CARA MEMBEDAKAN ROH
Oleh: Ev. I Ketut
Sunalis Muadi, S.Th
I Yohanes 4:1-6
1 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh,
tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab
banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.
2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap
roh yang mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia, berasal
dari Allah,
3 dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus,
tidak berasal dari Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah
kamu dengar, bahwa ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
4
¶ Kamu berasal dari Allah, anak-anakku,
dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam
kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. II II {} II
5 Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka
berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal
Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak
mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan.
B
|
elakangan
ini banyak sekali penipuan terjadi dan
terus berkembang dalam berbagai modus: mengaku petugas Telkom ternyata berniat
merampok, mengaku seorang sales dari perusahaan tertentu ternyata penjual
barang tiruan, mengaku seorang pengasuh anak ternyata penculik anak, dan masih
banyak lagi bentuk lainnya. Untuk menghindarinya biasanya kita menanyakan kartu
identitas mereka, namun itu pun tidak menjamin terhindar dari penipuan. Kita
harus menanyakan keaslian tanda pengenal tersebut kepada instansi yang
bersangkutan.
Betapa
pun sulitnya menguji status dan identitas seseorang, masih lebih mudah
dibandingkan menguji roh, apakah seseorang berasal dari Allah atau bukan. Sebelumnya,
Yohanes telah membahas masalah ajaran sesat 1Yoh 2:15-17,22). Ia mengulang
pokok ini dengan tujuan agar pembacanya tidak tertipu. Ia memperingatkan jemaat
agar tidak percaya begitu saja kepada setiap roh ( 1Yoh 2:1). Yohanes
mengingatkan bahwa jangan pernah berasumsi bahwa tiap pengalaman spiritual atau
tiap penyataan kekuatan spiritual adalah dari Allah. Kita harus menguji tiap
pengalaman dan fenomena spiritual, apakah berasal dari Allah. Sering terjadi,
respons orang yang berhadapan dengan realitas dunia spiritual adalah
terheran-heran, bukan bertanya-tanya apakah itu datang dari Allah. Akibatnya
kita mudah tertipu. Karena itu ujilah roh. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai
pengikut Kristus
Paulus juga mengingakan kita untuk menguji setiap
roh. Dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika ia juga mengingatkan betapa
pentingnya hal ini untuk dilakukan
1 Tes 5:21-22
21 Ujilah segala sesuatu dan
peganglah yang baik.
22 Jauhkanlah dirimu dari
segala jenis kejahatan.
Paulus
menyatakan bahwa ada karunia untuk membedakan roh.
1Kor 12:10 Kepada yang
seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia
memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang
Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang
lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu.
Dengan
demikian, orang-orang tertentu yang
diberi karunia untuk membedakan roh akan dengan mudah ia bisa membedakan roh. Paulus
misalnya ketika ia sedang di filipi disekitar sungai gangites ia mengusir roh
phiton (tenung), yang tidak bisa dibedakan secara mudah hanya dengan
menganalisa perkataan orang yang kerasukan roh tenung tersebut (Kis16:16-18).
Dengan demikian ini jelas merupakan sebuah karunia yang diberikan pada Paulus.
Namun
merupakan kesulitan tersendiri bagi orang yang tidak mempunyai karunia dalam membedakan
roh.Jelas orang yang tidak punya karunia semacam itu akan butuh tip-tip
tersendiri untuk membedakan roh. Persoalannya membedakan roh adalah perintah
yang diberikan pada setiap orang percaya. Untuk itu Alkitab memberi kita
panduan supaya kita bisa membedakan roh. Alkitab mengajarkan 4 cara untuk membedakan roh.
I.
PERHATIKAN PENGAKUANNYA
I Yohanes 4:2-3
2 Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku,
bahwa Yesus Kristus telah
datang sebagai manusia, berasal dari Allah,
3 dan setiap roh, yang tidak mengaku Yesus, tidak berasal dari
Allah. Roh itu adalah roh antikristus dan tentang dia telah kamu dengar, bahwa
ia akan datang dan sekarang ini ia sudah ada di dalam dunia.
Kata
“Mengaku” Dalam bahasa Yunaninya menggunakan kata “ομολογεω”( homologeo). Kata
ini berasal dari dua kata yaitu “ομου” ( homou) yang berarti
“sama”;”bersama-sama”;dan kata “λογος” ( logos) yang berarti perkataan atau
firman. Dengan demikian “mengaku” mengandung arti “pernyataan bersama”. Dengan kata lain kata ini bisa dimengerti
sebagai pengakuan iman atau credo .
Yohanes
menegaskan bahwa setiap roh yang mengaku (yang mempunyai pengakuan iman) bahwa Yesus telah datang sebagai manusia
berasal dari Allah. Sedangkan kalau roh itu tidak mengakui maka roh itu adalah roh
antikristus (1Yoh 4:3). Dengan demikian ukuran roh dari Tuhan atau roh antikris
diukur isi atau content pengakuan imannya.
Bermacam-macam pengakuan iman
yang salah pada zaman para rasul:
1. Ajaran
yang menekankan Ke-Allah-an Yesus dan di sisi lain menolak kemanusiaan Yesus.
Yohanes menegaskan bahwa salah
satu isi pengakuan iman yang salah atau
sesat adalah adalah “Yesus adalah Allah dan bukan bukan
manusia,” karena bagi mereka kemanusiaan Yesus hanya bersifat sementara. Mereka
menerima Yesus sebagai Allah, namun menolak bahwa Yesus adalah Allah yang telah
menjadi manusia. Ajaran demikian tidak
berasal dari Roh Kebenaran tapi dari roh kesesatan. Allah telah mengaruniakan
Roh Kebenaran kepada kita sehingga kita yang percaya dan menerima Tuhan Yesus
menerima kenyataan bahwa Yesus adalah Allah sejati sekaligus manusia sejati (
1Yoh 4:2). Bahkan kemanusiaan-Nya tidak hilang ketika Ia naik ke Surga. Kata
kerja ‘datang’ memberi indikasi bahwa Yesus tidak berasal dari dunia. Yesus
diutus Bapa dari Surga menjadi manusia. Kenyataan ini mengindikasikan bahwa
Yesus adalah manusia dan Allah.
2. Ajaran
yang menyangkal bahwa Yesus adalah Kristus (Mesias)
(1
Yoh 2:22-23)
22 Siapakah pendusta itu?
Bukankah dia yang menyangkal bahwa
Yesus adalah Kristus? Dia itu adalah antikristus, yaitu dia yang menyangkal baik Bapa
maupun Anak.
23 Sebab barangsiapa
menyangkal Anak, ia juga tidak memiliki Bapa. Barangsiapa mengaku Anak, ia juga
memiliki Bapa.
Pada
mulanya gereja terdiri atas orang-orang Yahudi yang bertobat, yang mengakui
bahwa Yesus adalah Mesias, Yang Diurapi Allah. Tetapi ketika Paulus memulai
pelayanannya di antara orang-orang bukan Yahudi, sebagian orang Yahudi yang sudah
menjadi Kristen memperingatkan bahwa seorang bukan Yahudi tidak dapat menjadi
Kristen kecuali dia menjadi Yahudi
terlebih dahulu! Mereka mengatakan bahwa orang-orang bukan Yahudi yang pindah
agama menjadi Kristen harus melakukan upacara fisik seperti penyunatan dan taat
pada hukum Taurat yang telah dilaksanakan orang Yahudi selama ratusan tahun (
Kis 15:1-31).
Yohanes
mengatakan bahwa para pendusta ini menolak Yesus sebagai Mesias.(Kristus)
Mereka lupa bahwa tidak mungkin mengenal Allah Bapa tanpa percaya pada Yesus (1Yoh
2:23-25). Akhir hidup seorang antikristus adalah kebinasaan. Mereka tidak
memperoleh hidup kekal. Hidup kekal berarti memiliki persekutuan dengan Anak
dan Bapa sekarang dan di sini. Persekutuan dengan Anak dan Bapa dimulai dengan
pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias, Anak Allah. Menyangkali fakta ini berarti
seseorang telah menjadi antikristus.
Dalam 1Yoh
2:2 Yohanes mengatakan bahwa para antikristus tidak keluar begitu saja dan
meninggalkan persekutuan jemaat, tetapi terus berusaha menarik orang lain
meninggalkan persekutuan jemaat. Yohanes mengingatkan jemaat untuk tidak
sekadar sadar akan kehadiran antikristus di tengah-tengah mereka, tetapi juga
harus lebih peka terhadap tujuan dan fungsi seorang antikristus. Antikristus
memiliki tujuan menjadikan sebanyak mungkin jemaat Kristus sebagai antikristus.
Setiap
orang yang tidak mengakui bahwa Yesus adalah mesias dan sementara itu dia masih
menantikan mesias yang lain, maka dapat dipastikan bahwa orang tersebut tidak
berasal dari Allah.
3.
Ajaran Yang menyangkal bahwa
Yesus adalah Anak Allah
1Yoh
4:15 Barangsiapa mengaku, bahwa Yesus adalah
Anak Allah, Allah tetap berada di dalam
dia dan dia di dalam Allah.
Penganut
Ajaran Gnostik beranggapan bahwa Yesus bukan benar-benar Anak Allah. Mereka
menganggap bahwa zat itu jahat dan roh itu baik. Karena Allah itu baik (dan Dia
adalah roh), maka tidak mungkin Ia menciptakan dunia yang bersifat kebendaan
ini (yang jahat). Lagi pula, mereka mengemukakan bahwa karena roh dan zat tidak
dapat bercampur, Kristus dan Allah tidak mungkin bersatu di dalam diri Yesus.
Mereka mengambil nama mereka dari kata Yunani “gnosis”
("pengetahuan"), serta mengakui bahwa mereka memiliki pengertian
khusus mengenai kebenaran-kebenaran rahasia dalam hidup ini.
Para
ahli arkeologi telah menemukan beberapa naskah papirus orang Gnostik di Mesir.
Beberapa di antaranya adalah tulisan-tulisan dengan nama pengarang palsu,
seperti "Kebijaksanaan Yesus Kristus" dan "Perbuatan-perbuatan
Petrus. Mungkin buku Gnostik yang paling
terkenal adalah “Pistis Sophia”("Pengetahuan Iman"), yang telah
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.
Banyak
komunitas Gnostik yang kecil tersebar di seluruh Timur Dekat. Setiap komunitas
itu mengembangkan doktrin mereka yang unik sendiri. Dewasa ini kita harus
mengandalkan naskah-naskah mereka untuk merunut kepercayaan masing-masing
komunitas, dan dalam banyak kasus sulit untuk mengatakan apakah suatu kelompok
tertentu bersifat Gnostik atau merupakan sekte agama yang berbeda sama sekali.
Sebuah contoh yang penting adalah komunitas juru tulis di Qumran.
Paulus menyebutkan tiga orang yang
meninggalkan iman untuk menganut sesat ini: Himeneus, Aleksander, Filetus (1Tim
1:20; 2Tim 2:17-18). Mereka menyatakan bahwa ke bangkitan telah berlangsung, kemungkinan
mempercayai bahwa roh apa pun yang "tersisa" ketika seseorang mati
akan kembali terserap di dalam Allah.
4.
Ajaran yang menyangkal bahwa
Yesus adalah Tuhan.
Yudas 1:4 Sebab ternyata ada
orang tertentu yang telah masuk menyelusup di tengah-tengah kamu, yaitu
orang-orang yang telah lama ditentukan untuk dihukum. Mereka adalah orang-orang
yang fasik, yang menyalahgunakan kasih karunia Allah kita untuk melampiaskan
hawa nafsu mereka, dan yang menyangkal
satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita, Yesus Kristus.
I Kor 12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang
berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang
dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan," selain oleh Roh Kudus.
Pengajar
yang benar hanya akan menyampaikan kebenaran tentang Yesus, bahwa Ia adalah
Tuhan dan manusia . Orang yang menolak kebenaran tentang Yesus adalah antikristus
(1Tes 5:3). Itu sebabnya, cara terbaik untuk bertumbuh dalam kemampuan
membedakan pengajaran adalah dengan tinggal di dalam Yesus dan bertumbuh di
dalam pengetahuan kita tentang Dia. Bila kita tidak aktif di dalam Yesus dan
belajar tentang Dia, kita akan lebih rentan saat mendengar pengajaran lain.
Walau demikian, sebagai anak-anak Allah, kita tidak perlu takut pada roh
antikristus karena ada Roh Allah yang berdiam di dalam kita (1Yoh 3:24). Musuh
rohani kita tidak ada yang lebih besar dari Roh Allah 1Yoh 3:4). Sebab itu siapa yang berjalan di
dalam kebenaran akan sanggup mengatasi roh-roh itu. Maka yang penting adalah
pelajari Firman-Nya dan taati! Allah akan melindungi umat-Nya melalui
pengetahuan dan pemahaman akan kebenaran. Hidup kita akan dijaga dan diberi
kepekaan untuk membedakan roh, mana yang dari Allah dan mana yang bukan.
Pada Zaman
sekarang banyak kelompok yang menentang bahwa Yesus adalah Allah. Misalnya Saksi-Saksi Yehovah menyangkal bahwa
Kristus yang setara dengan Allah Bapa. Mereka tidak mempercayai Allah
Tritunggal, menganggap Kristus sebagai ciptaan Allah yang "tertinggi,"
tetapi bukan anak Allah yang kekal.
5. Ajaran
yang mengijnkan perzinahan
Rasul
Yohanes memusatkan perhatian pada paham Gnostik yang lebih ekstrem yang
merajalela di seluruh gereja abad pertama (I dan II Yoh.; Why 2:6; 14; 15).
Mereka inilah pengikut Nikolaus. Para pendukung doktrin yang sangat berbahaya
ini menegaskan bahwa, karena mereka masih dalam bentuk, jasmani (dan karena itu
jahat), maka hanya yang dilakukan oleh roh merekalah yang penting. Jadi, mereka
merasa bebas untuk menuruti kehendak dalam melakukan hubungan seksual secara
sembarangan, untuk memakan makanan yang sudah dipersembahkan kepada berhala,
dan melakukan apa saja yang mereka senangi dengan tubuh mereka.
Gereja mula-mula bertindak tegas terhadap
orang-orang yang menyimpang dari kebenaran Kristus yang mulia. Mereka melarang
para penganut bidat mengikuti persekutuan dan berdoa bagi keselamatan mereka.
Paulus menegur mereka secara terbuka. (Paulus bahkan berbalik melawan mereka,
ketika Petrus menolak untuk makan bersama dengan orang-orang Kristen bukan
Yahudi di hadapan orang-orang Yahudi Kristen: Gal 2:12-15). Ia merasa bahwa
para pengikut bidat harus disingkirkan dari gereja, sebelum mereka menyebarkan
ide-ide mereka yang menyebabkan kebinasaan.
Ireneus, Tertulianus, dan bapa-bapa gereja
lainnya dengan terang-terangan mencela para pengikut Nikolaus dan Gnostik.
Ireneus melaporkan bahwa sekte tersebut diberi nama menurut nama Nikolaus,
seorang diakeng dari komunitas pengikut Nikolaus yang pertama, yang menyetujui
perzinahan.
Pada
zaman sekarang ini yang diwarnai dengan menjamurnya merek-merek gereja baru,
dengan sejuta ajaran-ajarannya, mengharuskan kita sebagai orang percaya untuk
menguji apakah apakah itu dari Allah atau tidak. Yohanes mengingatkan kita
untuk memperhatikan pengakuan imannya, sehingga dengan mudah kita bisa
membedakan apakah itu ajaran yang benar atau salah.
Di
Amerika ada suatu lembaga yang bertugas secara Khusus untuk menangani kasus
yang berkaitan dengan uang palsu. Lembaga ini bertugas menidentifikasi dan mengusut
pembuatan maupun pengedaran uang palsu. Yang unik adalah ketika mereka di latih
untuk mengenal uang palsu adalah dengan mengenal sebaik-baiknya uang asli. Kata
mereka, dengan mengenal uang asli secara baik dan benar secara otomatis kita
akan mudah mengenal uang palsu.
Orang
kristen seharusnya juga demikian. Pelajarilah ajaran yang benar sehingga dengan
mudah kita akan bisa membedakan ajaran yang benar dengan yang sesat. Roh Allah
yang berdiam dalam diri orang percaya menolong membedakan kebenaran dan
kesesatan. Sehingga orang percaya mendengar kebenaran dan menolak nabi-nabi
palsu. Jemaat yang memiliki Roh Allah akan memberi respons positif terhadap
perkataan Allah dan memberi memberi respons negatif terhadap perkataan
nabi-nabi palsu.Orang yang tidak memiliki pengenalan yang benar tentang Kristus
mudah sekali disesatkan dan pada akhirnya menyesatkan.
II.
PERHATIKAN HAL-HAL YANG DIBICARAKANNYA
1 Yoh 4: 4 Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu
telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih
besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
5 Mereka
berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi (κοσμος kosmos) dan dunia mendengarkan mereka.
6 Kami berasal dari Allah:
barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal
dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh
yang menyesatkan.
Yohanes
mengatakan bahwa “yang dibicarakan”( λαλεω laleo) roh-roh palsu adalah hal-hal
duniawi. Karena mereka berasal dari dunia maka hal-hal yang mereka bicarakan
selalu hal-hal yang duniwi. Persoalannya, dapatkah kita membedakan roh Cuma
berdasarkan pada hal-hal yang mereka bicarakan?. Jawabannya bisa. Kita akan mudah
menebak isi sebuah botol kalau ada
sesuatu yang keluar dari botol tersebut. Kok begitu? ya, karena ini Alkitab
ajarkan. Alkitab mengajarkan bahwa apa yang keluar saat kita berbicara
dipengaruhi oleh 2 hal:
1.
Dipengaruhi
oleh Dorongan Roh. Hal ini bisa berari roh Kudus bisa berarti roh jahat.
Kis 6: 9 Tetapi tampillah
beberapa orang dari jemaat Yahudi yang disebut jemaat orang Libertini
— anggota-anggota jemaat itu adalah orang-orang dari Kirene dan
dari Aleksandria — bersama dengan beberapa orang Yahudi dari
Kilikia dan dari Asia. Orang-orang itu bersoal jawab dengan Stefanus,
10 tetapi mereka tidak
sanggup melawan hikmatnya dan Roh yang mendorong dia
berbicara.
Demikian
juga ketika Yesus menghardik petrus. Yesus melihat bahwa apa yang dikatakan
oleh Petrus di dorong oleh iblis.
Mat 16:23 Maka Yesus
berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu
sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan
apa yang dipikirkan manusia."
2.
Di
pengaruhi Apa yang ada dalam perbendaharaan hati kita.
Matius 15:18 Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang
menajiskan orang.
19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan,
pencurian, sumpah palsu dan hujat.
Luk 6:45 Orang yang baik
mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang
yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya."
Alkitab
mengambarkan seolah-olah apa yang seseorang
bicarakan atau ucapkan adalah alat untuk mengetahui hati seseorang.
Karena hati seseorang adalah status asli seseorang.
Selanjutnya, apakah yang dimaksud
dengan hal-hal duniwi? .
Paulus
mendefenisikan hal-hal duniwi itu ketika ia menulis surat kepada jemaat kolose.
Kol 3:5 Karena itu matikanlah
dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi , yaitu percabulan, kenajisan,
hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan
penyembahan berhala,
Dengan
demikian, kalau ada orang yang
kata-katanya kotor, penuh dangan nafsu jahat, dan hanya berbicara hal-hal yang
bersifat materi saja maka kita tahu roh apa yang mendorong dia berbicara
semacam itu. Karena pikiran mereka selalu tertuju pada perkara-perkara duniwi
kesudahan mereka adalah kebinasaan.
Flp 3:19 Kesudahan mereka
ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka,
kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi
III.
PERHATIKAN HIKMATNYA
Yakobus 3:14-15
14 Jika kamu menaruh perasaan iri hati dan kamu mementingkan diri
sendiri, janganlah kamu memegahkan diri dan janganlah berdusta melawan
kebenaran!
15 Itu bukanlah hikmat yang datang dari atas, tetapi dari dunia, dari
nafsu manusia, dari setan-setan.
Dalam
perikop ini Yakobus memaparkan tentang dua macam hikmat,
1.
Hikmat yang berasal dari dunia, dan
2.
Hikmat yang berasal dari Allah.
Perbedaan
hikmat surgawi dan hikmat duniawi terletak pada sumber dan hasilnya (band. Mat
7:17-18). Perbedaan sumber mengakibatkan perbedaan motivasi. Motivasi hikmat
surgawi adalah kelemahlembutan (13). Motivasi hikmat duniawi adalah iri hati,
mementingkan diri, memegahkan diri dan dusta melawan kebenaran (14). Hikmat
duniawi berasal dari nafsu manusia dan setan-setan (15). Dampaknya adalah
kekacauan dan segala perbuatan jahat. Sedangkan hikmat surgawi ditandai dengan
kemurnian hati, yang terdiri dari tujuh sifat dan perbuatan, yaitu pendamai,
peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan
tidak munafik (17). Hikmat surgawi bersumber dari Tuhan Yesus sebagai Kebenaran
(18; Yoh 14:6), dampaknya adalah damai
bagi mereka yang mengadakan damai (18).
Melalui
pemaparan ini, Yakobus mengingatkan bahwa orang yang berhikmat tidak akan
mendatangkan kekacauan apalagi menciptakan perselisihan dan pertikaan di
tengah-tengah masyarakat. Mereka hidup dalam kedamaian, jauh dari perselisihan,
karena masing-masing menjalankan kehidupan sehari-harinya dengan sikap lemah
lembut. Sebaliknya, orang-orang yang menyepelekan hikmat Allah dan berpegang
pada hikmat dunia adalah orang-orang yang jiwanya dipenuhi kesombongan, iri
hati, dengki, bertindak seolah-olah membela kebenaran, tetapi sebenarnya
memanipulasi kebenaran! Tidak hanya itu, mereka juga hidup dalam perselisihan,
seluruh hidupnya dipenuhi oleh keinginan-keinginan untuk berbuat jahat. Hikmat
Allah menuntun seseorang untuk memiliki kemurnian hati, menyadari akan
kebaikan-kebaikan Allah dalam hidupnya, menjadi pelaku firman-Nya, dan menjaga
hidupnya benar kehendak-Nya.
Dari
penjelasan di atas, tidak sukar untuk menilai apakah perbuatan seseorang
berasal dari hikmat Allah atau hikmat duniawi. Banyak pribadi atau keluarga
berantakan disebabkan tindakan yang tidak berdasarkan hikmat surgawi, misalnya
mementingkan diri sendiri. Kendati demikian tidak sedikit orang Kristen yang
meremehkan dosa seperti “mementingkan diri sendiri” sebagai hal sepele. Padahal
bila melihat dampak yang ditimbulkannya, yakni kekacauan dan segala perbuatan
jahat, sudah seharusnya orang Kristen menjauhi dosa ini. Oleh karena itu, bila
orang ingin dipenuhi damai surgawi, perbuatannya pun harus berasal dari hikmat
surgawi, yakni hikmat yang bersumber dari karya pembaruan Tuhan Yesus dan
teladan hidup-Nya.
IV.
PERHATIKAN KEHIDUPAN KASIHNYA
1 Yohanes 4:16
16 Kita telah mengenal dan
telah percaya akan kasih Allah kepada kita. Allah adalah kasih, dan barangsiapa tetap berada di dalam kasih, ia tetap berada di
dalam Allah dan Allah di dalam dia.
Tuhan Yesus
mengajarkan bahwa tidak semua orang yang bernubuat, mengusir setan,
dan mengadakan mujizat demi nama Tuhan Yesus adalah sungguh-sungguh adalah
hamba-hamba-Nya (Mat. 7 :22). Mungkin saja mereka adalah para
pembuat kejahatan (Mat. 7 :21-23), yaitu orang-orang Kristen
gadungan dan nabi-nabi palsu yang menggunakan kedok agama untuk mengeruk
keuntungan dan kesenangan pribadi.
Kita patut
bersyukur, karena Roh Kudus telah mengaruniakan kepada beberapa anggota tubuh
Kristus kemampuan untuk membedakan bermacam-macam roh (1
Kor.12 :10a). Dengan karunia itu mereka dapat membedakan sumber dari
suatu menifestasi spiritual, apakah berasal dari Allah (Kis.10 :30-35),
setan (Kis.16 :16-18), manusia (Kis. 8 :18-23), atau dunia (1 Yoh.
4 :5). Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh itu bukanlah
untuk mengkritik atau mencari-cari kesalahan orang lain, melainkan untuk
mengetahui dengan pasti apakah perilaku tertentu yang diakui berasal dari Tuhan
itu sesungguhnya adalah dari Tuhan atau bukan. Dengan karunia itu kawanan domba
Allah dapat terhindar dari serigala-serigala berbulu domba.
Bersyukurlah
bila Saudara memiliki karunia membedakan bermacam-macam roh. Pergunakanlah
karunia itu dengan kasih dan rendah hati, sambil tetap berpegang pada ajaran
Alkitab dengan benar.
Bila kita
tidak memiliki karunia membedakan bermacam-macam roh, kita tetap harus menguji
apakah “roh” yang ada pada seseorang itu berasal dari Allah atau bukan.
Menguji kasih dan kehidupannya. Selidiki bagaimana perilaku, kesenangan
dan prioritas hidup orang itu. Tuhan Yesus mengajarkan bahwa dari buahnyalah
kita akan mengenal suatu pohon (Mat. 7 :15-20).
Kasih
adalah sesuatu yang tidak bisa ditiru oleh iblis, dengan memperhatikan kasih
dan kehidupan seseorang kita akan bisa dengan mudah membedakan roh.
AMIN
Trima kasih bnyak artikelnya. sangat bagus. Tuhan memberkatimu sllu.
ReplyDelete