Sunday, March 24, 2013

Mengumpulkan Harta



MENGUMPULKAN HARTA
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
Mat 6:19  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Mat 6:20  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

S
iapakah tuan dalam hidup kita? Mamon atau Tuhan? Orang Kristen pasti menjawab, Tuhan! Namun seberapa banyak orang Kristen yang menyadari bahwa perilaku hidup mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya?

Persoalannya adalah, walau kita menyadari diri milik Tuhan dan hidup kita akan berujung kekekalan di surga, kita masih hidup di dunia ini. Dunia ini menawarkan godaan yang sulit dihindari, yaitu hidup menurut ukuran dunia. Kekayaan menjadi tolok ukur kesuksesan. Kita mudah sekali terjerumus dalam mengumpulkan harta di dunia, dan melupakan panggilan surgawi, yaitu menabung harta rohani di surga.

Tarif listrik, PAM, dan harga BBM yang naik,  menambah beban masyarakat yang masih dalam perjuangan mengatasi krisis ekonomi yang berkepanjangan. Dalam kondisi demikian, respons wajar yang muncul adalah kuatir dan bekerja mati-matian, sampai menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Bagaimana Kristen harus bereaksi dalam situasi seperti ini?


Untuk itu pada kesempatan kali ini kita akan  memperhatikan hal-hal yang harus diperhatikan  dalam mengumpulkan harta dalam pandangan Alkitab.
I.           TEMPAT MENGUMPULKAN

Mat 6:19  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Mat 6:20  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.
Dari bacaan kita di atas Yesus sebenarnya tidak sedang mempersoalkan boleh tidaknya sesorang mengumpulkan harta, tapi Yesus melarang kalau kita mengumpukan harta di bumi tapi harus di Surga. Dengan demikian ini bukan persoalan boleh atau tidak tapi ini adalah persoalan tempat. Pertannyaannya:

a.      Mengapa Yesus mengharuskan kita mengumpulkan harta di Surga?
Pada prinsipnya anjuran atauperintah ini diberikan demi kebaikan kita sendiri. Manusia adalah ciptaan Tuhan, sehingga Dia lebih tahu tentang batas-batas kemampuan kita sebagai manusia. Kalau Dia melarang kita mengumpulkan harta di bumi, tentunya hal itu harus kita terima dengan iman bahwa apa yang Dia perintahkan itu adalah demi kebaikan kita sendiri.

Dalam Alkitab ada beberapa tujuan sehingga mengapa kita dalam mengumpulkan harta harus di surga.
1.      Demi Keamaan hati kita

Mat 6:19  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat (σης ses) dan karat (βρωσις brosis)  merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.

Yesus menerangkan bahwa kalau kita mengumpulkan harta di bumi ini tidak aman karena , bisa habis  dan hilang. Hal tersebut karena harta bisa di makan Ngengat( σης ses ), Karat(βρωσις brosis)   dan hilang di curi oleh Pencuri.Harta di dunia ini bersifat sementara, bisa rusak, hancur dan hilang.  Bukan tidak boleh mencari harta karena kita memang butuh harta untuk hidup di dunia ini, tetapi jangan jadikan harta segala-galanya. Ketika kita mengumpulkan harta di bumi, dan ketika harta kita rusak karena ngengat dan karat atau hilang karena dicuri orang, hati kita juga terkena.

Suatu hari salah satu truk saya terbalik karena supirnya ceroboh. Truk tersebut hancur sedemikian rupa dan supirnya pinsan. Ketika saya tiba di tempat kejadian (TKP), hati saya sempat miris, seperti disayat sembilu. Di situ saya menyadari bahwa ternyata ketika harta yang kita kumpulkan di bumi rusak hal itu akan sangat berpengaruh pada hati kita. Mengapa demikian?, karena saat mobil tersebut terbalik dan mengalami kecelakaan hati sayapun ikut mengalami kecelakaan karena hati saya melekat di mana harta saya berada. Alkitab ternyata sudah mengatakan hal itu .

Mat 6:21  Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.
Demikianlah Tuhan melarang mengumpulkan  harta di bumi, sebenarnya bukan karena Tuhan mempertimbangkan keselamatan harta itu sendiri, tapi kesematan dan keamanan hati kitalah yang jadi penyebabnya.Kerena harta itu bisa rusak kalau disimpan di tempat yang salah, demikianlah ia bisa merusak hati kita yang melekat di harta tersebut. Karena itu kalau ingin hati kita aman kumpulkan harta itu di tempat yang tepat sehingga hati kita tetap tentram.

2.      Demi Kebeningan  mata hati kita

Mat 6:22-23
22  Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
23  jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Yesus mengingatkan bahwa tawaran dunia untuk memprioritaskan pencarian harta bisa membutakan mata rohani kita dari melihat kebutuhan utama. Segala-galanya diukur dari harta. Waktu untuk keluarga digantikan dengan kemewahan. Waktu untuk anak dengan memanjakannya berlebihan. Bahkan waktu untuk Tuhan digantikan dengan memberi persembahan. Harta menjadi semacam suap untuk menggantikan tanggung jawab yang utama. Celakanya lagi, mata hati tambah buta sehingga menghalalkan cara demi mendapatkan harta.

Ada sebuah acara di televisi dengan judul “TOLONG”. Saya begitu terkejut ketika menyaksikan bahwa ternyata rata-rata orang yang mau menolong adalah justru orang-orang yang secara ekonomi kekurangan. Orang-orang yang kaya seperti tidak punya mata hati dalam melihat kebutuhan orang lain. Saya berpikir bahwa ternyata harta bisa membutakan  mata hati kita kalau kita salah dalam menentukan tempat untuk mengumpulkannya.

3.      Demi Prioritas dan pengabdian kita

Mat 6:24 Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon."
Kalau harta dikumpulkan di tempat yang salah, harta tersebut bisa bergerak dari hamba menjadi tuan. Hal inilah yang diingatkan oleh Yesus dalam ayat di atas.
Kalau Kita sudah memper”tuhan”kan mamon secara otomatis prioritas dan pengabdian kita akan ditujukan pada mamon. Akan sulit bagi kita untuk mencari dan mengutamakan kerajaan Allah dan kebenarannya, sementara Yesus menghendaki kita untuk mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.

Mat 6: 33  Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Saya pernah terjebak dalam masalah ini, sehingga apa yang sampaikan ini bukan hanya sekedar teori belaka. Saya pernah berprinsip untuk kumpulkan harta yang banyak dulu baru setelah itu baru melayani, dengan harapan supaya pelayanan saya tidak terganggu oleh persoalan ekonomi. Saya tidak menyadari bahwa harta itu bisa memperbudak saya. Akibatnya waktu, tenaga pikiran saya habis untuk mencari harta. Prioritas saya berubah, pengabdian saya berubah. Saya tidak menyadari bahwa ketika saya meninggalkan pelayanan adalah bentuk atau wujud nyata saya menimpan atau mengumpulkan harta di tempat yang salah. Saya tidak tahu bahwa dengan melayani dan memprioritaskan Dia saya malah mengumpulkan harta yang sesungguhnya.


Orang Kristen harus tahu membuat prioritas yang benar. Yang harus diprioritaskan adalah harta surgawi, bukan harta duniawi ( Mat 6:19-20). Kita harus mengutamakan yang kekal dan menomorduakan yang sementara., Yesus realistis sekali. Jika harta duniawi prioritas kita, hati kita pun akan tertambat kepada dunia ini (Mat 6:21). Harta harus ditempatkan sebagai hamba dan alat. Jika tidak, ia akan "melonjak" menjadi tuan, dan kita di "kudeta"nya ke kedudukan budak (Mat 6:24). Salah prioritas dalam soal harta akan membuat kita kehilangan kesukaan dalam hidup ini. Hidup akan terbungkuk memikul beban kekuatiran tentang kebutuhan sehari-hari (Mat 6:25-31). Kehidupan Kristen seperti itu akan serendah kehidupan orang yang tidak mengenal Tuhan (Mat 6:32).

b.      Bagimana Cara mengumpulkan harta di Surga?

Adapun cara untuk  mengumpulkan harta di surga adalah dengan berbuat baik, memberi sedekah dan menyalurkan kepada orang-orang yang membutuhkan.
1Tim 6:18-19 
18  Peringatkanlah agar mereka itu berbuat baik, menjadi kaya dalam kebajikan, suka memberi dan membagi
19 dan dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.

Luk 12:33  Juallah segala milikmu dan berikanlah sedekah! Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat.
Mat 19:21  Kata Yesus kepadanya: "Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Mrk 10:21  Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
Luk 18:22  Mendengar itu Yesus berkata kepadanya: "Masih tinggal satu hal lagi yang harus kaulakukan: juallah segala yang kaumiliki dan bagi-bagikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku."
II.                CARA MENGUMPULKAN

Yakobus 5:4-6
4  Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
5  Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
6  Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
Yakobus  pada ayat-ayat ini sedang berbicara dari konteks sosial zamannya, menegur keras para tuan tanah yang serakah menguasai tanah dan mempekerjakan orang di tanah tersebut secara tidak adil.  Cara mereka dalam menggumpulkan harta itulah yang keliru karena tidak sesuai dengan cara yang Tuhan kehendaki. Ada beberapa hal yang orang-orang kaya tersebut lakukan:
1.      Mereka menambah harta atau mengumpulkan harta dengan cara menahan “αποστερεω”  (apostereo) upah buruh yang bekerja pada mereka ( Ayat 4).

Yak 5:4  Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.

 Bila orang kaya menambah harta dari upah buruh yang dia tahan (4), tentu salah! Kta yang digunakan untuk “Tahan” adalah”  αποστερεω “ (apostereo) yang mengadung pengertian “Menahan”, “menolak untuk membayar”, “mencuri” dan “Merugikan”. Dari kata “αποστερεω “ (apostereo) ini kita bisa mengetahui apa yang terjadi pada waktu itu. Ini berarti pada waktu itu para tuan tanah melakukan beberapa bentuk pelanggaran dalam kaitannya dengan para buruh yang bekerja di ladang mereka.
-          Ada yang menunda-nunda pembayaran gaji para buruh.
Menunda pembayaran gaji dengan sengaja adalah hal yang tidak berdasar pada kasih. Ini adalah sikap yang tidak perduli dengan masalah dan keadaan orang lain.
Dalam ajaran agama Islam saja, diajarkan untuk membayar gaji para buruh sebelum keringat mereka kering. Apalagi kita sebagai orang Kristen harus mempunyai kepedulian sosial terhadap orang yang bekerja di sekitar kita.

-          Ada yang merugikan para buruh dengan membayar gaji mereka tidak sesuai dengan perjanjian.

Setiap majikan mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah untuk menggaji para pekerjanya secara memadai. Jangan sampai majikan menggelapkan hak para pekerja. Tuhan memperhatikan pekerja yang tertindas dan mendengarkan teriakan mereka!
Hal ini juga bisa berlaku pada zaman sekarang ini di mana kita mengaji para buruh di bawah UMR (Upah Minimum Regional). Cara memperkaya diri dengan mengorbankan orang kecil adalah kekejian bagi Allah.

-          Ada yang menolak pembayaran gaji buruhnya.
Ini sama dengan mencuri hak orang miskin. Bahasa jawanya “gemplang”.
Teman bisnis saya dulu pernah bilang, seandainya harus menipu jangan menipu orang miskin, karena itu sama saja kita merampok seluruh apa yang dia punya. Tapi kalau terpaksa menipu, tipulah orang kaya, karena paling yang kita tipu hanya remah-remah kekayaannya.
Tentunya apa kata teman saya itu jangan didengar karena Alkitab mengajar kita untuk jujur terhadap siapapun.

2.      Mereka mengumpulkan harta dengan cara pemerasan dan perampokan dan pembunuhan.

Yak 5: 5  Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
6  Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.
Orang yang benar di sini bukan menunjuk pada Yesus sebagai pribadi yang , melainkan si orang yang telah diperas tanpa betas kasihan oleh golongan kaya.
Kata “membunuh” memiliki arti yang lebih luas dalam etika Yahudi daripada arti kata tersebut saat ini.
-          Merampas nafkah sesama
Dalam kitab apokrif kebijaksanaan Yesus bin Sirakh 34:21, 22, "Makanan orang. miskin adalah hidup mereka; siapa pun yang merampas hal ini dari mereka adalah manusia darah. Merampas nafkah sesama berarti membunuh dia; tidak memberikan upah kepada pekerja berarti menumpahkan darah."

-          Menggunakan kekuasaannya untuk memenangkan kasus mereka di pengadilan.
Yang dimaksudkan Yakobus di sini mungkin adalah "pembunuhan yang dilindungi hukum" mengingat pernyataan ini dimulai dengan istilah menghukum. Orang miskin diseret ke pengadilan (Yak 2:6) dan mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela diri. Mereka dijadikan bulan-bulanan orang kaya yang tidak berperikemanusiaan. Sekalipun diperlakukan sedemikian, orang miskin tidak dapat melawan.

Orang-orang kaya itu tidak dapat dilawan, mereka memiliki harta, dan kuasa untuk mempertahankan diri. Sebaliknya orang-orang miskin, tidak dapat berbuat apa-apa selain hanya mengeluh. Untuk semua perbuatan ini Yakobus dengan tegas mengatakan bahwa Allah sendirilah yang akan menghukum mereka. Sebab perbuatan mereka telah Allah lihat, jeritan orang-orang miskin yang mereka tindas didengar Allah. Sebenarnya, orang-orang seperti ini kaya materi tetapi miskin nurani. Mereka tidak memiliki kepekaan terhadap kebutuhan dan kepentingan orang-orang di sekitar mereka. Seandainya mereka memiliki hati nurani, mungkin kesenjangan ekonomi, sosial, relasi dengan orang-orang miskin, sedikit demi sedikit akan terkikis.

Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi antara si kaya dan si miskin bukanlah hal yang baru kita ketahui. Bahkan hal-hal apa saja yang dilakukan oleh si kaya seperti pemerasan, penindasan, pelecehan, dlsb. terhadap si miskin bukan rahasia lagi. Begitu pula respons orang miskin terhadap perlakuan yang mereka terima, merampok, membunuh, dlsb. sudah menjadi berita-berita yang setiap hari mewarnai hampir seluruh surat kabar. Bila hal ini sudah bukan rahasia lagi, pihak berwenang harus mengambil sikap untuk melakukan sesuatu. Seperti halnya Yakobus yang mengecam orang-orang kaya pada zaman itu. Ia tidak mengecam kekayaan mereka tetapi sikap mereka. Orang-orang kaya itu menjadi sombong, serakah, tidak jujur, dan memiliki kecenderungan untuk menindas orang-orang miskin, orang-orang yang mereka anggap rendah derajatnya. Mereka merasa dapat melakukan apa saja sesuai keinginan mereka, dan hal ini tidak sesuai dengan cara mengumpulkan harta yang sesuai dengan kehendak Tuhan.

III.     WAKTU MENGUMPULKAN
Dalam hukum 10, umat Isarel diharuskan untuk mengormati hari sabat. Hal ini tentu sudah kita dengar sejak kita sekolah minggu.
Keluaran 20:8-10
8  Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
9  enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
10  tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
Kata "Sabat" menunjuk kepada hari ketujuh, dan itu berarti hari Sabtu. Dalam hitungan kalender Yahudi, hari sabat di mulai dari jam 6 sore. Mengenai hari ini, Allah berfirman, "Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat." Ini bukanlah yang pertama kali perintah ini diberikan kepada umat Israel, karena Allah mengatakan "ingatlah." Sejak awal mula penciptaan, Allah sudah memberikan perintah ini kepada manusia. Kitab Kejadian menjelaskan kepada kita bahwa Allah menciptakan dunia dalam enam hari dan pada hari yang ketujuh Allah berhenti. Inti kata Sabat berarti "Beristirahat setelah bekerja keras." Orang-orang lupa untuk memelihara perintah Allah yang sebenarnya. Karena itu Allah memperingatkan mereka bahwa mereka hendaklah mengambil satu hari dari tujuh hari yang ada sebagai hari yang kudus untuk beristirahat dan beribadah. Hari Sabat orang Yahudi berbeda. Hari itu merupakan karunia dari Allah dan menjadi hari yang dihormati. Allah memberikan perintah ini karena Dia sudah menunjukkan contoh dan bekerja enam hari dalam menciptakan dunia kemudian Dia berhenti pada hari yang ketujuh.
Selanjutnya hukum ini mengatakan, "enam hari lamanya Engkau akan bekerja … " Ada yang lebih dalam mengenai perintah ini daripada hanya sekedar perhatian satu hari untuk beristirahat. Hukum ini juga merupakan suatu perintah untuk bekerja keras dan menentang kemalasan. Perintah keempat adalah suatu perintah untuk bekerja keras selama enam hari dengan rajin, juga untuk beristirahat satu hari agar dapat memberikan penghormatan kepada Allah. Seseorang yang membuang waktu pada satu dari enam hari yang tersedia sama bersalahnya di hadapan Allah seperti orang yang bekerja di hari Sabat. Itu artinya, kita harus menggunakan dengan baik enam hari yang diberikan Tuhan untuk bekerja keras dan memberikan satu hari, yaitu hari Sabat untuk beristirahat demi Allah. Merupakan hal yang berbahaya jika mengabaikan hari yang kudus ini.

Jadi dalam kehidupan Kekristenan tidak ada tempat bagi penidur atau pemalas, tapi tidak ada tempat juga bagi orang yang terus menerus bekerja dan mengabaikan istarahat untuk Tuhan. Waktu dalam mengumpulkan harta itu ada ritme atau iramanya.Dalam Alkitab mengumpulkan harta itu harus selalu mengingat waktu dan dibatasi waktu.Seperti yang dijelaskan tadi bahwa dalam mengumpulkan harta harus ingat waktu untuk Tuhan. Waktu untuk mengumpulkan harta dibatasi oleh waktu untuk Tuhan. Setiap orang yang mengumpulkan harta dengan mengabaikan waktu untuk Tuhan berdosa karena hal itu didorong oleh roh cinta uang.Hari Tuhan adalah hari bagi kita untuk beristirahat dan beribadah. Orang-orang Kristen yang mula-mula mengubah hari untuk beribadah itu. Mengapa? Karena Tuhan Yesus menyatakan kemenangan-Nya atas kuasa dosa, dengan cara bangkit dari kematian-Nya pada hari pertama, yaitu hari Minggu. Oleh karena itu sebagian besar orang Kristen menganggap hari Minggu sebagai hari untuk istirahat dan beribadah. Hari itu bukanlah hari Sabat atau hari ketujuh dalam satu minggu. Hari itu adalah hari pertama dalam satu minggu.Gereja Kristen memelihara hari ini sejak awal mulanya dan menyebutnya sebagai hari Tuhan.Hal-hal yang kita pilih untuk kita kerjakan pada hari Minggu menunjukkan seperti apa kita dan apa yang kita pikirkan tentang Kristus. Penggunaan terbesar dari hari Minggu adalah sebagai hari ibadah dan istirahat. Ibadah dan istirahat berjalan bersama-sama. Setiap orang memerlukan hari yang kudus ini. Jika kita melupakan hari ini, sama artinya kita sedang melupakan Allah.
Mengumpulkan harta dengan memperhatikan waktu, didasarkan pada batas kemampuan manusia itu sendiri. Tuhan memberikan waktu untuk kita beristrahat dengan pertimbangan bahwa kemampuan maksimal manusia dalam bekerja adalah selama 6 hari. Hari ke 7 adalah waktu manusia untuk disegarkan kembali. Kalau diibaratkan HP ada waktu untuk baterai HP itu untuk dicharge kembali. Kalau manusia bekerja terus tanpa  berhenti maka apa yang dia kerjakan tidak akan efektif karena dia sama dengan HP dengan baterai soak dan dipaksa untuk digunakan.
Dengan demikian pergunakanlah waktu dengan sebaik-baiknya, entah itu untuk bekerja atau berisrahat. Allah mengatakan bahwa jika kita mencari kerajaan Allah dan kebenarannya dan memberi diri kita untuk bekerja keras dalam ketaatan kepada perintah Allah, maka Dialah yang akan mengatur hidup kita dan menyediakan kebutuhan-kebutuhan kita. Rasul Paulus mengatakan, "Apa pun yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. Kamu tahu bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya." (Kol 3:23-24). Yakobus juga menegur orang yang tidak ingat waktu terutama waktu di mana Tuhan akan datang.

Yak 5:3  Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.

Karena itu mari kita minta Tuhan menolong kita  agar dapat menggunakan hari-hari yang Kau percayakan untuk berkarya dan beristirahat demi kemuliaan nama Tuhan. ~Amin.~

No comments:

Post a Comment