejadian 3:1 dikatakan bahwa ular adalah binatang yang  paling cerdik. Dalam hal ini saya tidak akan membahas apakah ular dalam bacaan kita ini adalah ular benar-benar ular (binatang), atau ular yang merupakan penjelmaan iblis (ular jadi-jadian) atau ular yang dirasuki iblis (Jadi ularnya betul-betul ular tapi ada iblis dibelakangnyasebagai dalang).  Kita melihat bahwa Iblis melancarkan taktiknya dengan begitu cerdik. Kata "paling cerdik" dalam bahasa Ibraninya " םורע ‘aruwm" adalah kata dalam bentuk superlatif. Kata  “םורע” (aruwm) mengandung pengertian “prudent”, “crafty” (ahli). Kecerdikannya ini menjadi alat yang paling tepat bagi Iblis. Suatu kecerdikan yang merusak.  

Kalau di taman Eden iblis disebut dengan ular, maka dalam kitab wahyu ia disebut dengan sebutan si ular tua. Ada penafsir bahwa sebutan ini adalah untuk menggambarkan bahwa iblis bertambah berpengalaman . Iblis tambah senior dalam hal kecerdikannya. Iblis sudah  “ banyak makan garam” sehingga ia bertambah cerdik. Berikut kita akan belajar tentang 4 keahlian/kecerdikan iblis.

I.                   IBLIS CERDIK  DALAM MENYAMAR

Kej 3:1  Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"


Bukti-bukti Alkitab tentang hebatnya penyamaran iblis

1.      Penyamaran di taman Eden

Kecerdikan iblis ini terlihat dalam cara Iblis menjumpai manusia. Iblis datang bukan dalam wujud sesuatu yang menakutkan, misalnya ia datang dengan "tanduk yang melengkung," "kuku yang panjang," "cakar yang tajam," "ekor  yang berbulu atau degan menggunakan cawat merah serta membawa tongkat trisula," dsb, tapi justru ia datang kepada manusia dalam penyamaran yang sangat baik.  Ia datang dalam wujud seekor binatang yang sudah biasa dan bahkan sudah terlalu sering Hawa jumpai di taman itu setiap hari. Ini membuktikan bahwa ia hebat dalam menyamar.

Demikian juga Iblis kerap kali dalam menjatuhkan manusia memakai oknum-oknum tertentu atau sarana-sarana tertentu yang bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi manusia. Misalnya Iblis memakai Delila untuk menjatuhkan Samson, seorang yang sudah setiap hari dijumpai dan dikasihi. Daud dalam kedukaannya, ia berkata bahwa orang yang dekat dengan dia, yang berjalan bersama dengan dia ke bait Allah yang bangkit melawan dia. Spurgeon juga mengatakan bagi seorang gembala, mungkin justru majelislah yang dipakai untuk menyerang kita, mungkin juga orang-orang yang paling dekat dengan kita. Dalam kehidupan seorang atasan acapkali Iblis memakai sekretarisnya yang sudah sekian lama membantunya untuk mencobai dia dan sebaliknya juga demikian, Iblis bisa memakai sang atasan yang sudah begitu baik untuk menjatuhkan sekretarisnya.

2.      Penyamaran di Gereja

-          Menyamar seperti domba
Mat 7:15  "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Pada zaman akhir ini iblis menyamar dengan menggunakan pakaian domba.  Hal ini dikatakan dalam terjemahan NKJV.

Mt 7:15   "Beware of false prophets, who come to you in sheep’s clothing, but inwardly they are ravenous wolves.

Mungkin ada yang bertanya, apa hubungan antara nabi paslu dan iblis? Bukankah yang dikatakan dalam ayat ini adalah nabi-nabi palsu yang menyamar?. Ya, benar ayat ini memang berbicara tentang nabi-nabi palsu yang menyamar, tapi ada oknum yang bernama iblis dibelakang nabi-nabi palsu tersebut.
2Tes 2:9  Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,

Dengan demikian iblis menyamar dalam gereja Tuhan dengan menggunakan baju domba,  Bukan baju seperti domba. Hal ini membuktikan bahwa iblis begitu ahli dalam menyamar.

-          Menyamar seperti gandum

Diceritakan bahwa ada seseorang menabur benih gandum tapi , iblis menabur lalang ditempat yang sama. Dan ketika para pekerja meminta untuk mencabutnya, Yesus melarang dengan pertimbangan bahwa bisa jadi gandum juga akan ikut tercabut.

Mat 13:29  Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
Pertannyaannya: Mengapa?? Ternyata para pekerja akan sulit membedakan antara gandum dan lalang tersebut. Kata “lalang” menggunakan kata “ζιζανιον zizanion” . Zizanion adalah lalang yang bentuknya mirip sekali seperti gandum. TBI memakai ‘lalang’ (mengikuti Bode dan terjemahan lama), tapi ada orang yg lebih menyukai terjemahan ‘padi-padian’. Daunnya mirip sekali dengan gandum, tapi perbedaannya mencolok jika keduanya dibiarkan tumbuh sampai musim menuai.
Biji-bijinya beracun, mengakibatkan kepeningan dan kadang-kadang kematian apabila ditelan. Nama masa kini untuk tanaman ini adalah Lolium temulentum. Rerumputan jenis ini biasa terdapat di Timur Dekat. Tanaman ini mirip sekali dengan gandum sampai bulir-bulirnya mulai terbentuk. Biasanya lalang dibiarkan di ladang sampai musim menuai, dan kemudian dipisahkan ketika gandum ditampi. Karena butir-butir "lalang" ini lebih kecil dan lebih ringan daripada gandum, lalang itu tertiup bersama dengan sekam. Jika masih ada butir-butir lalang tertinggal, maka dengan memakai ayakan, butir-butir lalang itu dipisahkan dari gandum.

Ini tambah membuktikan bahwa iblis jago dalam hal menyamar. Penyamarannya tidak bisa dilihat hanya sepintas lalu saja. Dibutuhkan ketelitian untuk mengamati buahnya baru kita bisa membedakan lalang dengan Zizanion.

3.      Penyamaran Meniru Yesus

1Ptr 5:8  Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

Perhatikan baik-baik bahwa Alkitab tidak mengatakan bahwa iblis adalah seekor singa yang mengaum, Alkitab mengatakan dia (singa) mengaum berkeliling mencari mangsanya seperti seekor singa yang mengaum. Dengan perkataan lain, dia berpura-pura menjadi sesuatu yang sebenarnya yang dia tidak begitu. Sungguh dia hanyalah seekor singa ompong atau singa yang telah dijinakkan/ditaklukkan, atau seperti orang Tionghoa menyebutnya, ‘seekor singa kertas’.

Lalu siapa singa yang sebenarnya? Dia adalah Yesus! Ayat Alkitab mengatakan tentang Dia sebagai "Singa dari suku Yehuda" (Why 5:5). Karena kita tinggal di dalam Dia, dan Dia di dalam kita, kita juga memiliki "alamiah dari singa" seperti Dia: Kita yang percaya pada Yesus menjadi tentara "seperti singa".

"Orang fasik lari, walaupun tidak ada yang mengejarnya. Tetapi orang benar merasa aman seperti singa muda" (Ams 28:1).

"Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes, dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus" ( Kis 4:13 ).

4.      Penyamaran sebagai Malaikat terang
2Kor 11:14  Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.

Paulus mengingatkan kita bahwa Setan dapat menyamar sebagai malaikat terang. Ini penting karena seseorang akan lari darinya jika mereka mengetahui sifatnya yang sebenarnya. Sebagai roh yang ahli menyamar, Setan muncul dalam berbagai bentuk untuk menyembunyikan wujud yang sebenarnya. Ia menyamar menjadi pemimpin-peminpin rohani. Karena itu kita harus berhati-hati!!

Kerajaan Setan bekerja melalui tokoh-tokoh jahat seperti para pemimpin Nazi (semuanya terlibat secara mendalam dengan okultisme). Namun ia juga menipu orang melalui cara-cara yang tampaknya tidak berbahaya. Ada laporan yang mengatakan bahwa istri salah seorang presiden Amerika bergantung pada astrologi dalam mengambil keputusan-keputusan penting. Hal ini benar-benar memprihatinkan. Kerajaan kegelapan juga menggoda kita dengan banyak hal yang tampaknya tidak jahat. Kekayaan, harta benda, kemashyuran, kekuasaan, keluarga, teman-teman, iptek, seni, dan bahkan agama dapat menjadi allah-allah palsu jika mereka menjauhkan kita dari pengertian tentang kasih Pencipta seperti yang telah Dia tunjukkan melalui Kristus.


II.                IBLIS CERDIK DALAM MEMILIH WAKTU YANG TEPAT

Iblis adalah mahluk yang cerdik. Hal ini menjadi sebutan iblis ketika zaman Adam dan hawa di taman Eden. Sedangkan dalam kitab wahyu iblis dilukiskan sebagai “ular tua” yang menggambarkan betapa senior dan berpengalamannya dia. Iblis banyak” makan garam” dalam hal menyamar, tapi juga ia berpengalaman dalam melihat waktu yang baik dan tepat untuk datang mencobai manusia.

Kecerdikan iblis dalam melihat waktu yang tepat dapat kita lihat dari dua peristiwa dalam Alkitab.

1.      Peristiwa  hawa dicobai
Iblis begitu memahami situasi dan kondisi seseorang. Kita tidak mengetahui mengapa saat itu Hawa bisa berada seorang diri tanpa Adam di sisinya. Kita tidak dapat menafsirkan bahwa hubungan mereka berdua sedang mengalami masalah (pisah ranjang) sehingga Hawa berada dalam keadaan terpisah dengan Adam. Yang jelas kondisi ini menunjukkan bahwa saat itu Hawa dalam keadaan tanpa pendamping, tanpa penolong, tanpa penopang. Hawa sendirian tanpa Adam yang menasihati dan memperingatkan dia.
Di sinilah kita melihat bahwa Iblis mengetahui dengan pasti saat yang tepat untuk menjatuhkan manusia. Sedikit saja manusia lengah Iblis akan memanfaatkan kesempatan itu (bandingkan dengan 1Pet 5:8).

2.      Peristiwa Yesus dicobai

Pada peristiwa Yesus dicobai, kita melihat bagaimana iblis datang pada waktu yang tepat. Ia mencobai Yesus saat Yesus lapar dan sendirian. Ketika iblis gagal dalam mencobai Yesus, Lukas mencatat bahwa iblis mundur. Iblis mundur bukan karena menyerah  tapi menunggu waktu yang baik. Kata-kata ini menunjukkan bahwa pencobaan atau serangan tersebut akan diperbaharui lagi kelak.
Luk 4:13  Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari pada-Nya dan menunggu waktu yang baik.

Dengan demikian kita melihat bahwa iblis selalu memilih waktu yang tepat. Kalau seperti petinju dia adalah petinju yang tidak sembarangan dalam memukul. Dia memilih waktu yang tepat untuk melangsungkan serangan. Waktu yang baik bagi iblis adalah waktu kita sementara lemah, sendiri, lapar  maupun saat kita sedang merasa kuat.
Kalau demikian bagaimana cara kita agar iblis tidak memilik waktu yang baik untuk menyerang kita.

III.             IBLIS CERDIK DALAM  MEMILIH TARGET YANG TEPAT

Saya senang menembak burung. Pada suatu saat saya melihat ada 2 ekor burung yang sedang hinggap pada sebuah ranting pohon. Saya mau menembak keduanya kalau hal itu memungkinkan, tapi karena  tidak memungkinkan saya harus memilih salah satunya. Saya akhirnya memilih berdasarkan pertimbangan burung mana yang paling mungkin kena pada letusan senapan angin saya. Saya memilih yang terdekat, terlemah dan yang paling mungkin untuk ditembak.

Demikian juga iblis. Iblis memilih target yang paling mungkin dia kalahkan. Dia tidak akan buang-buang waktu dan energinya untuk sesuatu yang tidak akan berhasil. Itulah sebabnya ia memilih target yang paling mudah untuk diserang. Kita melihat ular itu dengan sengaja tidak menjumpai Adam tetapi justru menjumpai Hawa. Bagaimanapun juga harus diakui bahwa perempuan itu tidak seteguh laki-laki. Bagi Iblis pasti akan lebih mudah menjatuhkan Hawa daripada menjatuhkan Adam (1Pet 3:7). Titik rawan ini bukan hanya menyangkut kondisi Hawa sebagai seorang wanita yang lebih lemah dari Adam, akan tetapi juga menyangkut lemahnya tanggung jawab Hawa terhadap perintah Allah. Hawa tidak langsung mendapat perintah yang bersifat larangan dari Allah tetapi dengan perantaraan Adam, karena perintah itu diberikan sebelum Hawa dijadikan (Kej 2:16-17). Jadi kekuatan perintah itu tidak seberapa dirasakan Hawa dibandingkan Adam. Menurut Berkhof Iblis datang pada Hawa mungkin karena ia bukan head of the covenant dan karenanya ia tidak mempunyai rasa tanggung jawab sebesar Adam, ia tidak menerima perintah Allah secara langsung tetapi tidak langsung maka ia menjadi lebih rentan terhadap semua argumentasi Iblis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Iblis bukan hanya mengetahui kondisi manusia yang paling rentan secara sosial tetapi ia juga mengetahui kondisi rentan manusia yang menyangkut rasa tanggung jawab. Melalui kondisi yang semacam ini kerap kali ia masuk untuk mencobai manusia.

Namun demikian, iblis juga  tidak akan menghabiskan waktunya dengan memburu target yang memang dia tahu akan jatuh tanpa dicobai.
Suatu ketika terjadi pertempuran antara barat dan timur. Pesawat-pesawat timur menyerang dengan gencarnya. Suatu ketika terlihat di radar bahwa timur menyerang dengan pesawat jenis F 16 buatan AS, komandan pasukan barat langsung memerintahkan pasukannya untuk menembakkan rudal-rudal anti pesawat untuk menyerang pesawat F 16 tersebut. Benar saja pesawat F 16 itu banyak yang berjatuhan. Tak lama kemudian timur kembali menyerang dengan pesawat canggih buatan Rusia yaitu Sukhoi. Panglima barat memperlakukan hal yang sama terhadap sukhoi tersebut. Alhasil banyak pesawat sukhoi yang jatuh. Karena timur sudah mulai kehabisan stok pesawat, sementara yang tersisa hanya CN 235 buatan Indonesia maka terpaksa dikirim juga untuk membombardir pasukan barat. Ketika pesawat CN 235 ini muncul di radar pasukan barat, anehnya panglima pasukan barat tidak memberi komando sama sekali mengenai apa yang harus dilakukan menghadapi serangan CN 235 ini. Sang panglima dengan santainya sambil minum kopi dan menghisap cerutu berkata: “Biarkan saja!”. Seluruh pasukan menjadi binggung dan takut. Akhirnya pasukan barat memberanikan diri dan menanyakan alasan mengapa serangan musuh kali ini dibiarkan saja. Panglima menjawab: “karena  CN 235 buatan indonesia itu, tidak ditembak juga akan jatuh sendiri”.
Demikian juga iblis akan memilih target yang tepat. Ia tidak menembak pesawat yang memang akan jatuh dengan sendirinya, tapi ia memilih pesawat yang bisa ditembaknya.

IV.             IBLIS CERDIK DALAM MEMUTAR BALIKAN FIRMAN TUHAN

Iblis memulai dialognya dengan mempertanyakan firman Allah yang disampaikan kepada mereka. Tentulah Allah berfirman "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej 3:1). Dengan perkataan lain Iblis mempertanyakan apakah sesungguhnya Allah memberikan larangan seperti itu. Seolah-olah dengan pertanyaan itu Iblis hendak mengatakan jikalau Allah berbuat demikian maka larangan itu sesungguhnya terlalu keras. Ucapan Iblis ini merupakan langkah pertama untuk meracuni hati dan pikiran Hawa yang masih polos. Ucapan-ucapan Iblis dipilih dengan penuh kelicikan dengan maksud menimbulkan kebimbangan terhadap firman Allah, terutama terhadap keadilan dan kejujuran perintah Allah. Dengan pertanyaannya ini Iblis bermaksud menanamkan benih keraguan dalam hati Hawa, benarkah Allah sudah menyatakan firman ini. Kalau Allah itu mengasihi manusia, apakah Allah memberikan larangan-larangan tertentu. Iblis ada kalanya dengan taktik yang serupa mencoba menjatuhkan kita.

Pertanyaan yang dilontarkan Iblis ini menjadi pemisah antara Allah dan Hawa karena ketika Iblis berkata tentang Allah yang memberi larangan, ia memakai kata "God-Elohim"
Kej 3:1 Tentulah Allah berfirman "Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Kata “Allah” yang digunakan oleh iblis pada bagian ini menggunakan kata “םיהלא “(elohiym) dan bukan "The Lord God-YAHWEH" sebagaimana yang dipakai di dalam Kej 2:16.
Kej 2:16  Lalu TUHAN( הוהי Y@hovah)  Allah (םיהלא ‘elohiym) memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas,
Dengan kata yang digantikan ini Iblis mulai berbicara pada manusia tentang Allah yang berjarak begitu jauh, bukan Allah yang dekat dan mengasihi mereka.

Iblis dengan sikapnya yang simpatik, dengan pendekatannya yang demikian menarik akhirnya berhasil membawa Hawa untuk membuka suatu dialog dengan dirinya. Ketika Hawa akhirnya menyahut "Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh kami makan  … ."( Kej 3:2) itu sudah merupakan kemenangan bagi Iblis. Karena memang tujuan iblis adalah untuk membuka suatu dialog dengan Hawa. Begitu langkah yang pertama ini berhasil, Iblis akan berusaha untuk melancarkan serangannya lebih jauh. Sekarang ia berhasil menempatkan dirinya sebagai mitra dialog dengan manusia. Walaupun Hawa belum menerima kehadiran "ular" sejajar dengan Allah, akan tetapi Iblis telah berhasil mengambil posisi tertentu dalam kehidupan Hawa. Dalam kehidupan kita Iblis berbuat hal yang hampir serupa. Kejatuhan hampir setiap orang yaitu tatkala dia mau melayani suara Iblis yang dirasakannya cukup logis, masuk akal. Begitu seseorang melangkah untuk melayani suara Iblis, maka ia pasti akan terseret ke dalam jerat yang lebih dalam lagi. Kita lihat apabila Iblis yang adalah "pendusta dan bapa segala dusta" (Yoh 8:44) diberi kesempatan untuk berdialog maka kita akan tergelincir dalam dusta juga.

Tanggapan Hawa di ayat Yoh 8:3 "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan" ternyata sudah mengurangi satu kata yang penting yang tertulis di pasal Kejadian 2:16 di mana Allah mengatakan "Semua pohon di dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas" walaupun hanya sepatah kata, yaitu kata bebas tapi itu sudah mengurangi firman yang Allah sampaikan yang sebenarnya mempunyai arti yang amat besar.

Demikian juga pada waktu Hawa mengatakan "Allah berfirman: Jangan kamu makan atau raba buah itu … ." maka di situ Hawa telah menambahkan satu kata yang tidak benar, yaitu kata raba. Iblis pada zaman ini juga mencoba menjatuhkan kita khususnya para teolog dengan cara yang sama. Ada kalanya kita mencoba menambahkan sesuatu kepada firman Tuhan atau justru menguranginya (bandingkan dengan Wahy 22:18-19).

Setelah Iblis berhasil mengacaukan pemahaman Hawa terhadap firman Allah dengan menambah dan menguranginya, maka sekarang ia berhasil membawa Hawa untuk meremehkan firman Allah. Sewaktu Allah memberikan perintah-Nya, dengan jelas dikatakan di dalam Kej 2:17 " …  pada hari engkau memakannya pastilah engkau mati". Tetapi ketika Hawa menjawab pertanyaan Iblis ia mengatakan di Kej 3:3 " …  nanti kamu mati". Ia telah menghilangkan kata "pasti" yang mempunyai pengertian tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena firman Allah itu ya dan amin. Dengan taktik yang sama pula Iblis akan menjatuhkan kita. Apabila kita mulai membuka dialog dengan Iblis pasti lambat laun kita tidak akan peka lagi terhadap firman Allah. Bilamana "sumber air" itu telah teracuni, maka "aliran" sungai yang mengalir daripadanya pun akan menjadi buruk dan jahat. Sikap yang meremehkan firman Allah pasti akan berlanjut dengan sikap melecehkan firman Allah. Kalau satu kebenaran mulai disalahmengertikan dan ditafsirkan menurut kehendak manusia sendiri, ia akan cenderung untuk salah di dalam memahami kebenaran firman Allah yang lain. Ini merupakan upaya Iblis dalam dunia teologia pada saat ini. Kecenderungan untuk menambah atau mengurangi firman Allah seringkali terjadi dalam aliran-aliran tertentu, baik yang liberal maupun yang kharismatik selalu berlanjut dengan sikap meremehkan otoritas firman Allah.

Setelah Hawa berada dalam kondisi mulai goyah saat itulah Iblis yang dikatakan sebagai pembunuh (Yoh 8:44) memasukkan serangannya yang mematikan "Sekali-kali kamu tidak akan mati" (Kej 3:4). Sesuai dengan tabiatnya yang disebut sebagai pendusta (Yoh 8:44) ia telah berhasil mempengaruhi Hawa dengan pertanyaannya yang sedemikian rupa, sehingga tanpa disadarinya Hawa telah mulai "mengidentikkan" dirinya dengan Iblis sebagai pendusta ketika dia menambah, mengurangi, meremehkan firman Allah. "Bapa Pendusta" menjadikan obyek sasarannya mulai mirip dengan dirinya. Sampai di sini Iblis melalui ucapannya "Sekali-kali kamu tidak akan mati" secara tidak langsung telah memutarbalikkan fakta yang sangat penting, ia membuat Allah justru menjadi seolah-olah menjadi pendusta. Kalau pada serangan sebelumnya Iblis menggoyahkan kepercayaan Hawa terhadap firman Allah, maka dalam serangannya kali ini Iblis menggoyahkan kepercayaan Hawa terhadap Allah sendiri. Sang pendusta sepertinya menjadi "benar" sedangkan Allah menjadi "pendusta". Dengan perkataan lain Iblis berhasil mengambil alih posisi Allah dalam pandangan manusia. Dengan cara yang sama Iblis menjatuhkan kita agar pada akhirnya secara sadar atau tidak banyak orang yang bertekuk lutut di bawah kaki Iblis. Puncak keinginan Iblis menjadikan dirinya dalam posisi Allah. Inti dosa yaitu meletakkan si pencoba itu di tempat Allah, di mana si ular telah berkehendak baik pada manusia sedangkan Allah menyembunyikan yang terbaik baginya.

Setelah Iblis berhasil menanamkan benih keraguan di dalam hati Hawa baik terhadap firman maupun diri Allah sendiri kemudian Iblis menanamkan perasaan berontak Hawa terhadap Allah dengan ucapannya " …  kamu akan menjadi seperti Allah … " (Kej 3:5). Iblis begitu memahami situasi hati manusia dalam kemapanannya sehingga dengan ucapannya "engkau akan menjadi seperti Allah" Iblis menyadarkan manusia akan keterbatasannya dan dibukakan suatu kemungkinan untuk melepaskan diri dari keterbatasannya. Dan cara yang ditawarkan Iblis untuk melepaskan dirinya dari keterbatasannya bukanlah langkah yang terlampau sulit, tinggal mengambil buah larangan itu maka mereka akan keluar dari keterbatasannya.

Iblis begitu lihai menambah dan mengurangi Firman Tuhan. Begitu lihai dalam memutar balikkan Firman Tuhan. Karena itu harus mengerti betul firman sehingga tidak mudah ditipu oleh iblis, yang memang cerdik dalam bidang pemutar balikan Firman Tuhan.

V.                IBLIS CERDIK DALAM BERBOHONG
Yoh 8:44  Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Tuhan Yesus memberikan tekanan kuat pada sifat Ibis yang penipu. Iblis dikenal sebagai bapa pendusta sehingga dalam perkataan-perkataannya terkandung dusta baik tersurat ataupun tersirat. Namun ada kalanya perkataan Iblis mengandung ‘kebenaran’, karena pernah juga beberapa kali dia mengutip dari perkataan atau firman Allah. Dalam peristiwa pencobaan Yesus, Iblis memakai kutipan firman Tuhan untuk mencobai Yesus yang adalah kebenaran. Jadi iblis sangat berani dalam berdusta. Firman Tuhan yang dikutip Iblis dalam pencobaan Yesus memang berasal dari Perjanjian Lama namun mengandung dusta dalam penafsiran dan penggunaannya.

Dr. William Hendriksen berkomentar seperti ini:

Karena itu, Iblis adalah sumber dusta, pencipta kepalsuan… Jika ia berbohong, ia ahlinya. Jika ia tidak berbohong (Kis 16:16,17), ia mengutip atau bahkan menjiplak; sekalipun demikian ia meminjam kata-kata dengan latar belakang yang salah untuk menciptakan suatu ilusi. Kemudian ia berusaha keras untuk berbohong dan menipu, dan hal ini dilakukan untuk membunuh (The Gospel of John, Baker, hal. 61).

Sesorang berkata :
"Setan menjanjikan yang terbaik, dan membayarkan yang terjelek.
         Dia adalah pembohong sejak semula. Orang-orang bodoh ditipu olehnya … 
         Mahkota yang dijanjikannya menjadi tali gantungan;
         penghiburan yang dijanjikannya menjadi siksaan;
         kehormatan yang dijanjikannya menjadi aib dan malu;
         sorga yang dijanjikannya menjadi neraka."

Contoh-contoh kebohongan iblis
1.      Kebohongan iblis di Eden
Kata-kata yang iblis pergunakan kelihatan telah dipilih secara cermat sehingga Hawa mempertanyakan ketulusan Allah: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Ia ingin Hawa memandang Allah dari sudut pandangnya yang jahat, dengan mempertanyakan motivasi dan keinginan Allah. Ia ingin Hawa takut rencana Allah akan melanggar kehidupan pribadinya atau bertentangan dengan kebutuhan dan keinginannya yang paling dalam.

Iblis kemudian menyangkali kebenaran peringatan Allah. Ia berkata, "Sekali-kali kamu tidak akan mati." Setelah menanamkan keragu-raguan dalam pikiran Hawa tentang kebaikan Allah, ia ingin Hawa percaya bahwa tidak ada akibat apa pun yang menimpanya atas ketidakpatuhannya.

Ia melanjutkan: "Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat" (ayat 5). Kata-kata ini merupakan serangan langsung terhadap kebaikan Allah dan godaan bagi kesombongan Hawa. Setan menggambarkan Allah dengan membohongi Adam dan Hawa bahwa hal itu akan membawa mereka mencapai puncak impian, yakni sejajar dengan Allah. Kata-kata jahat ini datang langsung dari hati iblis yang mencerminkan pandangannya sendiri tentang Allah.

Kisah kejatuhan Adam dan Hawa menunjukkan kepada kita bahwa jika orang mempercayai kebohongan Setan dan beranggapan bahwa Allah tidak dapat sepenuhnya dipercaya, mereka jatuh dalam rasa takut ketahuan. Setelah Adam dan Hawa memakan buah pohon terlarang, mereka menjadi sadar akan ketelanjangan mereka dan berusaha menutupi rasa malu mereka dengan daun ara, dan mencoba bersembunyi dari Allah (TB Kejadian 3:7-10).

2.      Kebohongan iblis sebagai penguasa dunia
Demikian juga halnya dengan klaim Iblis bahwa dialah penguasa dunia dan berhak memberikan pada siapa saja yang dikehendakinya. Allah adalah pencipta sekaligus penguasa dunia ini. KekuasaanNya tidak berubah walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak lagi mengakui Allah sebagai penguasa dunia. Allah mengatur dan mengendalikan seluruh isi dunia. Banyak ayat Alkitab yang menuliskan hal ini baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Misalnya saja dalam kitab Daniel berulang kali disebutkan bahwa Allah yang mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan memberikannya kepada siapa yang dikehendakNya (Dan 2:20-22; 4:17,25,32-36). Pujian Daniel menyebutkan bahwa Allahlah yang memecat dan mengangkat raja, Dia memberi hikmat pada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang berpengertian.

Injil Lukas menuliskan klaim Iblis atas dua hal, yakni pembagian kuasa dan kemuliaan dunia bagi dirinya dan hak memberikan kerajaan dunia beserta kuasa dan kemuliaannya bagi siapa saja yang dikehendaki. Kedua klaim ini pada dasarnya merupakan dusta Iblis, sebab segala kuasa dan kemuliaan adalah milik Allah semata.


~Amin~

No comments:

Post a Comment