Monday, April 1, 2013

Cara Membedakan Roh


CARA MEMBEDAKAN ROH
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
I Yohanes 4:1-6
1  Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
2  Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
3  dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
4 ¶  Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. II II {} II
5  Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
6  Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
           

B
elakangan ini banyak  sekali penipuan terjadi dan terus berkembang dalam berbagai modus: mengaku petugas Telkom ternyata berniat merampok, mengaku seorang sales dari perusahaan tertentu ternyata penjual barang tiruan, mengaku seorang pengasuh anak ternyata penculik anak, dan masih banyak lagi bentuk lainnya. Untuk menghindarinya biasanya kita menanyakan kartu identitas mereka, namun itu pun tidak menjamin terhindar dari penipuan. Kita harus menanyakan keaslian tanda pengenal tersebut kepada instansi yang bersangkutan.

            Betapa pun sulitnya menguji status dan identitas seseorang, masih lebih mudah dibandingkan menguji roh, apakah seseorang berasal dari Allah atau bukan. Sebelumnya, Yohanes telah membahas masalah ajaran sesat 1Yoh 2:15-17,22). Ia mengulang pokok ini dengan tujuan agar pembacanya tidak tertipu. Ia memperingatkan jemaat agar tidak percaya begitu saja kepada setiap roh ( 1Yoh 2:1). Yohanes mengingatkan bahwa jangan pernah berasumsi bahwa tiap pengalaman spiritual atau tiap penyataan kekuatan spiritual adalah dari Allah. Kita harus menguji tiap pengalaman dan fenomena spiritual, apakah berasal dari Allah. Sering terjadi, respons orang yang berhadapan dengan realitas dunia spiritual adalah terheran-heran, bukan bertanya-tanya apakah itu datang dari Allah. Akibatnya kita mudah tertipu. Karena itu ujilah roh. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai pengikut Kristus

Paulus juga mengingakan kita untuk menguji setiap roh. Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika ia juga mengingatkan betapa pentingnya hal ini untuk dilakukan
1 Tes 5:21-22
21  Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik.
22  Jauhkanlah dirimu dari segala jenis kejahatan.
Paulus menyatakan bahwa ada karunia untuk membedakan roh.
1Kor 12:10  Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.

Dengan demikian,  orang-orang tertentu yang diberi karunia untuk membedakan roh akan  dengan mudah ia bisa membedakan roh. Paulus misalnya ketika ia sedang di filipi disekitar sungai gangites ia mengusir roh phiton (tenung), yang tidak bisa dibedakan secara mudah hanya dengan menganalisa perkataan orang yang kerasukan roh tenung tersebut (Kis16:16-18). Dengan demikian ini jelas merupakan sebuah karunia yang diberikan pada Paulus.

Namun merupakan kesulitan tersendiri bagi orang yang tidak mempunyai karunia dalam membedakan roh.Jelas orang yang tidak punya karunia semacam itu akan butuh tip-tip tersendiri untuk membedakan roh. Persoalannya membedakan roh adalah perintah yang diberikan pada setiap orang percaya. Untuk itu Alkitab memberi kita panduan supaya kita bisa membedakan roh. Alkitab mengajarkan  4 cara untuk membedakan roh.

I.                   PERHATIKAN PENGAKUANNYA

I Yohanes 4:2-3
2  Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
3  dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.

Kata “Mengaku” Dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata “ομολογεω”( homologeo). Kata ini berasal dari dua kata yaitu “ομου” ( homou) yang berarti “sama”;”bersama-sama”;dan kata “λογος” ( logos) yang berarti perkataan atau firman. Dengan demikian “mengaku” mengandung arti “pernyataan bersama”. Dengan kata lain kata ini bisa dimengerti sebagai pengakuan iman atau credo .
Yohanes menegaskan bahwa setiap roh yang mengaku (yang mempunyai pengakuan iman)  bahwa Yesus telah datang sebagai manusia berasal dari Allah. Sedangkan kalau roh itu tidak mengakui maka roh itu adalah roh antikristus (1Yoh 4:3). Dengan demikian ukuran roh dari Tuhan atau roh antikris diukur  isi atau content pengakuan  imannya.

Bermacam-macam pengakuan iman yang salah pada zaman para rasul:
1.      Ajaran yang menekankan Ke-Allah-an Yesus dan di sisi lain menolak kemanusiaan Yesus.

Yohanes menegaskan bahwa salah satu isi pengakuan iman  yang salah atau sesat  adalah  adalah “Yesus adalah Allah dan bukan bukan manusia,” karena bagi mereka kemanusiaan Yesus hanya bersifat sementara. Mereka menerima Yesus sebagai Allah, namun menolak bahwa Yesus adalah Allah yang telah menjadi manusia.  Ajaran demikian tidak berasal dari Roh Kebenaran tapi dari roh kesesatan. Allah telah mengaruniakan Roh Kebenaran kepada kita sehingga kita yang percaya dan menerima Tuhan Yesus menerima kenyataan bahwa Yesus adalah Allah sejati sekaligus manusia sejati ( 1Yoh 4:2). Bahkan kemanusiaan-Nya tidak hilang ketika Ia naik ke Surga. Kata kerja ‘datang’ memberi indikasi bahwa Yesus tidak berasal dari dunia. Yesus diutus Bapa dari Surga menjadi manusia. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa Yesus adalah manusia dan Allah.

2.      Ajaran yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus (Mesias)
(1 Yoh 2:22-23)
22  Siapakah pendusta itu? Bukankah dia yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa maupun Anak.
23  Sebab barangsiapa menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga memiliki Bapa.
Pada mulanya gereja terdiri atas orang-orang Yahudi yang bertobat, yang mengakui bahwa Yesus adalah Mesias, Yang Diurapi Allah. Tetapi ketika Paulus memulai pelayanannya di antara orang-orang bukan Yahudi, sebagian orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen memperingatkan bahwa seorang bukan Yahudi tidak dapat menjadi Kristen kecuali  dia menjadi Yahudi terlebih dahulu! Mereka mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi yang pindah agama menjadi Kristen harus melakukan upacara fisik seperti penyunatan dan taat pada hukum Taurat yang telah dilaksanakan orang Yahudi selama ratusan tahun ( Kis 15:1-31).
Yohanes mengatakan bahwa para pendusta ini menolak Yesus sebagai Mesias.(Kristus) Mereka lupa bahwa tidak mungkin mengenal Allah Bapa tanpa percaya pada Yesus (1Yoh 2:23-25). Akhir hidup seorang antikristus adalah kebinasaan. Mereka tidak memperoleh hidup kekal. Hidup kekal berarti memiliki persekutuan dengan Anak dan Bapa sekarang dan di sini. Persekutuan dengan Anak dan Bapa dimulai dengan pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Menyangkali fakta ini berarti seseorang telah menjadi antikristus.

Dalam 1Yoh 2:2 Yohanes mengatakan bahwa para antikristus tidak keluar begitu saja dan meninggalkan persekutuan jemaat, tetapi terus berusaha menarik orang lain meninggalkan persekutuan jemaat. Yohanes mengingatkan jemaat untuk tidak sekadar sadar akan kehadiran antikristus di tengah-tengah mereka, tetapi juga harus lebih peka terhadap tujuan dan fungsi seorang antikristus. Antikristus memiliki tujuan menjadikan sebanyak mungkin jemaat Kristus sebagai antikristus.

Setiap orang yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah mesias dan sementara itu dia masih menantikan mesias yang lain, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak berasal dari Allah.

3.      Ajaran Yang menyangkal bahwa Yesus adalah Anak Allah

1Yoh 4:15  Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam dia dan dia di dalam Allah.

Penganut Ajaran Gnostik beranggapan bahwa Yesus bukan benar-benar Anak Allah. Mereka menganggap bahwa zat itu jahat dan roh itu baik. Karena Allah itu baik (dan Dia adalah roh), maka tidak mungkin Ia menciptakan dunia yang bersifat kebendaan ini (yang jahat). Lagi pula, mereka mengemukakan bahwa karena roh dan zat tidak dapat bercampur, Kristus dan Allah tidak mungkin bersatu di dalam diri Yesus. Mereka mengambil nama mereka dari kata Yunani “gnosis” ("pengetahuan"), serta mengakui bahwa mereka memiliki pengertian khusus mengenai kebenaran-kebenaran rahasia dalam hidup ini.
Para ahli arkeologi telah menemukan beberapa naskah papirus orang Gnostik di Mesir. Beberapa di antaranya adalah tulisan-tulisan dengan nama pengarang palsu, seperti "Kebijaksanaan Yesus Kristus" dan "Perbuatan-perbuatan Petrus.  Mungkin buku Gnostik yang paling terkenal adalah “Pistis Sophia”("Pengetahuan Iman"), yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Banyak komunitas Gnostik yang kecil tersebar di seluruh Timur Dekat. Setiap komunitas itu mengembangkan doktrin mereka yang unik sendiri. Dewasa ini kita harus mengandalkan naskah-naskah mereka untuk merunut kepercayaan masing-masing komunitas, dan dalam banyak kasus sulit untuk mengatakan apakah suatu kelompok tertentu bersifat Gnostik atau merupakan sekte agama yang berbeda sama sekali. Sebuah contoh yang penting adalah komunitas juru tulis di Qumran.
 Paulus menyebutkan tiga orang yang meninggalkan iman untuk menganut sesat ini: Himeneus, Aleksander, Filetus (1Tim 1:20; 2Tim 2:17-18). Mereka menyatakan bahwa ke bangkitan telah berlangsung, kemungkinan mempercayai bahwa roh apa pun yang "tersisa" ketika seseorang mati akan kembali terserap di dalam Allah.

4.      Ajaran yang menyangkal bahwa Yesus adalah Tuhan.

Yudas 1:4 Sebab ternyata ada orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.

I Kor 12:3  Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan," selain oleh Roh Kudus.

Pengajar yang benar hanya akan menyampaikan kebenaran tentang Yesus, bahwa Ia adalah Tuhan dan manusia . Orang yang menolak kebenaran tentang Yesus adalah antikristus (1Tes 5:3). Itu sebabnya, cara terbaik untuk bertumbuh dalam kemampuan membedakan pengajaran adalah dengan tinggal di dalam Yesus dan bertumbuh di dalam pengetahuan kita tentang Dia. Bila kita tidak aktif di dalam Yesus dan belajar tentang Dia, kita akan lebih rentan saat mendengar pengajaran lain. Walau demikian, sebagai anak-anak Allah, kita tidak perlu takut pada roh antikristus karena ada Roh Allah yang berdiam di dalam kita (1Yoh 3:24). Musuh rohani kita tidak ada yang lebih besar dari Roh Allah  1Yoh 3:4). Sebab itu siapa yang berjalan di dalam kebenaran akan sanggup mengatasi roh-roh itu. Maka yang penting adalah pelajari Firman-Nya dan taati! Allah akan melindungi umat-Nya melalui pengetahuan dan pemahaman akan kebenaran. Hidup kita akan dijaga dan diberi kepekaan untuk membedakan roh, mana yang dari Allah dan mana yang bukan.
Pada Zaman sekarang banyak kelompok yang menentang bahwa Yesus adalah Allah.  Misalnya Saksi-Saksi Yehovah menyangkal bahwa Kristus yang setara dengan Allah Bapa. Mereka tidak mempercayai Allah Tritunggal, menganggap Kristus sebagai ciptaan Allah yang "tertinggi," tetapi bukan anak Allah yang kekal.


5.      Ajaran yang mengijnkan perzinahan

Rasul Yohanes memusatkan perhatian pada paham Gnostik yang lebih ekstrem yang merajalela di seluruh gereja abad pertama (I dan II Yoh.; Why 2:6; 14; 15). Mereka inilah pengikut Nikolaus. Para pendukung doktrin yang sangat berbahaya ini menegaskan bahwa, karena mereka masih dalam bentuk, jasmani (dan karena itu jahat), maka hanya yang dilakukan oleh roh merekalah yang penting. Jadi, mereka merasa bebas untuk menuruti kehendak dalam melakukan hubungan seksual secara sembarangan, untuk memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala, dan melakukan apa saja yang mereka senangi dengan tubuh mereka.
 Gereja mula-mula bertindak tegas terhadap orang-orang yang menyimpang dari kebenaran Kristus yang mulia. Mereka melarang para penganut bidat mengikuti persekutuan dan berdoa bagi keselamatan mereka. Paulus menegur mereka secara terbuka. (Paulus bahkan berbalik melawan mereka, ketika Petrus menolak untuk makan bersama dengan orang-orang Kristen bukan Yahudi di hadapan orang-orang Yahudi Kristen: Gal 2:12-15). Ia merasa bahwa para pengikut bidat harus disingkirkan dari gereja, sebelum mereka menyebarkan ide-ide mereka yang menyebabkan kebinasaan.
 Ireneus, Tertulianus, dan bapa-bapa gereja lainnya dengan terang-terangan mencela para pengikut Nikolaus dan Gnostik. Ireneus melaporkan bahwa sekte tersebut diberi nama menurut nama Nikolaus, seorang diakeng dari komunitas pengikut Nikolaus yang pertama, yang menyetujui perzinahan.

Pada zaman sekarang ini yang diwarnai dengan menjamurnya merek-merek gereja baru, dengan sejuta ajaran-ajarannya, mengharuskan kita sebagai orang percaya untuk menguji apakah apakah itu dari Allah atau tidak. Yohanes mengingatkan kita untuk memperhatikan pengakuan imannya, sehingga dengan mudah kita bisa membedakan apakah itu ajaran yang benar atau salah.
Di Amerika ada suatu lembaga yang bertugas secara Khusus untuk menangani kasus yang berkaitan dengan uang palsu. Lembaga ini bertugas menidentifikasi dan mengusut pembuatan maupun pengedaran uang palsu. Yang unik adalah ketika mereka di latih untuk mengenal uang palsu adalah dengan mengenal sebaik-baiknya uang asli. Kata mereka, dengan mengenal uang asli secara baik dan benar secara otomatis kita akan mudah mengenal uang palsu.
Orang kristen seharusnya juga demikian. Pelajarilah ajaran yang benar sehingga dengan mudah kita akan bisa membedakan ajaran yang benar dengan yang sesat. Roh Allah yang berdiam dalam diri orang percaya menolong membedakan kebenaran dan kesesatan. Sehingga orang percaya mendengar kebenaran dan menolak nabi-nabi palsu. Jemaat yang memiliki Roh Allah akan memberi respons positif terhadap perkataan Allah dan memberi memberi respons negatif terhadap perkataan nabi-nabi palsu.Orang yang tidak memiliki pengenalan yang benar tentang Kristus mudah sekali disesatkan dan pada akhirnya menyesatkan.

II.                PERHATIKAN HAL-HAL YANG DIBICARAKANNYA

1 Yoh 4: 4  Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
5  Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi (κοσμος kosmos) dan dunia mendengarkan mereka.
6  Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.

Yohanes mengatakan bahwa “yang dibicarakan”( λαλεω laleo) roh-roh palsu adalah hal-hal duniawi. Karena mereka berasal dari dunia maka hal-hal yang mereka bicarakan selalu hal-hal yang duniwi. Persoalannya, dapatkah kita membedakan roh Cuma berdasarkan pada hal-hal yang mereka bicarakan?. Jawabannya bisa. Kita akan mudah menebak isi sebuah botol  kalau ada sesuatu yang keluar dari botol tersebut. Kok begitu? ya, karena ini Alkitab ajarkan. Alkitab mengajarkan bahwa apa yang keluar saat kita berbicara dipengaruhi oleh 2 hal:
1.      Dipengaruhi oleh Dorongan Roh. Hal ini bisa berari roh Kudus bisa berarti roh jahat.
Kis 6: 9  Tetapi tampillah beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini  —  anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan dari Aleksandria  —  bersama dengan beberapa orang Yahudi dari Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
10  tetapi mereka tidak sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia berbicara.

Demikian juga ketika Yesus menghardik petrus. Yesus melihat bahwa apa yang dikatakan oleh Petrus di dorong oleh iblis.
Mat 16:23  Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

2.      Di pengaruhi Apa yang ada dalam perbendaharaan hati kita.

Matius 15:18  Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.
19  Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Luk 6:45  Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."

Alkitab mengambarkan seolah-olah apa yang seseorang  bicarakan atau ucapkan adalah alat untuk mengetahui hati seseorang. Karena hati seseorang adalah status asli seseorang.

Selanjutnya, apakah yang dimaksud dengan hal-hal duniwi? .
Paulus mendefenisikan hal-hal duniwi itu ketika ia menulis surat kepada jemaat kolose.
Kol 3:5  Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi , yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala,
Dengan demikian, kalau ada orang  yang kata-katanya kotor, penuh dangan nafsu jahat, dan hanya berbicara hal-hal yang bersifat materi saja maka kita tahu roh apa yang mendorong dia berbicara semacam itu. Karena pikiran mereka selalu tertuju pada perkara-perkara duniwi kesudahan mereka adalah kebinasaan.
Flp 3:19  Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi

III.             PERHATIKAN HIKMATNYA

Yakobus 3:14-15
14  Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan kebenaran!
15  Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan.

Dalam perikop ini Yakobus memaparkan tentang dua macam hikmat,
1.       Hikmat yang berasal dari dunia, dan
2.       Hikmat yang berasal dari Allah.
Perbedaan hikmat surgawi dan hikmat duniawi terletak pada sumber dan hasilnya (band. Mat 7:17-18). Perbedaan sumber mengakibatkan perbedaan motivasi. Motivasi hikmat surgawi adalah kelemahlembutan (13). Motivasi hikmat duniawi adalah iri hati, mementingkan diri, memegahkan diri dan dusta melawan kebenaran (14). Hikmat duniawi berasal dari nafsu manusia dan setan-setan (15). Dampaknya adalah kekacauan dan segala perbuatan jahat. Sedangkan hikmat surgawi ditandai dengan kemurnian hati, yang terdiri dari tujuh sifat dan perbuatan, yaitu pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik (17). Hikmat surgawi bersumber dari Tuhan Yesus sebagai Kebenaran (18;  Yoh 14:6), dampaknya adalah damai bagi mereka yang mengadakan damai (18).

Melalui pemaparan ini, Yakobus mengingatkan bahwa orang yang berhikmat tidak akan mendatangkan kekacauan apalagi menciptakan perselisihan dan pertikaan di tengah-tengah masyarakat. Mereka hidup dalam kedamaian, jauh dari perselisihan, karena masing-masing menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan sikap lemah lembut. Sebaliknya, orang-orang yang menyepelekan hikmat Allah dan berpegang pada hikmat dunia adalah orang-orang yang jiwanya dipenuhi kesombongan, iri hati, dengki, bertindak seolah-olah membela kebenaran, tetapi sebenarnya memanipulasi kebenaran! Tidak hanya itu, mereka juga hidup dalam perselisihan, seluruh hidupnya dipenuhi oleh keinginan-keinginan untuk berbuat jahat. Hikmat Allah menuntun seseorang untuk memiliki kemurnian hati, menyadari akan kebaikan-kebaikan Allah dalam hidupnya, menjadi pelaku firman-Nya, dan menjaga hidupnya benar kehendak-Nya.

Dari penjelasan di atas, tidak sukar untuk menilai apakah perbuatan seseorang berasal dari hikmat Allah atau hikmat duniawi. Banyak pribadi atau keluarga berantakan disebabkan tindakan yang tidak berdasarkan hikmat surgawi, misalnya mementingkan diri sendiri. Kendati demikian tidak sedikit orang Kristen yang meremehkan dosa seperti “mementingkan diri sendiri” sebagai hal sepele. Padahal bila melihat dampak yang ditimbulkannya, yakni kekacauan dan segala perbuatan jahat, sudah seharusnya orang Kristen menjauhi dosa ini. Oleh karena itu, bila orang ingin dipenuhi damai surgawi, perbuatannya pun harus berasal dari hikmat surgawi, yakni hikmat yang bersumber dari karya pembaruan Tuhan Yesus dan teladan hidup-Nya.

IV.             PERHATIKAN KEHIDUPAN KASIHNYA
1 Yohanes 4:16
16  Kita telah mengenal dan telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Tuhan Yesus mengajarkan bahwa tidak semua orang yang  bernubuat,  mengusir setan, dan mengadakan mujizat demi nama Tuhan Yesus adalah sungguh-sungguh adalah hamba-hamba-Nya (Mat. 7 :22).  Mungkin saja mereka adalah para pembuat kejahatan (Mat. 7 :21-23), yaitu orang-orang  Kristen gadungan dan nabi-nabi palsu yang menggunakan kedok agama untuk mengeruk keuntungan dan kesenangan pribadi.
Kita patut bersyukur, karena Roh Kudus telah mengaruniakan kepada beberapa anggota tubuh Kristus kemampuan untuk membedakan bermacam-macam roh (1 Kor.12 :10a).  Dengan karunia itu mereka dapat membedakan sumber dari suatu menifestasi spiritual, apakah berasal dari Allah (Kis.10 :30-35), setan (Kis.16 :16-18), manusia (Kis. 8 :18-23), atau dunia (1 Yoh. 4 :5).  Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh itu bukanlah untuk mengkritik atau mencari-cari kesalahan orang lain, melainkan untuk mengetahui dengan pasti apakah perilaku tertentu yang diakui berasal dari Tuhan itu sesungguhnya adalah dari Tuhan atau bukan. Dengan karunia itu kawanan domba Allah dapat terhindar dari serigala-serigala berbulu domba.
Bersyukurlah bila Saudara memiliki karunia membedakan bermacam-macam roh. Pergunakanlah karunia itu dengan kasih dan rendah hati, sambil tetap berpegang pada ajaran Alkitab dengan benar.
Bila kita tidak memiliki karunia membedakan bermacam-macam roh, kita tetap harus menguji apakah “roh” yang ada pada seseorang itu berasal dari Allah atau bukan.  Menguji kasih dan kehidupannya.  Selidiki bagaimana perilaku, kesenangan dan prioritas hidup orang itu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa dari buahnyalah kita akan mengenal suatu pohon (Mat. 7 :15-20).  
Kasih adalah sesuatu yang tidak bisa ditiru oleh iblis, dengan memperhatikan kasih dan kehidupan seseorang kita akan bisa dengan mudah membedakan roh.

AMIN

1 comment:

  1. Trima kasih bnyak artikelnya. sangat bagus. Tuhan memberkatimu sllu.

    ReplyDelete