MENGUMPULKAN HARTA
Oleh:
Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
Mat
6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat
dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Mat
6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di
sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya.
S
|
iapakah
tuan dalam hidup kita? Mamon atau Tuhan? Orang Kristen pasti menjawab, Tuhan!
Namun seberapa banyak orang Kristen yang menyadari bahwa perilaku hidup mereka
menunjukkan kenyataan yang sebaliknya?
Persoalannya adalah, walau kita menyadari diri milik Tuhan dan
hidup kita akan berujung kekekalan di surga, kita masih hidup di dunia ini.
Dunia ini menawarkan godaan yang sulit dihindari, yaitu hidup menurut ukuran dunia.
Kekayaan menjadi tolok ukur kesuksesan. Kita mudah sekali terjerumus dalam
mengumpulkan harta di dunia, dan melupakan panggilan surgawi, yaitu menabung
harta rohani di surga.
Tarif listrik, PAM, dan harga BBM yang naik, menambah beban masyarakat yang masih dalam
perjuangan mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam kondisi
demikian, respons wajar yang muncul adalah kuatir dan bekerja mati-matian,
sampai menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Bagaimana Kristen
harus bereaksi dalam situasi seperti ini?
Untuk itu pada
kesempatan kali ini kita akan
memperhatikan hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengumpulkan harta dalam pandangan
Alkitab.
I.
TEMPAT MENGUMPULKAN
Mat 6:19 "Janganlah kamu mengumpulkan harta di
bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar
serta mencurinya.
Mat 6:20 Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di
sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak
membongkar serta mencurinya.
Dari bacaan kita di atas Yesus sebenarnya
tidak sedang mempersoalkan boleh tidaknya sesorang mengumpulkan harta, tapi
Yesus melarang kalau kita mengumpukan harta di bumi tapi harus di Surga. Dengan
demikian ini bukan persoalan boleh atau tidak tapi ini adalah persoalan tempat.
Pertannyaannya:
a.
Mengapa Yesus mengharuskan kita mengumpulkan harta di Surga?
Pada prinsipnya anjuran atauperintah ini diberikan
demi kebaikan kita sendiri. Manusia adalah ciptaan Tuhan, sehingga Dia lebih
tahu tentang batas-batas kemampuan kita sebagai manusia. Kalau Dia melarang
kita mengumpulkan harta di bumi, tentunya hal itu harus kita terima dengan iman
bahwa apa yang Dia perintahkan itu adalah demi kebaikan kita sendiri.
Dalam Alkitab ada beberapa tujuan sehingga mengapa
kita dalam mengumpulkan harta harus di surga.
1.
Demi Keamaan hati kita
Mat 6:19 "Janganlah
kamu mengumpulkan harta di bumi; di
bumi ngengat (σης ses) dan karat (βρωσις brosis) merusakkannya dan pencuri membongkar serta
mencurinya.
Yesus menerangkan bahwa kalau
kita mengumpulkan harta di bumi ini tidak aman karena , bisa habis dan hilang. Hal tersebut karena harta bisa di
makan Ngengat( σης ses ), Karat(βρωσις brosis) dan hilang di curi oleh Pencuri.Harta
di dunia ini bersifat sementara, bisa rusak, hancur dan hilang. Bukan tidak boleh mencari harta karena kita
memang butuh harta untuk hidup di dunia ini, tetapi jangan jadikan harta
segala-galanya. Ketika kita mengumpulkan harta di bumi, dan ketika harta kita
rusak karena ngengat dan karat atau hilang karena dicuri orang, hati kita juga terkena.
Suatu hari salah satu truk
saya terbalik karena supirnya ceroboh. Truk tersebut hancur sedemikian rupa dan
supirnya pinsan. Ketika saya tiba di tempat kejadian (TKP), hati saya sempat
miris, seperti disayat sembilu. Di situ saya menyadari bahwa ternyata ketika
harta yang kita kumpulkan di bumi rusak hal itu akan sangat berpengaruh pada
hati kita. Mengapa demikian?, karena saat mobil tersebut terbalik dan mengalami
kecelakaan hati sayapun ikut mengalami kecelakaan karena hati saya melekat di
mana harta saya berada. Alkitab ternyata sudah mengatakan hal itu .
Mat 6:21 Karena di mana
hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Demikianlah
Tuhan melarang mengumpulkan harta di bumi,
sebenarnya bukan karena Tuhan mempertimbangkan keselamatan harta itu sendiri,
tapi kesematan dan keamanan hati kitalah yang jadi penyebabnya.Kerena harta itu
bisa rusak kalau disimpan di tempat yang salah, demikianlah ia bisa merusak
hati kita yang melekat di harta tersebut. Karena itu kalau ingin hati kita aman
kumpulkan harta itu di tempat yang tepat sehingga hati kita tetap tentram.
2.
Demi
Kebeningan mata hati kita
Mat
6:22-23
22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik,
teranglah seluruh tubuhmu;
23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.
Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Yesus
mengingatkan bahwa tawaran dunia untuk memprioritaskan pencarian harta bisa
membutakan mata rohani kita dari melihat kebutuhan utama. Segala-galanya diukur
dari harta. Waktu untuk keluarga digantikan dengan kemewahan. Waktu untuk anak
dengan memanjakannya berlebihan. Bahkan waktu untuk Tuhan digantikan dengan
memberi persembahan. Harta menjadi semacam suap untuk menggantikan tanggung jawab
yang utama. Celakanya lagi, mata hati tambah buta sehingga menghalalkan cara
demi mendapatkan harta.
Ada
sebuah acara di televisi dengan judul “TOLONG”. Saya begitu terkejut ketika
menyaksikan bahwa ternyata rata-rata orang yang mau menolong adalah justru
orang-orang yang secara ekonomi kekurangan. Orang-orang yang kaya seperti tidak
punya mata hati dalam melihat kebutuhan orang lain. Saya berpikir bahwa ternyata
harta bisa membutakan mata hati kita
kalau kita salah dalam menentukan tempat untuk mengumpulkannya.
3.
Demi Prioritas dan pengabdian kita
Mat 6:24
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan
membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang
seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada
Allah dan kepada Mamon."
Kalau
harta dikumpulkan di tempat yang salah, harta tersebut bisa bergerak dari hamba
menjadi tuan. Hal inilah yang diingatkan oleh Yesus dalam ayat di atas.
Kalau
Kita sudah memper”tuhan”kan mamon secara otomatis prioritas dan pengabdian kita
akan ditujukan pada mamon. Akan sulit bagi kita untuk mencari dan mengutamakan
kerajaan Allah dan kebenarannya, sementara Yesus menghendaki kita untuk mencari
Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.
Mat 6: 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan
kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
Saya
pernah terjebak dalam masalah ini, sehingga apa yang sampaikan ini bukan hanya
sekedar teori belaka. Saya pernah berprinsip untuk kumpulkan harta yang banyak dulu
baru setelah itu baru melayani, dengan harapan supaya pelayanan saya tidak
terganggu oleh persoalan ekonomi. Saya tidak menyadari bahwa harta itu bisa
memperbudak saya. Akibatnya waktu, tenaga pikiran saya habis untuk mencari
harta. Prioritas saya berubah, pengabdian saya berubah. Saya tidak menyadari
bahwa ketika saya meninggalkan pelayanan adalah bentuk atau wujud nyata saya
menimpan atau mengumpulkan harta di tempat yang salah. Saya tidak tahu bahwa
dengan melayani dan memprioritaskan Dia saya malah mengumpulkan harta yang
sesungguhnya.
Orang Kristen harus tahu
membuat prioritas yang benar. Yang harus diprioritaskan adalah harta surgawi,
bukan harta duniawi ( Mat 6:19-20).
Kita harus mengutamakan yang kekal dan menomorduakan yang sementara., Yesus
realistis sekali. Jika harta duniawi prioritas kita, hati kita pun akan
tertambat kepada dunia ini (Mat 6:21).
Harta harus ditempatkan sebagai hamba dan alat. Jika tidak, ia akan
"melonjak" menjadi tuan, dan kita di "kudeta"nya ke
kedudukan budak (Mat 6:24). Salah
prioritas dalam soal harta akan membuat kita kehilangan kesukaan dalam hidup
ini. Hidup akan terbungkuk memikul beban kekuatiran tentang kebutuhan
sehari-hari (Mat 6:25-31).
Kehidupan Kristen seperti itu akan serendah kehidupan orang yang tidak mengenal
Tuhan (Mat 6:32).
b.
Bagimana Cara
mengumpulkan harta di Surga?
Adapun cara untuk
mengumpulkan harta di surga adalah dengan berbuat baik, memberi sedekah
dan menyalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
1Tim 6:18-19
18 Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
19 dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta
sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk
mencapai hidup yang sebenarnya.
Luk 12:33 Juallah segala milikmu dan berikanlah
sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta
di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang
tidak dirusakkan ngengat.
Mat 19:21 Kata Yesus
kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada
orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian
datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Mrk 10:21 Tetapi Yesus
memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya
satu lagi kekuranganmu: pergilah,
juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku."
Luk 18:22 Mendengar itu Yesus
berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan
bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta
di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
II.
CARA MENGUMPULKAN
Yakobus 5:4-6
4 Sesungguhnya telah
terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah
menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam
keluhan mereka yang menyabit panenmu.
5 Dalam kemewahan kamu telah
hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada
hari penyembelihan.
6 Kamu telah menghukum,
bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
Yakobus pada ayat-ayat ini sedang berbicara dari
konteks sosial zamannya, menegur keras para tuan tanah yang serakah menguasai
tanah dan mempekerjakan orang di tanah tersebut secara tidak adil. Cara mereka dalam menggumpulkan harta itulah
yang keliru karena tidak sesuai dengan cara yang Tuhan kehendaki. Ada beberapa
hal yang orang-orang kaya tersebut lakukan:
1. Mereka menambah harta atau mengumpulkan harta dengan cara menahan “αποστερεω” (apostereo) upah buruh yang bekerja pada mereka ( Ayat 4).
Yak 5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar,
karena upah yang kamu tahan dari
buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga
Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
Bila orang kaya menambah harta dari upah buruh
yang dia tahan (4), tentu salah! Kta yang digunakan untuk “Tahan” adalah” αποστερεω
“ (apostereo) yang mengadung pengertian “Menahan”, “menolak untuk membayar”,
“mencuri” dan “Merugikan”. Dari kata “αποστερεω “ (apostereo) ini kita bisa
mengetahui apa yang terjadi pada waktu itu. Ini berarti pada waktu itu para
tuan tanah melakukan beberapa bentuk pelanggaran dalam kaitannya dengan para
buruh yang bekerja di ladang mereka.
-
Ada yang
menunda-nunda pembayaran gaji para buruh.
Menunda pembayaran
gaji dengan sengaja adalah hal yang tidak berdasar pada kasih. Ini adalah sikap
yang tidak perduli dengan masalah dan keadaan orang lain.
Dalam ajaran agama
Islam saja, diajarkan untuk membayar gaji para buruh sebelum keringat mereka
kering. Apalagi kita sebagai orang Kristen harus mempunyai kepedulian sosial
terhadap orang yang bekerja di sekitar kita.
-
Ada yang merugikan
para buruh dengan membayar gaji mereka tidak sesuai dengan perjanjian.
Setiap majikan mempunyai tanggung
jawab di hadapan Allah untuk menggaji para pekerjanya secara memadai. Jangan
sampai majikan menggelapkan hak para pekerja. Tuhan memperhatikan pekerja yang
tertindas dan mendengarkan teriakan mereka!
Hal ini juga bisa berlaku pada
zaman sekarang ini di mana kita mengaji para buruh di bawah UMR (Upah Minimum
Regional). Cara memperkaya diri dengan mengorbankan orang kecil adalah kekejian
bagi Allah.
-
Ada yang menolak
pembayaran gaji buruhnya.
Ini sama dengan
mencuri hak orang miskin. Bahasa jawanya “gemplang”.
Teman bisnis saya
dulu pernah bilang, seandainya harus menipu jangan menipu orang miskin, karena
itu sama saja kita merampok seluruh apa yang dia punya. Tapi kalau terpaksa
menipu, tipulah orang kaya, karena paling yang kita tipu hanya remah-remah
kekayaannya.
Tentunya apa kata
teman saya itu jangan didengar karena Alkitab mengajar kita untuk jujur
terhadap siapapun.
2. Mereka mengumpulkan harta dengan cara pemerasan dan perampokan dan
pembunuhan.
Yak 5: 5 Dalam kemewahan kamu
telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti
pada hari penyembelihan.
6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang
benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
Orang yang benar di sini
bukan menunjuk pada Yesus sebagai pribadi yang , melainkan si orang yang telah
diperas tanpa betas kasihan oleh golongan kaya.
Kata “membunuh”
memiliki arti yang lebih luas dalam etika Yahudi daripada arti kata tersebut
saat ini.
-
Merampas nafkah
sesama
Dalam kitab apokrif
kebijaksanaan Yesus bin Sirakh 34:21, 22, "Makanan orang. miskin adalah
hidup mereka; siapa pun yang merampas hal ini dari mereka adalah manusia
darah. Merampas nafkah sesama berarti membunuh dia; tidak memberikan upah
kepada pekerja berarti menumpahkan darah."
-
Menggunakan kekuasaannya
untuk memenangkan kasus mereka di pengadilan.
Yang dimaksudkan Yakobus di
sini mungkin adalah "pembunuhan yang dilindungi hukum" mengingat
pernyataan ini dimulai dengan istilah menghukum. Orang miskin diseret ke
pengadilan (Yak 2:6) dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela
diri. Mereka dijadikan bulan-bulanan orang kaya yang tidak berperikemanusiaan.
Sekalipun diperlakukan sedemikian, orang miskin tidak dapat melawan.
Orang-orang kaya itu tidak
dapat dilawan, mereka memiliki harta, dan kuasa untuk mempertahankan diri.
Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat berbuat apa-apa selain hanya
mengeluh. Untuk semua perbuatan ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah
sendirilah yang akan menghukum mereka. Sebab perbuatan mereka telah Allah
lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas didengar Allah.
Sebenarnya, orang-orang seperti ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka
tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di
sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin kesenjangan
ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin, sedikit demi sedikit akan
terkikis.
Kesenjangan-kesenjangan yang
terjadi antara si kaya dan si miskin bukanlah hal yang baru kita ketahui.
Bahkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kaya seperti pemerasan,
penindasan, pelecehan, dlsb. terhadap si miskin bukan rahasia lagi. Begitu pula
respons orang miskin terhadap perlakuan yang mereka terima, merampok, membunuh,
dlsb. sudah menjadi berita-berita yang setiap hari mewarnai hampir seluruh
surat kabar. Bila hal ini sudah bukan rahasia lagi, pihak berwenang harus
mengambil sikap untuk melakukan sesuatu. Seperti halnya Yakobus yang mengecam
orang-orang kaya pada zaman itu. Ia tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap
mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, tidak jujur, dan
memiliki kecenderungan untuk menindas orang-orang miskin, orang-orang yang
mereka anggap rendah derajatnya. Mereka merasa dapat melakukan apa saja sesuai
keinginan mereka, dan hal ini tidak sesuai dengan cara mengumpulkan harta yang
sesuai dengan kehendak Tuhan.
III.
WAKTU MENGUMPULKAN
Dalam
hukum 10, umat Isarel diharuskan untuk mengormati hari sabat. Hal ini tentu
sudah kita dengar sejak kita sekolah minggu.
Keluaran 20:8-10
8 Ingatlah dan kuduskanlah
hari Sabat:
9 enam hari lamanya engkau
akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
10 tetapi hari ketujuh adalah
hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau
anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu
perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Kata
"Sabat" menunjuk kepada hari ketujuh, dan itu berarti hari Sabtu.
Dalam hitungan kalender Yahudi, hari sabat di mulai dari jam 6 sore. Mengenai
hari ini, Allah berfirman, "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat." Ini
bukanlah yang pertama kali perintah ini diberikan kepada umat Israel, karena
Allah mengatakan "ingatlah." Sejak awal mula penciptaan, Allah sudah
memberikan perintah ini kepada manusia. Kitab Kejadian menjelaskan kepada kita
bahwa Allah menciptakan dunia dalam enam hari dan pada hari yang ketujuh Allah
berhenti. Inti kata Sabat berarti "Beristirahat setelah bekerja
keras." Orang-orang lupa untuk memelihara perintah Allah yang sebenarnya.
Karena itu Allah memperingatkan mereka bahwa mereka hendaklah mengambil satu
hari dari tujuh hari yang ada sebagai hari yang kudus untuk beristirahat dan
beribadah. Hari Sabat orang Yahudi berbeda. Hari itu merupakan karunia dari
Allah dan menjadi hari yang dihormati. Allah memberikan perintah ini karena Dia
sudah menunjukkan contoh dan bekerja enam hari dalam menciptakan dunia kemudian
Dia berhenti pada hari yang ketujuh.
Selanjutnya hukum ini
mengatakan, "enam hari lamanya Engkau akan bekerja … " Ada
yang lebih dalam mengenai perintah ini daripada hanya sekedar perhatian satu
hari untuk beristirahat. Hukum ini juga merupakan suatu perintah untuk bekerja
keras dan menentang kemalasan. Perintah keempat adalah suatu perintah untuk
bekerja keras selama enam hari dengan rajin, juga untuk beristirahat satu hari
agar dapat memberikan penghormatan kepada Allah. Seseorang yang membuang waktu
pada satu dari enam hari yang tersedia sama bersalahnya di hadapan Allah
seperti orang yang bekerja di hari Sabat. Itu artinya, kita harus menggunakan
dengan baik enam hari yang diberikan Tuhan untuk bekerja keras dan memberikan
satu hari, yaitu hari Sabat untuk beristirahat demi Allah. Merupakan hal yang
berbahaya jika mengabaikan hari yang kudus ini.
Jadi dalam
kehidupan Kekristenan tidak ada tempat bagi penidur atau pemalas, tapi tidak
ada tempat juga bagi orang yang terus menerus bekerja dan mengabaikan istarahat
untuk Tuhan. Waktu dalam mengumpulkan harta itu ada ritme atau iramanya.Dalam
Alkitab mengumpulkan harta itu harus selalu mengingat waktu dan dibatasi waktu.Seperti yang dijelaskan tadi bahwa dalam mengumpulkan harta harus
ingat waktu untuk Tuhan. Waktu untuk mengumpulkan harta dibatasi oleh waktu
untuk Tuhan. Setiap orang yang mengumpulkan harta dengan mengabaikan waktu
untuk Tuhan berdosa karena hal itu didorong oleh roh cinta uang.Hari Tuhan
adalah hari bagi kita untuk beristirahat dan beribadah. Orang-orang Kristen
yang mula-mula mengubah hari untuk beribadah itu. Mengapa? Karena Tuhan Yesus
menyatakan kemenangan-Nya atas kuasa dosa, dengan cara bangkit dari
kematian-Nya pada hari pertama, yaitu hari Minggu. Oleh karena itu sebagian
besar orang Kristen menganggap hari Minggu sebagai hari untuk istirahat dan
beribadah. Hari itu bukanlah hari Sabat atau hari ketujuh dalam satu minggu.
Hari itu adalah hari pertama dalam satu minggu.Gereja Kristen memelihara hari
ini sejak awal mulanya dan menyebutnya sebagai hari Tuhan.Hal-hal yang kita
pilih untuk kita kerjakan pada hari Minggu menunjukkan seperti apa kita dan apa
yang kita pikirkan tentang Kristus. Penggunaan terbesar dari hari Minggu adalah
sebagai hari ibadah dan istirahat. Ibadah dan istirahat berjalan bersama-sama.
Setiap orang memerlukan hari yang kudus ini. Jika kita melupakan hari ini, sama
artinya kita sedang melupakan Allah.
Mengumpulkan
harta dengan memperhatikan waktu, didasarkan pada batas kemampuan manusia itu
sendiri. Tuhan memberikan waktu untuk kita beristrahat dengan pertimbangan
bahwa kemampuan maksimal manusia dalam bekerja adalah selama 6 hari. Hari ke 7
adalah waktu manusia untuk disegarkan kembali. Kalau diibaratkan HP ada waktu
untuk baterai HP itu untuk dicharge kembali. Kalau manusia bekerja terus
tanpa berhenti maka apa yang dia
kerjakan tidak akan efektif karena dia sama dengan HP dengan baterai soak dan
dipaksa untuk digunakan.
Dengan
demikian pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya, entah itu untuk bekerja
atau berisrahat. Allah mengatakan bahwa jika kita mencari kerajaan Allah dan
kebenarannya dan memberi diri kita untuk bekerja keras dalam ketaatan kepada
perintah Allah, maka Dialah yang akan mengatur hidup kita dan menyediakan
kebutuhan-kebutuhan kita. Rasul Paulus mengatakan, "Apa pun yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.
Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu
sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kol 3:23-24).
Yakobus juga menegur orang yang tidak ingat waktu terutama waktu di mana Tuhan
akan datang.
Yak 5:3 Emas dan perakmu
sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan
memakan dagingmu seperti api. Kamu
telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
Karena itu
mari kita minta Tuhan menolong kita agar
dapat menggunakan hari-hari yang Kau percayakan untuk berkarya dan beristirahat
demi kemuliaan nama Tuhan. ~Amin.~
No comments:
Post a Comment