KECERDIKKAN
IBLIS
Oleh:
Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
Kejadian 3:1-7
1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari
segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata
kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman
ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu:
"Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3 tetapi tentang buah pohon yang ada di
tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu,
nanti kamu mati."
4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu:
"Sekali-kali kamu tidak akan mati,
5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu
kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu
tentang yang baik dan yang jahat."
6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu
baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati
karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan
diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun
memakannya.
7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka
tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat
cawat.
Orang
Kristen adalah orang yang bukan dari
dunia, tapi tinggal dan diutus kepada dunia. Selama hidup di dunia orang
Kristen punya 3 musuh
1.
Musuh yang ada di
sekeliling kita yaitu dunia
1Yoh 2:15 Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada
di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di
dalam orang itu.
Yak 4:4 Hai kamu, orang-orang
yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah?
Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh
Allah.
Saat Rasul Yohanes
menasihatkan para pengikut Kristus agar tidak mencintai dunia ini (1Yohanes
2:15-17), ia menggambarkan sosok musuh yang nyata, namun tidak berpribadi.
Ketika ia menggunakan istilah "dunia ini," ia membayangkan segala
sesuatu di sekeliling kita yang mencoba menandingi Bapa surgawi. Dalam hal ini,
dunia mewakili segala faktor materi, fisik, dan sosial yang mencoba bersaing
dengan Allah untuk menarik kasih dan perhatian kita. (Lihat Khotbah 3 Musuh Orng Kristen)
2.
Musuh yang ada di
dalam kita yaitu kedagingan
1Ptr
2:11 Saudara-saudaraku yang kekasih, aku
menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri
dari keinginan-keinginan daging yang
berjuang melawan jiwa.
3.
Musuh yang ada
di atas kita
Iblis, adalah musuh utama
dalam pertumbuhan rohani kita. Menurut Petrus, ia berkeliling "sama
seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya" (
1Petrus 5:8). Ia adalah bapa segala dusta (Yohanes 8:44), dan ia
memiliki banyak pasukan yang siap melawan kita (Efesus 6:12). Namun
demikian ia tak akan pernah dapat melemahkan kepercayaan dan kasih kita kepada
Allah jika kita tidak memberinya kesempatan (Yakobus 4:7). Meskipun ia
adalah lawan yang tangguh, kita tak perlu menyerah kepadanya begitu saja,
karena kita memiliki janji ini: "Roh Kudus yang ada di dalam kamu,
lebih besar daripada roh Setan yang ada di dalam dunia" (1Yohanes
4:4). Pada saat kita menyerah kepada pimpinan Roh Kudus kita akan mengalami
kemenangan rohani oleh kekuatan kuasaNya. "Lawanlah Iblis," kata
Yakobus, "maka ia akan lari dari padamu!" (4:7).
Khusus dalam menghadapi musuh yang ada di atas kita, sering membuat
orang Kristen terjebak dalam pandangan yang salah tentang iblis. Ada yang melakukan kesalahan dengan
menganggap enteng kuasa Setan atau menyangkali kenyataan adanya kerajaan iblis.
Namun ada juga yang terjebak pada kesalahan yang menyebabkan keputusasaan, yaitu
melihat iblis secara berlebihan. Mereka tidak dadar bahwa iblis tidak dapat bertindak melampaui batas yang
telah ditetapkan Allah. Lagipula orang-orang kristiani yang tunduk kepada Allah
dan melawan iblis dapat membuatnya lari (Yakobus 4:7). Penulis ibrani
mengajarkan bahwa kematian Kristus telah “memusnahkan” iblis” yang berkuasa
atas maut.
14 Karena
anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama
dengan mereka dan mendapat bagian dalam keadaan mereka, supaya oleh kematian-Nya
Ia memusnahkan dia, yaitu
Iblis, yang berkuasa atas maut;
15 dan
supaya dengan jalan demikian Ia membebaskan mereka yang seumur hidupnya berada
dalam perhambaan oleh karena takutnya kepada maut.
(Ibr
2:14,15 ).
Yesus
mati agar setan dapat dihancurkan. Ini adalah suatu pernyataan yang kuat, pasti
dan mutlak kebenarannya, dan pernyataan ini benar-benar berdiri atas kekuasaan
yang penuh dari Alkitab. Setan TELAH dihancurkan!. "Menghancurkan" bukan berarti bahwa
iblis tidak lagi ada, ia masih berada di sekitar kita sebagaimana kita tahu
akan hal itu?. Kata Yunani untuk "menghancurkan" adalah katargeo.
Artinya: membuat tak berdaya , membuatnya
nihil ,dikurangi hingga angka nol, dibuat tak aktif ,dibuat tidak mempunyai
pengaruh, lumpuh.
Karena begitu pentingnya pandangan yang Alkitabiah
tentang iblis, maka dari itu pada
kesempatan kali ini kita akan belajar tentang salah satu “kelebihan” iblis
yaitu “cerdik”. Dari Kejadian 3:1 dikatakan
bahwa ular adalah binatang yang paling
cerdik. Dalam hal ini saya tidak akan membahas apakah ular dalam bacaan kita
ini adalah ular benar-benar ular (binatang), atau ular yang merupakan
penjelmaan iblis (ular jadi-jadian) atau ular yang dirasuki iblis (Jadi ularnya
betul-betul ular tapi ada iblis dibelakangnyasebagai dalang). Kita melihat bahwa Iblis melancarkan
taktiknya dengan begitu cerdik. Kata "paling cerdik" dalam bahasa
Ibraninya " םורע ‘aruwm"
adalah kata dalam bentuk superlatif. Kata
“םורע” (aruwm) mengandung
pengertian “prudent”, “crafty” (ahli). Kecerdikannya ini menjadi alat yang
paling tepat bagi Iblis. Suatu kecerdikan yang merusak.
Kalau
di taman Eden iblis disebut dengan ular, maka dalam kitab wahyu ia disebut
dengan sebutan si ular tua. Ada penafsir bahwa sebutan ini adalah untuk
menggambarkan bahwa iblis bertambah berpengalaman . Iblis tambah senior dalam
hal kecerdikannya. Iblis sudah “ banyak
makan garam” sehingga ia bertambah cerdik. Berikut kita akan belajar tentang 4
keahlian/kecerdikan iblis.
I.
IBLIS CERDIK DALAM
MENYAMAR
Kej 3:1 Adapun ular
ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh
TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah
berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Bukti-bukti Alkitab tentang hebatnya
penyamaran iblis
1.
Penyamaran di taman
Eden
Kecerdikan iblis ini
terlihat dalam cara Iblis menjumpai manusia. Iblis datang bukan dalam wujud
sesuatu yang menakutkan, misalnya ia datang dengan "tanduk yang melengkung,"
"kuku yang panjang," "cakar yang tajam," "ekor yang berbulu atau degan menggunakan cawat
merah serta membawa tongkat trisula," dsb, tapi justru ia datang kepada
manusia dalam penyamaran yang sangat baik. Ia datang dalam wujud seekor binatang yang
sudah biasa dan bahkan sudah terlalu sering Hawa jumpai di taman itu setiap
hari. Ini membuktikan bahwa ia hebat dalam menyamar.
Demikian juga Iblis kerap
kali dalam menjatuhkan manusia memakai oknum-oknum tertentu atau sarana-sarana
tertentu yang bukan lagi merupakan sesuatu yang asing bagi manusia. Misalnya
Iblis memakai Delila untuk menjatuhkan Samson, seorang yang sudah setiap hari
dijumpai dan dikasihi. Daud dalam kedukaannya, ia berkata bahwa orang yang
dekat dengan dia, yang berjalan bersama dengan dia ke bait Allah yang bangkit
melawan dia. Spurgeon juga mengatakan bagi seorang gembala, mungkin justru
majelislah yang dipakai untuk menyerang kita, mungkin juga orang-orang yang
paling dekat dengan kita. Dalam kehidupan seorang atasan acapkali Iblis memakai
sekretarisnya yang sudah sekian lama membantunya untuk mencobai dia dan
sebaliknya juga demikian, Iblis bisa memakai sang atasan yang sudah begitu baik
untuk menjatuhkan sekretarisnya.
2.
Penyamaran di Gereja
-
Menyamar seperti
domba
Mat 7:15 "Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu
yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi
sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.
Pada zaman akhir ini iblis
menyamar dengan menggunakan pakaian domba. Hal
ini dikatakan dalam terjemahan NKJV.
Mt 7:15 "Beware of false prophets, who come to
you in sheep’s clothing, but
inwardly they are ravenous wolves.
Mungkin ada yang bertanya,
apa hubungan antara nabi paslu dan iblis? Bukankah yang dikatakan dalam ayat
ini adalah nabi-nabi palsu yang menyamar?. Ya, benar ayat ini memang berbicara
tentang nabi-nabi palsu yang menyamar, tapi ada oknum yang bernama iblis
dibelakang nabi-nabi palsu tersebut.
2Tes 2:9 Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan
disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu,
Dengan demikian iblis menyamar dalam
gereja Tuhan dengan menggunakan baju domba,
Bukan baju seperti domba. Hal ini membuktikan bahwa iblis begitu ahli
dalam menyamar.
-
Menyamar seperti
gandum
Diceritakan bahwa ada seseorang
menabur benih gandum tapi , iblis menabur lalang ditempat yang sama. Dan ketika
para pekerja meminta untuk mencabutnya, Yesus melarang dengan pertimbangan
bahwa bisa jadi gandum juga akan ikut tercabut.
Mat 13:29 Tetapi ia berkata: Jangan, sebab mungkin
gandum itu ikut tercabut pada waktu kamu mencabut lalang itu.
Pertannyaannya: Mengapa??
Ternyata para pekerja akan sulit membedakan antara gandum dan lalang tersebut.
Kata “lalang” menggunakan kata “ζιζανιον zizanion” . Zizanion adalah lalang
yang bentuknya mirip sekali seperti gandum. TBI memakai ‘lalang’ (mengikuti
Bode dan terjemahan lama), tapi ada orang yg lebih menyukai terjemahan
‘padi-padian’. Daunnya mirip sekali dengan gandum, tapi perbedaannya mencolok
jika keduanya dibiarkan tumbuh sampai musim menuai.
Biji-bijinya beracun,
mengakibatkan kepeningan dan kadang-kadang kematian apabila ditelan. Nama masa
kini untuk tanaman ini adalah Lolium temulentum. Rerumputan jenis ini biasa
terdapat di Timur Dekat. Tanaman ini mirip sekali dengan gandum sampai
bulir-bulirnya mulai terbentuk. Biasanya lalang dibiarkan di ladang sampai
musim menuai, dan kemudian dipisahkan ketika gandum ditampi. Karena butir-butir
"lalang" ini lebih kecil dan lebih ringan daripada gandum, lalang itu
tertiup bersama dengan sekam. Jika masih ada butir-butir lalang tertinggal,
maka dengan memakai ayakan, butir-butir lalang itu dipisahkan dari gandum.
Ini tambah membuktikan bahwa
iblis jago dalam hal menyamar. Penyamarannya tidak bisa dilihat hanya sepintas
lalu saja. Dibutuhkan ketelitian untuk mengamati buahnya baru kita bisa
membedakan lalang dengan Zizanion.
3.
Penyamaran Meniru
Yesus
1Ptr 5:8 Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si
Iblis, berjalan keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Perhatikan baik-baik bahwa
Alkitab tidak mengatakan bahwa iblis adalah seekor singa yang mengaum, Alkitab
mengatakan dia (singa) mengaum berkeliling mencari mangsanya seperti seekor
singa yang mengaum. Dengan perkataan lain, dia berpura-pura menjadi sesuatu
yang sebenarnya yang dia tidak begitu. Sungguh dia hanyalah seekor singa ompong
atau singa yang telah dijinakkan/ditaklukkan, atau seperti orang Tionghoa
menyebutnya, ‘seekor singa kertas’.
Lalu siapa singa yang
sebenarnya? Dia adalah Yesus! Ayat Alkitab mengatakan tentang Dia sebagai "Singa
dari suku Yehuda" (Why 5:5). Karena kita tinggal di dalam Dia, dan Dia
di dalam kita, kita juga memiliki "alamiah dari singa" seperti Dia:
Kita yang percaya pada Yesus menjadi tentara "seperti singa".
"Orang fasik lari,
walaupun tidak ada yang mengejarnya. Tetapi orang benar merasa aman seperti
singa muda" (Ams 28:1).
"Ketika sidang itu
melihat keberanian Petrus dan Yohanes, dan mengetahui, bahwa keduanya orang
biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya
sebagai pengikut Yesus" ( Kis 4:13
).
4.
Penyamaran sebagai
Malaikat terang
2Kor 11:14 Hal itu tidak usah mengherankan, sebab
Iblispun menyamar sebagai malaikat Terang.
Paulus mengingatkan kita
bahwa Setan dapat menyamar sebagai malaikat terang. Ini penting karena
seseorang akan lari darinya jika mereka mengetahui sifatnya yang sebenarnya.
Sebagai roh yang ahli menyamar, Setan muncul dalam berbagai bentuk untuk menyembunyikan
wujud yang sebenarnya. Ia menyamar menjadi pemimpin-peminpin rohani. Karena itu
kita harus berhati-hati!!
Kerajaan Setan bekerja
melalui tokoh-tokoh jahat seperti para pemimpin Nazi (semuanya terlibat secara
mendalam dengan okultisme). Namun ia juga menipu orang melalui cara-cara yang
tampaknya tidak berbahaya. Ada laporan yang mengatakan bahwa istri salah seorang
presiden Amerika bergantung pada astrologi dalam mengambil keputusan-keputusan
penting. Hal ini benar-benar memprihatinkan. Kerajaan kegelapan juga menggoda
kita dengan banyak hal yang tampaknya tidak jahat. Kekayaan, harta benda,
kemashyuran, kekuasaan, keluarga, teman-teman, iptek, seni, dan bahkan agama
dapat menjadi allah-allah palsu jika mereka menjauhkan kita dari pengertian
tentang kasih Pencipta seperti yang telah Dia tunjukkan melalui Kristus.
II.
IBLIS CERDIK DALAM MEMILIH WAKTU YANG TEPAT
Iblis adalah mahluk yang
cerdik. Hal ini menjadi sebutan iblis ketika zaman Adam dan hawa di taman Eden.
Sedangkan dalam kitab wahyu iblis dilukiskan sebagai “ular tua” yang
menggambarkan betapa senior dan berpengalamannya dia. Iblis banyak” makan
garam” dalam hal menyamar, tapi juga ia berpengalaman dalam melihat waktu yang
baik dan tepat untuk datang mencobai manusia.
Kecerdikan iblis dalam
melihat waktu yang tepat dapat kita lihat dari dua peristiwa dalam Alkitab.
1.
Peristiwa hawa dicobai
Iblis begitu memahami
situasi dan kondisi seseorang. Kita tidak mengetahui mengapa saat itu Hawa bisa
berada seorang diri tanpa Adam di sisinya. Kita tidak dapat menafsirkan bahwa
hubungan mereka berdua sedang mengalami masalah (pisah ranjang) sehingga Hawa
berada dalam keadaan terpisah dengan Adam. Yang jelas kondisi ini menunjukkan
bahwa saat itu Hawa dalam keadaan tanpa pendamping, tanpa penolong, tanpa
penopang. Hawa sendirian tanpa Adam yang menasihati dan memperingatkan dia.
Di sinilah kita melihat
bahwa Iblis mengetahui dengan pasti saat yang tepat untuk menjatuhkan manusia.
Sedikit saja manusia lengah Iblis akan memanfaatkan kesempatan itu (bandingkan
dengan 1Pet 5:8).
2.
Peristiwa Yesus dicobai
Pada peristiwa Yesus
dicobai, kita melihat bagaimana iblis datang pada waktu yang tepat. Ia mencobai
Yesus saat Yesus lapar dan sendirian. Ketika iblis gagal dalam mencobai Yesus,
Lukas mencatat bahwa iblis mundur. Iblis mundur bukan karena menyerah tapi menunggu waktu yang baik. Kata-kata ini
menunjukkan bahwa pencobaan atau serangan tersebut akan diperbaharui lagi
kelak.
Luk 4:13 Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu,
ia mundur dari pada-Nya dan menunggu
waktu yang baik.
Dengan demikian kita melihat
bahwa iblis selalu memilih waktu yang tepat. Kalau seperti petinju dia adalah
petinju yang tidak sembarangan dalam memukul. Dia memilih waktu yang tepat
untuk melangsungkan serangan. Waktu yang baik bagi iblis adalah waktu kita
sementara lemah, sendiri, lapar maupun
saat kita sedang merasa kuat.
Kalau demikian bagaimana
cara kita agar iblis tidak memilik waktu yang baik untuk menyerang kita.
III.
IBLIS CERDIK
DALAM MEMILIH TARGET YANG TEPAT
Saya senang menembak burung. Pada
suatu saat saya melihat ada 2 ekor burung yang sedang hinggap pada sebuah
ranting pohon. Saya mau menembak keduanya kalau hal itu memungkinkan, tapi
karena tidak memungkinkan saya harus
memilih salah satunya. Saya akhirnya memilih berdasarkan pertimbangan burung
mana yang paling mungkin kena pada letusan senapan angin saya. Saya memilih
yang terdekat, terlemah dan yang paling mungkin untuk ditembak.
Demikian juga iblis. Iblis
memilih target yang paling mungkin dia kalahkan. Dia tidak akan buang-buang
waktu dan energinya untuk sesuatu yang tidak akan berhasil. Itulah sebabnya ia
memilih target yang paling mudah untuk diserang. Kita melihat ular itu dengan
sengaja tidak menjumpai Adam tetapi justru menjumpai Hawa. Bagaimanapun juga
harus diakui bahwa perempuan itu tidak seteguh laki-laki. Bagi Iblis pasti akan
lebih mudah menjatuhkan Hawa daripada menjatuhkan Adam (1Pet 3:7). Titik rawan
ini bukan hanya menyangkut kondisi Hawa sebagai seorang wanita yang lebih lemah
dari Adam, akan tetapi juga menyangkut lemahnya tanggung jawab Hawa terhadap
perintah Allah. Hawa tidak langsung mendapat perintah yang bersifat larangan
dari Allah tetapi dengan perantaraan Adam, karena perintah itu diberikan
sebelum Hawa dijadikan (Kej 2:16-17). Jadi kekuatan perintah itu tidak seberapa
dirasakan Hawa dibandingkan Adam. Menurut Berkhof Iblis datang pada Hawa
mungkin karena ia bukan head of the
covenant dan karenanya ia tidak mempunyai rasa tanggung jawab sebesar
Adam, ia tidak menerima perintah Allah secara langsung tetapi tidak langsung
maka ia menjadi lebih rentan terhadap semua argumentasi Iblis. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Iblis bukan hanya mengetahui kondisi manusia yang paling
rentan secara sosial tetapi ia juga mengetahui kondisi rentan manusia yang
menyangkut rasa tanggung jawab. Melalui kondisi yang semacam ini kerap kali ia
masuk untuk mencobai manusia.
Namun demikian, iblis
juga tidak akan menghabiskan waktunya
dengan memburu target yang memang dia tahu akan jatuh tanpa dicobai.
Suatu ketika terjadi
pertempuran antara barat dan timur. Pesawat-pesawat timur menyerang dengan
gencarnya. Suatu ketika terlihat di radar bahwa timur menyerang dengan pesawat
jenis F 16 buatan AS, komandan pasukan barat langsung memerintahkan pasukannya untuk
menembakkan rudal-rudal anti pesawat untuk menyerang pesawat F 16 tersebut.
Benar saja pesawat F 16 itu banyak yang berjatuhan. Tak lama kemudian timur
kembali menyerang dengan pesawat canggih buatan Rusia yaitu Sukhoi. Panglima
barat memperlakukan hal yang sama terhadap sukhoi tersebut. Alhasil banyak
pesawat sukhoi yang jatuh. Karena timur sudah mulai kehabisan stok pesawat,
sementara yang tersisa hanya CN 235 buatan Indonesia maka terpaksa dikirim juga
untuk membombardir pasukan barat. Ketika pesawat CN 235 ini muncul di radar
pasukan barat, anehnya panglima pasukan barat tidak memberi komando sama sekali
mengenai apa yang harus dilakukan menghadapi serangan CN 235 ini. Sang panglima
dengan santainya sambil minum kopi dan menghisap cerutu berkata: “Biarkan
saja!”. Seluruh pasukan menjadi binggung dan takut. Akhirnya pasukan barat
memberanikan diri dan menanyakan alasan mengapa serangan musuh kali ini
dibiarkan saja. Panglima menjawab: “karena
CN 235 buatan indonesia itu, tidak ditembak juga akan jatuh sendiri”.
Demikian juga iblis akan
memilih target yang tepat. Ia tidak menembak pesawat yang memang akan jatuh
dengan sendirinya, tapi ia memilih pesawat yang bisa ditembaknya.
IV.
IBLIS CERDIK DALAM MEMUTAR
BALIKAN FIRMAN TUHAN
Iblis memulai dialognya dengan
mempertanyakan firman Allah yang disampaikan kepada mereka. Tentulah Allah
berfirman "Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej 3:1). Dengan perkataan lain Iblis mempertanyakan apakah sesungguhnya
Allah memberikan larangan seperti itu. Seolah-olah dengan pertanyaan itu Iblis
hendak mengatakan jikalau Allah berbuat demikian maka larangan itu sesungguhnya
terlalu keras. Ucapan Iblis ini merupakan langkah pertama untuk meracuni hati
dan pikiran Hawa yang masih polos. Ucapan-ucapan Iblis dipilih dengan penuh
kelicikan dengan maksud menimbulkan kebimbangan terhadap firman Allah, terutama
terhadap keadilan dan kejujuran perintah Allah. Dengan pertanyaannya ini Iblis
bermaksud menanamkan benih keraguan dalam hati Hawa, benarkah Allah sudah
menyatakan firman ini. Kalau Allah itu mengasihi manusia, apakah Allah
memberikan larangan-larangan tertentu. Iblis ada kalanya dengan taktik yang
serupa mencoba menjatuhkan kita.
Pertanyaan yang dilontarkan
Iblis ini menjadi pemisah antara Allah dan Hawa karena ketika Iblis berkata
tentang Allah yang memberi larangan, ia memakai kata "God-Elohim"
Kej 3:1 Tentulah Allah berfirman "Semua
pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Kata “Allah” yang digunakan oleh iblis
pada bagian ini menggunakan kata “םיהלא “(elohiym) dan bukan
"The Lord God-YAHWEH" sebagaimana yang dipakai di dalam Kej 2:16.
Kej 2:16 Lalu TUHAN( הוהי Y@hovah) Allah (םיהלא ‘elohiym) memberi perintah ini
kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan
bebas,
Dengan kata yang digantikan
ini Iblis mulai berbicara pada manusia tentang Allah yang berjarak begitu jauh,
bukan Allah yang dekat dan mengasihi mereka.
Iblis dengan sikapnya yang
simpatik, dengan pendekatannya yang demikian menarik akhirnya berhasil membawa
Hawa untuk membuka suatu dialog dengan dirinya. Ketika Hawa akhirnya menyahut "Buah pohon-pohon dalam taman ini boleh kami makan
… ."( Kej 3:2) itu sudah merupakan
kemenangan bagi Iblis. Karena memang tujuan iblis adalah untuk membuka suatu
dialog dengan Hawa. Begitu langkah yang pertama ini berhasil, Iblis akan
berusaha untuk melancarkan serangannya lebih jauh. Sekarang ia berhasil
menempatkan dirinya sebagai mitra dialog dengan manusia. Walaupun Hawa belum
menerima kehadiran "ular" sejajar dengan Allah, akan tetapi Iblis
telah berhasil mengambil posisi tertentu dalam kehidupan Hawa. Dalam kehidupan
kita Iblis berbuat hal yang hampir serupa. Kejatuhan hampir setiap orang yaitu
tatkala dia mau melayani suara Iblis yang dirasakannya cukup logis, masuk akal.
Begitu seseorang melangkah untuk melayani suara Iblis, maka ia pasti akan
terseret ke dalam jerat yang lebih dalam lagi. Kita lihat apabila Iblis yang
adalah "pendusta dan bapa segala dusta" (Yoh 8:44) diberi kesempatan
untuk berdialog maka kita akan tergelincir dalam dusta juga.
Tanggapan Hawa di ayat Yoh 8:3 "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan" ternyata sudah mengurangi satu kata yang penting yang
tertulis di pasal Kejadian 2:16 di mana Allah mengatakan "Semua pohon di dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas" walaupun hanya sepatah kata, yaitu kata bebas tapi itu sudah
mengurangi firman yang Allah sampaikan yang sebenarnya mempunyai arti yang amat
besar.
Demikian juga pada waktu
Hawa mengatakan "Allah berfirman: Jangan kamu
makan atau raba buah itu … ." maka di
situ Hawa telah menambahkan satu kata yang tidak benar, yaitu kata raba. Iblis
pada zaman ini juga mencoba menjatuhkan kita khususnya para teolog dengan cara
yang sama. Ada kalanya kita mencoba menambahkan sesuatu kepada firman Tuhan
atau justru menguranginya (bandingkan dengan Wahy 22:18-19).
Setelah Iblis berhasil
mengacaukan pemahaman Hawa terhadap firman Allah dengan menambah dan
menguranginya, maka sekarang ia berhasil membawa Hawa untuk meremehkan firman
Allah. Sewaktu Allah memberikan perintah-Nya, dengan jelas dikatakan di dalam
Kej 2:17 " … pada hari engkau
memakannya pastilah engkau mati". Tetapi
ketika Hawa menjawab pertanyaan Iblis ia mengatakan di Kej 3:3 " … nanti kamu mati". Ia telah menghilangkan kata "pasti" yang mempunyai
pengertian tidak dapat ditawar-tawar lagi, karena firman Allah itu ya dan amin.
Dengan taktik yang sama pula Iblis akan menjatuhkan kita. Apabila kita mulai
membuka dialog dengan Iblis pasti lambat laun kita tidak akan peka lagi
terhadap firman Allah. Bilamana "sumber air" itu telah teracuni, maka
"aliran" sungai yang mengalir daripadanya pun akan menjadi buruk dan
jahat. Sikap yang meremehkan firman Allah pasti akan berlanjut dengan sikap
melecehkan firman Allah. Kalau satu kebenaran mulai disalahmengertikan dan
ditafsirkan menurut kehendak manusia sendiri, ia akan cenderung untuk salah di
dalam memahami kebenaran firman Allah yang lain. Ini merupakan upaya Iblis
dalam dunia teologia pada saat ini. Kecenderungan untuk menambah atau
mengurangi firman Allah seringkali terjadi dalam aliran-aliran tertentu, baik
yang liberal maupun yang kharismatik selalu berlanjut dengan sikap meremehkan
otoritas firman Allah.
Setelah Hawa berada dalam
kondisi mulai goyah saat itulah Iblis yang dikatakan sebagai pembunuh (Yoh
8:44) memasukkan serangannya yang mematikan "Sekali-kali kamu tidak akan
mati" (Kej 3:4). Sesuai dengan tabiatnya yang disebut sebagai pendusta
(Yoh 8:44) ia telah berhasil mempengaruhi Hawa dengan pertanyaannya yang
sedemikian rupa, sehingga tanpa disadarinya Hawa telah mulai
"mengidentikkan" dirinya dengan Iblis sebagai pendusta ketika dia
menambah, mengurangi, meremehkan firman Allah. "Bapa Pendusta"
menjadikan obyek sasarannya mulai mirip dengan dirinya. Sampai di sini Iblis
melalui ucapannya "Sekali-kali kamu tidak
akan mati" secara tidak langsung
telah memutarbalikkan fakta yang sangat penting, ia membuat Allah justru
menjadi seolah-olah menjadi pendusta. Kalau pada serangan sebelumnya Iblis
menggoyahkan kepercayaan Hawa terhadap firman Allah, maka dalam serangannya
kali ini Iblis menggoyahkan kepercayaan Hawa terhadap Allah sendiri. Sang
pendusta sepertinya menjadi "benar" sedangkan Allah menjadi
"pendusta". Dengan perkataan lain Iblis berhasil mengambil alih
posisi Allah dalam pandangan manusia. Dengan cara yang sama Iblis menjatuhkan
kita agar pada akhirnya secara sadar atau tidak banyak orang yang bertekuk
lutut di bawah kaki Iblis. Puncak keinginan Iblis menjadikan dirinya dalam
posisi Allah. Inti dosa yaitu meletakkan si pencoba itu di tempat Allah, di
mana si ular telah berkehendak baik pada manusia sedangkan Allah menyembunyikan
yang terbaik baginya.
Setelah Iblis berhasil
menanamkan benih keraguan di dalam hati Hawa baik terhadap firman maupun diri
Allah sendiri kemudian Iblis menanamkan perasaan berontak Hawa terhadap Allah
dengan ucapannya " … kamu akan
menjadi seperti Allah … " (Kej 3:5).
Iblis begitu memahami situasi hati manusia dalam kemapanannya sehingga dengan
ucapannya "engkau akan menjadi seperti Allah" Iblis menyadarkan
manusia akan keterbatasannya dan dibukakan suatu kemungkinan untuk melepaskan
diri dari keterbatasannya. Dan cara yang ditawarkan Iblis untuk melepaskan
dirinya dari keterbatasannya bukanlah langkah yang terlampau sulit, tinggal
mengambil buah larangan itu maka mereka akan keluar dari keterbatasannya.
Iblis begitu lihai menambah
dan mengurangi Firman Tuhan. Begitu lihai dalam memutar balikkan Firman Tuhan.
Karena itu harus mengerti betul firman sehingga tidak mudah ditipu oleh iblis,
yang memang cerdik dalam bidang pemutar balikan Firman Tuhan.
V.
IBLIS CERDIK DALAM BERBOHONG
Yoh 8:44 Iblislah yang
menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah
pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam
dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya
sendiri, sebab ia adalah pendusta dan
bapa segala dusta.
Tuhan Yesus memberikan tekanan kuat pada sifat Ibis yang penipu. Iblis
dikenal sebagai bapa pendusta sehingga dalam perkataan-perkataannya terkandung
dusta baik tersurat ataupun tersirat. Namun ada kalanya perkataan Iblis
mengandung ‘kebenaran’, karena pernah juga beberapa kali dia mengutip dari
perkataan atau firman Allah. Dalam peristiwa pencobaan Yesus, Iblis memakai
kutipan firman Tuhan untuk mencobai Yesus yang adalah kebenaran. Jadi iblis sangat
berani dalam berdusta. Firman Tuhan yang dikutip Iblis dalam pencobaan Yesus
memang berasal dari Perjanjian Lama namun mengandung dusta dalam penafsiran dan
penggunaannya.
Dr. William Hendriksen
berkomentar seperti ini:
Karena itu, Iblis adalah sumber
dusta, pencipta kepalsuan… Jika ia berbohong, ia ahlinya. Jika ia tidak
berbohong (Kis 16:16,17), ia mengutip atau bahkan menjiplak; sekalipun
demikian ia meminjam kata-kata dengan latar belakang yang salah untuk
menciptakan suatu ilusi. Kemudian ia berusaha keras untuk berbohong dan menipu,
dan hal ini dilakukan untuk membunuh (The Gospel of John, Baker, hal. 61).
Sesorang berkata :
"Setan
menjanjikan yang terbaik, dan membayarkan yang terjelek.
Dia adalah pembohong sejak semula.
Orang-orang bodoh ditipu olehnya …
Mahkota yang dijanjikannya menjadi
tali gantungan;
penghiburan yang dijanjikannya menjadi
siksaan;
kehormatan yang dijanjikannya menjadi
aib dan malu;
sorga yang dijanjikannya menjadi
neraka."
Contoh-contoh kebohongan
iblis
1.
Kebohongan iblis di
Eden
Kata-kata yang iblis
pergunakan kelihatan telah dipilih secara cermat sehingga Hawa mempertanyakan
ketulusan Allah: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini
jangan kamu makan buahnya, bukan?" Ia ingin Hawa memandang Allah dari
sudut pandangnya yang jahat, dengan mempertanyakan motivasi dan keinginan
Allah. Ia ingin Hawa takut rencana Allah akan melanggar kehidupan pribadinya
atau bertentangan dengan kebutuhan dan keinginannya yang paling dalam.
Iblis kemudian menyangkali
kebenaran peringatan Allah. Ia berkata, "Sekali-kali kamu tidak akan
mati." Setelah menanamkan keragu-raguan dalam pikiran Hawa tentang
kebaikan Allah, ia ingin Hawa percaya bahwa tidak ada akibat apa pun yang
menimpanya atas ketidakpatuhannya.
Ia melanjutkan: "Tetapi
Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan
kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat"
(ayat 5). Kata-kata ini merupakan serangan langsung terhadap kebaikan Allah dan
godaan bagi kesombongan Hawa. Setan menggambarkan Allah dengan membohongi Adam
dan Hawa bahwa hal itu akan membawa mereka mencapai puncak impian, yakni
sejajar dengan Allah. Kata-kata jahat ini datang langsung dari hati iblis yang
mencerminkan pandangannya sendiri tentang Allah.
Kisah kejatuhan Adam dan
Hawa menunjukkan kepada kita bahwa jika orang mempercayai kebohongan Setan dan
beranggapan bahwa Allah tidak dapat sepenuhnya dipercaya, mereka jatuh dalam
rasa takut ketahuan. Setelah Adam dan Hawa memakan buah pohon terlarang, mereka
menjadi sadar akan ketelanjangan mereka dan berusaha menutupi rasa malu mereka
dengan daun ara, dan mencoba bersembunyi dari Allah (TB Kejadian 3:7-10).
2.
Kebohongan iblis
sebagai penguasa dunia
Demikian juga halnya dengan
klaim Iblis bahwa dialah penguasa dunia dan berhak memberikan pada siapa saja
yang dikehendakinya. Allah adalah pencipta sekaligus penguasa dunia ini.
KekuasaanNya tidak berubah walaupun manusia sudah jatuh dalam dosa dan tidak
lagi mengakui Allah sebagai penguasa dunia. Allah mengatur dan mengendalikan
seluruh isi dunia. Banyak ayat Alkitab yang menuliskan hal ini baik Perjanjian
Lama maupun Perjanjian Baru. Misalnya saja dalam kitab Daniel berulang kali
disebutkan bahwa Allah yang mahatinggi berkuasa atas kerajaan manusia dan
memberikannya kepada siapa yang dikehendakNya (Dan 2:20-22; 4:17,25,32-36).
Pujian Daniel menyebutkan bahwa Allahlah yang memecat dan mengangkat raja, Dia
memberi hikmat pada orang bijaksana dan pengetahuan kepada orang yang
berpengertian.
Injil Lukas menuliskan klaim
Iblis atas dua hal, yakni pembagian kuasa dan kemuliaan dunia bagi dirinya dan
hak memberikan kerajaan dunia beserta kuasa dan kemuliaannya bagi siapa saja
yang dikehendaki. Kedua klaim ini pada dasarnya merupakan dusta Iblis, sebab
segala kuasa dan kemuliaan adalah milik Allah semata.
~Amin~
No comments:
Post a Comment