MENABUR TAPI TIDAK MENUAI
Oleh:
Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
A
|
dalah anak
lelaki miskin yang kelaparan dan tak punya uang. Dia nekad mengetuk pintu
sebuah rumah untuk minta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka
oleh seorang gadis muda.
Dia urung
minta makanan, dan hanya minta segelas air. Tapi sang gadis tahu, anak ini
pasti lapar. Maka, ia membawakan segelas besar susu. “Berapa harga segelas susu
ini?” tanya anak lelaki itu. “Ibu mengajarkan kepada saya, jangan minta bayaran
atas perbuatan baik kami,” jawab si gadis.“Aku berterima kasih dari hati yang
paling dalam… ” balas anak lelaki setelah menenggak habis susu tersebut.
Belasan tahun berlalu…
Gadis itu
tumbuh menjadi wanita dewasa, tapi didiagnosa punya sakit kronis. Dokter di
kota kecilnya angkat tangan. Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar, di mana
terdapat dokter spesialis. Dokter Howard Kelly dipanggil untuk memeriksa. Saat
mendengar nama kota asal wanita itu, terbersit pancaran aneh di mata sang
dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut. Dia
langsung mengenali wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya
wanita itu berhasil disembuhkan. Wanita itu
pun menerima amplop tagihan Rumah Sakit. Wajahnya pucat ketakutan,
karena dia tak akan mampu bayar, meski dicicil seumur hidup sekalipun. Dengan
tangan gemetar, ia membuka amplop itu, dan menemukan catatan di pojok atas
tagihan…
“Telah dibayar lunas dengan segelas susu …” Tertanda, dr. Howard Kelly.
(dr. Howard
Kelly adalah anak kelaparan yang pernah ditolong wanita tersebut. Cerita
disadur dr buku pengalaman dr. Howard dalam perjalanannya melalui Northern
Pennsylvania, AS)
Begitulah …
Pada
akhirnya, buah perbuatan akan selalu mengikuti kita. We will harvest what we plant..
Fakta bahwa kita pasti menuai apa yang kita tabur
nyata dalam Alkitab.
Mzm 126:5 Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan
air mata, akan menuai dengan
bersorak-sorai.
Mzm 126:6 Orang yang berjalan maju dengan menangis
sambil menabur benih, pasti
pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Demikian pula
dalam ajaran agama lain:
Dalam QS Al Zalzalah 99: 7-8,
Allah berfirman, “Barangsiapa mengerjakan
kebaikan walaupun seberat zarrah,
niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan keburukan
walaupun seberat zarrah, niscaya dia
akan melihat balasannya pula.”
Namun meskipun ada kepastian
dalam menuai apa yang kita tabur, Alkitab juga memperlihatkan fakta bahwa kita
bisa saja menabur tanpa menuai. Mungkin akan ada orang yang tidak setuju dengan
akan yang saya jelaskan, karena apa yang saya kemukakan tidak berbicara tentang
menabur yang dalam arti rohani tapi fisikly, sehingga tidak bisa dijadikan
dasar Alkitabiah untuk digeneralisasikan dalam kaitan menabur atau menuai yang
bersifat rohani. Dalam hal ini saya sependapat dengan Dr. W. A. Criswell..
Dr. W. A. Criswell: “Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan
dituainya.” Ini pasti kebenaran di dalam dunia fisikal, namun tidak dapat
diterapkan dalam dunia rohani. Namun sebaliknya, saya tidak dapat memikirkan
tentang argumentasi yang lebih baik untuk satu Pencipta yang agung dari segala
sesuatu yang kelihatan maupun tidak kelihatan, dunia spiritual dan fisikal,
dari apa yang saya lihat dan kita alami di dalam satu hal yang agung ini.
Keduanya adalah sama. Baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan adalah sama.
Karena keduanya direncanakan, didisain oleh Pencipta yang sama, yaitu dunia
natural dan supernatural, dunia rohani dan fisikal. Apa yang kita temukan di
dunia rohani adalah hal yang sama yang kita temukan dalam dunia fisikal, hanya
saja ini tanpa dibungkus substansi. Saya menggunakan perkataan ini berdasarkan
apa yang ada dalam dua buku agung yang Allah tulis. Ia menulis buku yang kita
sebut Dunia Natural. Dan kita melihat tangan Tuhan di dalamnya. Kemudian Ia
menulis buku yang disebut Dunia Spiritual. Dan kita melihat tangan Allah di
dalamnya. Setelah memikirkan dengan hati-hati dan lebih seksama, akhirnya saya
sampai pada satu kesimpulan bahwa ada satu buku, hanya satu buku, yang ditulis
oleh jari dan tangan Allah. Dan
tulisan ini memiliki dua pasal yang hanya dibagi oleh lima panca indra kita,
yaitu natural atau supranatural, kelihatan atau tidak kelihatan, rohani atau
tidak rohani, semua itu sama saja”.
Pemasmur mengatakan
kunci menuai adalah menabur. Tapi dalam kenyataannya banyak kali kita menabur
kita tidak menuai. Sebenarnya tidak ada kontradiksi dalam hal ini. Menabur
adalah faktor utama dan pertama dari menuai. Karena jikalau orang yang tidak
menabur dapat dipastikan tidak akan menuai.Namun demikian
masih ada faktor-faktor lain yang berkaitan dengan menuai atau tidaknya
seseorang anak Tuhan.
Pada
kesempatan ini kita akan belajar bahwa ternyata Tuhan terlibat dalam segala
sesuatu yang kita kerjakan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Kita akan belajar
hal-hal yang membuat kita sering gagal dalam menuai.
I.
KARENA SALAH PRIORITAS (Hagai
1:2-11)
Hag 1:2 "Beginilah
firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya
untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
Hag 1:3 Maka datanglah firman
TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
Hag 1:4 "Apakah sudah
tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik,
sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan
Hag 1:5 Oleh sebab itu,
beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
Hag 1:6 Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit;
kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas;
kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja
untuk upah,ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
Hag 1:9 Kamu mengharapkan
banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku
menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi
reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
Hag 1:10 Itulah sebabnya
langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
Hag 1:11 dan Aku memanggil
kekeringan datang keatas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas
anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia
dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.
Hagai mencatat
tanggal khotbah-khotbah yang dibawakannya antara bulan Agustus dan November
tahun 520 SM. Pada waktu itu Yerusalem merupakan suatu masyarakat kecil yang
miskin dengan penduduk kurang lebih 20.000 jiwa.
Teguran Hagai
ditujukan kepada umat Tuhan yang kembali dari pembuangan. Mereka tahu bahwa
Tanah Perjanjian adalah bagian rencana Allah bagi umat-Nya. Lalu mereka
merespons maklumat raja Babel dengan kembali ke Yerusalem. Mereka juga ingin
memulihkan peribadatan dengan membangun kembali Bait Allah yang telah
diruntuhkan musuh. Orang Yehuda yang pertama kali tiba di Yerusalem segera
berupaya membangun kembali rumah Allah. Namun misi yang sudah tertanam di hati
menjadi luntur karena tantangan dan perlawanan yang mereka hadapi. Pembangunan
mezbah dan fondasi Bait Allah yang telah mereka mulai, berakhir tanpa
kejelasan. Mereka larut dalam kehidupan sendiri dan menunda-nunda pembangunan
(ayat 2-4). Mereka tidak lagi beriman bahwa mereka harus menyelesaikan
pembangunan, sehingga mereka tidak lagi memprioritaskan pembangunan rumah
Allah. Mereka hanya memikirkan rumahnya sendiri dan mengabaikan Rumah Allah
yang terbangkalai.
Hag 1:4 "Apakah sudah
tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik,
sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan
Akibatnya Tuhan
menghukum mereka dengan krisis ekonomi (ayat 5-6, 9-11)! Akan tetapi, mereka
tidak sadar bahwa penderitaan yang mereka alami merupakan cara Tuhan menegur
mereka. Mereka berpikir bahwa gagalnya panen mereka hanya sebagai akibat bahwa
tidak adanya hujan yang turun, tanpa menyadari bahwa Tuhan terlibat dibalik
musim kering tersebut.
Hag 1:10 Itulah sebabnya
langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
Hag 1:11 dan Aku memanggil kekeringan datang keatas
negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak,
ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas
segala hasil usaha.
Untuk itu Tuhan mendesak mereka untuk berpikir mengapa
hasil kerja menjadi gagal (ayat 5-6). Sebab itu mereka harus kembali
menjalankan misi semula. Mereka harus mengambil langkah konkret untuk mulai
membangun Bait Allah (ayat 7).
Kalau demikian apa yang menyebabkan
orang Yehuda salah prioritas?
Karena mereka sudah dipengaruhi
matematika dunia, mereka berpikir bahwa apakah dengan memprioritaskan Allah
secara otomatis hidup Kristen berkelimpahan? Inilah prinsip Yehuda. Memang,
keadaan mereka disebabkan karena mereka mengesampingkan Allah. Namun kehidupan
Kristen bukanlah prinsip matematika yang selalu dapat diketahui hasilnya dengan
pasti. Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Dia berhak memberi dan menahan
berkat. Jika kita mengesampingkan Dia dan gagal memberikan prioritas yang
menjadi milik-Nya, berarti kita telah meninggalkan suatu sumber yang sangat
vital bagi kehidupan dan keberhasilan kita.
Prioritas yang salah telah meyebabkan
musim kering, demikian juga prioritas yang benar akan menjadi cuaca yang baik
buat segala kebaikan yang telah kita tabur, sehingga pada akhirnya kita akan
menuai akan apa yang telah kita tabur.Tuhan adalah Tuhan semesta alam, yang
mengontrol jalannya alam semesta, termasuk cuaca. Apa yang kita alami sebagai
orang percaya tidak pernah lepas dari kontrol Tuhan, bahkan sampai hal-hal yang
kecil seperti rambut sekalipun, semua
dalam kontrol Tuhan.
Rm 8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu
untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka
yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Banyak anak Tuhan yang tidak menuai apa
yang telah dia tabur, karena prioritasnya salah, hanya memikirkan kebutuhan sendiri
mengabaikan kebutuhan Rumah Tuhan.Mementingkan diri sendiri tidak punya
kepedulian terhadap pekerjaan Tuhan.
Paulus mengatakan oarang yang
mementingkan diri sendiri dan mengabaikan pekerjaan Tuhan adalah orang yang
menabur dalam daging. Untuk itu mari kita perduli dengan Rumah Tuhan dan
pekerjaannya, karena itu adalah cuaca yang baik bagi apa yang saudara dan saya
telah taburkan, sehingga suatu saat pasti kita akan menuai.
Keluarga
saya, mulai dari orang tua sampai kakak
dan adik-adik saya adalah orang yang giat memberi untuk pekerjaan Tuhan. Mereka
bukan hanya dari segi dana, tanah tapi langsung pada pengerjaannya, karena
masing-masing bisa bekerja sebagai tukang. Saya hitung masing-masing rata-rata
membangun dua sampai tiga gereja dalam denominasi yang berbeda-beda. Waktu
kerusuhan Poso rumah mereka hanya menggunakan seng yang terbakar, mereka
mengutamakan gerejanya. Prioritas yang benar membuat mereka pada akhirnya menuai. Sekarang rumah mereka di atas
rata-rata orang sekitarnya. Ini membuktikan bahwa apa yang kita tabur pasti
kita tuai asal kita terus memberi prioritas yang benar untuk Tuhan dan
pekerjaan-Nya.
II.
KARENA KELAKUAN YANG TIDAK SESUAI KEHENDAK TUHAN
Yer 12:13 Mereka telah menabur gandum, tetapi yang
dituai adalah semak duri; mereka telah bersusah payah, tetapi usaha
mereka tidak berguna; mereka malu karena hasil yang diperoleh mereka, akibat
dari murka TUHAN yang menyala-nyala."
Nabi
Yeremia memulai pelayanannya kira-kira
80-100 tahun setelah nabi Yesaya. Ia melayani kurang lebih selama 40 tahun,
selama pemerintahan 5 orang raja Yehuda
yang terakhir (Yer 1:1-3). Mendengar nama raja-raja itu saja, kita akan
menyadari betapa gelapnya zaman itu. Raja-raja tersebut adalah Yoahas, Yosia,
Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.
Yeremia
mengeluh kepada Tuhan, tentang apa yang akan dialami Yehuda di mana mereka
diserang, dijarah dan ditawan oleh orang-orang fasik ( Babel), sehingga dalam
pandangan Yeremia orang fasik itu lebih mujur hidupnya. Apa yang telah ditanam
yang dituai hanyalah semak belukar. Bahwa hukuman Tuhan adil terbukti melalui
dijatuhkannya hukuman berat atas bangsa-bangsa yang menjarah Israel.
Bangsa-bangsa itu juga akan ditawan dan karenanya Israel terlepas dari
cengkeraman mereka. Kepada mereka ini Allah juga berbelas kasih dengan
memberikan kesempatan untuk bebas kembali serta berkembang bersama bangsa
Israel, apabila mereka mengakui dan menyembah Allah sebagai Yang Hidup, serta
meninggalkan ilah mereka semula, yaitu Baal (14-17).
Mengapa Allah
sedemikian murka terhadap umat-Nya sendiri sampai-sampai Ia mengungkapkan itu
dengan empat kata yang sangat keras? Allah akan meninggalkan, membuang,
menyerakkan ke tangan musuh, dan membenci Yehuda (7-8). Ini bukan
karena Allah sewenang-wenang, tetapi karena sedih dan marah bahwa umat-Nya membalas kasih-Nya dengan
menentang-Nya (7-8).
a. Karena menentang Tuhan.
Yer 12:7 ¶ Aku telah meninggalkan kediaman-Ku, telah
membuangkan negeri milik-Ku; Aku telah menyerahkan buah hati-Ku ke dalam tangan
musuhnya.
8 Negeri
milik-Ku sudah menjadi seperti singa di hutan bagi-Ku; ia mengeraskan suaranya
menentang Aku, sebab itu Aku membencinya.
9 Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti burung
belang bagi-Ku; burung-burung buas mengerumuninya. Ayo, kumpulkanlah segala
binatang di padang, bawalah untuk menghabiskannya!
Burung
belang (syabua), Hewan ini rentan
terhadap serangan burung lain karena warna bulunya yang cemerlang.
b. Karena murtad
-
Murtad
Teologis maupun praktis
Yer 2:8 Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah
TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para
gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka
mengikuti apa yang tidak berguna.
Yer 2:19 Kejahatanmu akan menghajar engkau, dan
kemurtadanmu akan menyiksa engkau! Ketahuilah dan lihatlah, betapa jahat dan
pedihnya engkau meninggalkan TUHAN, Allahmu; dan tidak gemetar terhadap Aku,
demikianlah firman Tuhan ALLAH semesta alam.
-
Sombong
Yer 2:35 engkau berkata: Aku tidak bersalah! Memang,
murka-Nya telah meninggalkan aku! Sesungguhnya Aku akan membawa engkau ke
pengadilan, oleh karena engkau berkata: Aku tidak berdosa!
Singkatnya begini,
gagalnya orang Yehuda menuai apa yang mereka telah tanam dan tabur adalah
karena mereka akan diserang oleh bangsa Babel. Merka diserang Babel karena
Tuhan mencabut pagar perlindungannya. Pagar perlindungan ini dicabut karena
perbuatan bangsa Yehuda yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini Tuhan
telah tetapkan jauh sebelum zaman Yeremia.
Imamat 26:14 "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan
Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,
15 jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu
muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku
dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,
16 maka Akupun akan berbuat begini kepadamu,
yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang
membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu
akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu.
Hak 6:1
¶ Tetapi orang Israel melakukan apa yang
jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang
Midian, tujuh tahun lamanya,
2 dan selama itu orang Midian berkuasa atas
orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel
membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu.
3 Setiap
kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek dan
orang-orang dari sebelah timur, lalu maju mendatangi mereka;
4 berkemahlah orang-orang itu di daerah mereka,
dan memusnahkan hasil tanah itu sampai ke dekat Gaza, dan tidak meninggalkan
bahan makanan apapun di Israel, juga domba, atau lembu atau keledaipun tidak.
Mika 6:
11- 16
11 Masakan Aku membiarkan tidak dihukum orang
yang membawa neraca palsu atau pundi-pundi berisi batu timbangan tipu?
12 Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak
kekerasan, penduduknya berkata dusta dan lidah dalam mulut mereka adalah
penipu.
13 Maka Akupun mulai memukul engkau, menanduskan
engkau oleh karena dosamu.
14 Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi
kenyang, dan perutmu tetap mengamuk karena lapar; engkau akan menyingkirkan
sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkannya, dan apa yang dapat kauselamatkan,
akan Kuserahkan kepada pedang.
15 Engkau
ini akan menabur, tetapi tidak menuai, engkau ini akan mengirik buah
zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga mengirik buah anggur,
tetapi tidak meminum anggurnya.
16 Engkau telah berpaut kepada ketetapan-ketetapan
Omri dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab, dan engkau telah bertindak
menurut rancangan mereka, sehingga Aku membuat engkau menjadi ketandusan dan
pendudukmu menjadi sasaran suitan; demikianlah kamu akan menanggung pencelaan
dari pihak bangsa-bangsa."
Kita dapat menarik
pelajaran bahwa: Kelakuan yang setia dan taat terhadap Tuhan adalah pagar pengaman
terhadap apa yang sedang kita tabur dan kerjakan. Kalau kita tidak taat dan
setia pada firman Tuhan, maka Tuhan akan mencabut pagar perlindungannya
sehingga musuh-musuh kita akan masuk dan menjarah apa yang seharusnya menjadi
milik kita.
Dalam Alkitab pagar perlindungan ini adalah
buatan Tuhan dan tentunya hanya Tuhan sendiri yang bisa mencabutnya.
Mzm
5:12 (5-13) Sebab Engkaulah yang
memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau
memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Yes
37:35 Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh
karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."
Yes
38:6 dan Aku akan melepaskan engkau dan
kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku
akan memagari kota ini.
Namun ada 2 alasan Tuhan mencabut
pagar perlidungan-Nya:
1)
Ujian….
Contohnya ayub.
Ayb 1:10 Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala
yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang
dimilikinya makin bertambah di negeri itu.
Apa yang terjadi dikemuadian
hari, seperti lembu sapi dan keledainya dirampok (Ayub 1:15), kambing dombanya disambar petir (Ayub 1:16),
unta-untanya dirampas dan dijarah(ayat 17), anak-anaknya mati karena angin
badai atau putting beliung(ayat 18), kesemuanya adalah pagar perlindungan ayub
dicabut Tuhan dengan tujuan ujian.
2) Katidak taatan, ketidak setiaan
dan sombong.
Seperti yang sudah saya jelaskan
di atas Tuhan akan mencabut perlindungannya kalau kelakuan atau perbuatan kita
tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
Dari pembahasan di atas kita bisa
menarik suatu kesumpulan bahwa perbuatan dan kelakuan yang berkenan pada Allah
adalah pagar yang kuat terhadap apa yang telah kita tabur, sehingga kita akan
menuai.
III.
KARENA ADANYA BELALANG PELAHAP
Mal 3:10 Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan
makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak
membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.
11 Aku akan menghardik bagimu belalang
pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan
pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
Maleakhi
menegur umat Israel yang terus-menerus tidak setia dan tidak sungguh-sungguh
percaya kepada-Nya (Mal 3:7). Walaupun secara lahiriah mereka masih
beribadah kepada Allah, namun mereka tidak melihat Allah sebagai sumber hidup
mereka sehingga mereka pun melalaikan perintah Hukum Taurat mengenai
persembahan persepuluhan. Mengabaikan persembahan persepuluhan dalam Perjanjian
Lama berdampak langsung pada pelayanan Bait Allah ( Mal 3:10). Oleh
karena itu, Allah menegur keras Israel dan meminta mereka memberikan
persepuluhan yang keluar dari hati yang menghormati Allah. Hanya ketika mereka
belajar mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka, hidup taat pada firman-Nya, maka
mereka akan kembali menjadi umat kesayangan-Nya dan berkat-berkat Tuhan kembali
dicurahkan (Mal 3:16-18). Maleakhi menantang umat Israel untuk kembali
setia kepada-Nya. Allah tidak pernah curang dan berubah kasih setia-Nya
terhadap mereka (TB Mal 3:6). Dia siap "membuka tingkap-tingkap
langit dan mencurahkan berkat" kepada umat-Nya yang mau bertobat (TB
Mal 3:17).
Selain itu Tuhan juga
berjanji akan menjauhkan umat-Nya dari hama yang bisa menyerang tuaian
mereka.
.
Mal 3:11 Aku akan menghardik bagimu belalang
pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan
pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
Dalam
PL, dipakai sembilan kata Ibrani yg berbeda menunjuk kepada belalang.
Sedangkan bahasa ibrani untuk “belalang
pelahap” dalam ayat ini adalah: ליסח
chaciyl (caterpiller
).
Saya
memikirkan alasan mengapa alat berat seperti exavator, louder, boldozer diberi
nama “caterpiller” dan sering disingka “CAT”.Mungkin untuk menggambarkan bagaimana
” caterpiller” itu bekerja. Belalang pelahap adalah jenis serangga yang merusak
sedemikian rupa, yang menghabiskan apa yang seharusnya dituai.
Dapat
disimpulkan bahwa perpuluhan adalah anti serangga yang ampuh untuk melindungi tuaian
kita. Tidak cukup hanya menabur, tapi perlu merawat apa yang telah kita tabur
dengan mengembalikan milik Tuhan. Kalau kita mencuri milik Tuhan maka kita
membuka pintu untuk belalang pelahap menghabiskan apa yang eharusnya kita tuai.
Kita
dilarang untuk mencobai Tuhan,
Ul 6:16 Janganlah kamu
mencobai (הסנ nacah)TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.
Namun
dalam memberi perpuluhan kita diizinkan untuk menguji {ןחב bachan)Tuhan.
Mal 3:10 Bawalah seluruh
persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada
persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam,
apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan
berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
IV.
KARENA MENJADI LEMAH
Gal 6:9 Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena
apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
Paulus mengingatkan
Jemaat galatia bahwa panen akan tiba apabila sudah datang waktunya. Segala
sesuatu ada waktunya, karena itu iman kita harus tetap kuat. Orang bisa menjadi
lemah jika cepat-cepat mengharapkan panen. Kasabaran kita menunggu waktu Tuhan adalah
bukti bahwa kita beriman.
Abraham adalah contoh
nyata di mana dia sabar dalam mennti penggenapan janji Tuhan.
Rm
4:19 Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa
tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan
bahwa rahim Sara telah tertutup.
Iman atau keyakinan
bahwa kita pasti menuai karena Tuhan tidak pernah ingkar janji, akan terus
membuat kita dengan tekun merawat apa yang telah kita tabur sampai kita menuai.
~AMIN~
No comments:
Post a Comment