Sunday, March 24, 2013

Menabur Tapi Tidak Menuai



MENABUR TAPI TIDAK MENUAI
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th

A
dalah anak lelaki miskin yang kelaparan dan tak punya uang. Dia nekad mengetuk pintu sebuah rumah untuk minta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda.

Dia urung minta makanan, dan hanya minta segelas air. Tapi sang gadis tahu, anak ini pasti lapar. Maka, ia membawakan segelas besar susu. “Berapa harga segelas susu ini?” tanya anak lelaki itu. “Ibu mengajarkan kepada saya, jangan minta bayaran atas perbuatan baik kami,” jawab si gadis.“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam… ” balas anak lelaki setelah menenggak habis susu tersebut.

Belasan tahun berlalu…


Gadis itu tumbuh menjadi wanita dewasa, tapi didiagnosa punya sakit kronis. Dokter di kota kecilnya angkat tangan. Gadis malang itu pun dibawa ke kota besar, di mana terdapat dokter spesialis. Dokter Howard Kelly dipanggil untuk memeriksa. Saat mendengar nama kota asal wanita itu, terbersit pancaran aneh di mata sang dokter. Bergegas ia turun dari kantornya menuju kamar wanita tersebut. Dia langsung mengenali wanita itu. Setelah melalui perjuangan panjang, akhirnya wanita itu berhasil disembuhkan. Wanita itu  pun menerima amplop tagihan Rumah Sakit. Wajahnya pucat ketakutan, karena dia tak akan mampu bayar, meski dicicil seumur hidup sekalipun. Dengan tangan gemetar, ia membuka amplop itu, dan menemukan catatan di pojok atas tagihan…

“Telah dibayar lunas dengan segelas susu …” Tertanda, dr. Howard Kelly.

(dr. Howard Kelly adalah anak kelaparan yang pernah ditolong wanita tersebut. Cerita disadur dr buku pengalaman dr. Howard dalam perjalanannya melalui Northern Pennsylvania, AS)

Begitulah …

Pada akhirnya, buah perbuatan akan selalu mengikuti kita. We will harvest what we plant..

Fakta bahwa kita pasti menuai apa yang kita tabur nyata dalam Alkitab.
Mzm 126:5  Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai dengan bersorak-sorai.
Mzm 126:6  Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
Demikian pula dalam ajaran agama lain:
Dalam QS Al Zalzalah 99: 7-8, Allah berfirman, Barangsiapa mengerjakan kebaikan walaupun seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya. Dan barangsiapa mengerjakan keburukan walaupun seberat zarrah, niscaya dia akan melihat balasannya pula.
Namun meskipun ada kepastian dalam menuai apa yang kita tabur, Alkitab juga memperlihatkan fakta bahwa kita bisa saja menabur tanpa menuai. Mungkin akan ada orang yang tidak setuju dengan akan yang saya jelaskan, karena apa yang saya kemukakan tidak berbicara tentang menabur yang dalam arti rohani tapi fisikly, sehingga tidak bisa dijadikan dasar Alkitabiah untuk digeneralisasikan dalam kaitan menabur atau menuai yang bersifat rohani. Dalam hal ini saya sependapat dengan  Dr. W. A. Criswell..
Dr. W. A. Criswell: Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.” Ini pasti kebenaran di dalam dunia fisikal, namun tidak dapat diterapkan dalam dunia rohani.  Namun sebaliknya, saya tidak dapat memikirkan tentang argumentasi yang lebih baik untuk satu Pencipta yang agung dari segala sesuatu yang kelihatan maupun tidak kelihatan, dunia spiritual dan fisikal, dari apa yang saya lihat dan kita alami di dalam satu hal yang agung ini. Keduanya adalah sama. Baik yang kelihatan maupun tidak kelihatan adalah sama. Karena keduanya direncanakan, didisain oleh Pencipta yang sama, yaitu dunia natural dan supernatural, dunia rohani dan fisikal. Apa yang kita temukan di dunia rohani adalah hal yang sama yang kita temukan dalam dunia fisikal, hanya saja ini tanpa dibungkus substansi. Saya menggunakan perkataan ini berdasarkan apa yang ada dalam dua buku agung yang Allah tulis. Ia menulis buku yang kita sebut Dunia Natural. Dan kita melihat tangan Tuhan di dalamnya. Kemudian Ia menulis buku yang disebut Dunia Spiritual. Dan kita melihat tangan Allah di dalamnya. Setelah memikirkan dengan hati-hati dan lebih seksama, akhirnya saya sampai pada satu kesimpulan bahwa ada satu buku, hanya satu buku, yang ditulis oleh jari dan tangan Allah.    Dan tulisan ini memiliki dua pasal yang hanya dibagi oleh lima panca indra kita, yaitu natural atau supranatural, kelihatan atau tidak kelihatan, rohani atau tidak rohani, semua itu sama saja”.
            Pemasmur mengatakan kunci menuai adalah menabur. Tapi dalam kenyataannya banyak kali kita menabur kita tidak menuai. Sebenarnya tidak ada kontradiksi dalam hal ini. Menabur adalah faktor utama dan pertama dari menuai. Karena jikalau orang yang tidak menabur dapat dipastikan tidak akan menuai.Namun demikian  masih ada faktor-faktor lain yang berkaitan dengan menuai atau tidaknya seseorang anak Tuhan.
Pada kesempatan ini kita akan belajar bahwa ternyata Tuhan terlibat dalam segala sesuatu yang kita kerjakan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita. Kita akan belajar hal-hal yang membuat kita sering gagal dalam menuai.

I.                  KARENA SALAH PRIORITAS (Hagai 1:2-11)
Hag 1:2  "Beginilah firman TUHAN semesta alam: Bangsa ini berkata: Sekarang belum tiba waktunya untuk membangun kembali rumah TUHAN!"
Hag 1:3  Maka datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
Hag 1:4  "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan
Hag 1:5  Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu!
Hag 1:6  Kamu menabur banyak, tetapi membawa pulang hasil sedikit; kamu makan, tetapi tidak sampai kenyang; kamu minum, tetapi tidak sampai puas; kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas; dan orang yang bekerja untuk upah,ia bekerja untuk upah yang ditaruh dalam pundi-pundi yang berlobang!
Hag 1:9  Kamu mengharapkan banyak, tetapi hasilnya sedikit, dan ketika kamu membawanya ke rumah, Aku menghembuskannya. Oleh karena apa? demikianlah firman TUHAN semesta alam. Oleh karena rumah-Ku yang tetap menjadi reruntuhan, sedang kamu masing-masing sibuk dengan urusan rumahnya sendiri.
Hag 1:10  Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
Hag 1:11  dan Aku memanggil kekeringan datang keatas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.
Hagai mencatat tanggal khotbah-khotbah yang dibawakannya antara bulan Agustus dan November tahun 520 SM. Pada waktu itu Yerusalem merupakan suatu masyarakat kecil yang miskin dengan penduduk kurang lebih 20.000 jiwa.

Teguran Hagai ditujukan kepada umat Tuhan yang kembali dari pembuangan. Mereka tahu bahwa Tanah Perjanjian adalah bagian rencana Allah bagi umat-Nya. Lalu mereka merespons maklumat raja Babel dengan kembali ke Yerusalem. Mereka juga ingin memulihkan peribadatan dengan membangun kembali Bait Allah yang telah diruntuhkan musuh. Orang Yehuda yang pertama kali tiba di Yerusalem segera berupaya membangun kembali rumah Allah. Namun misi yang sudah tertanam di hati menjadi luntur karena tantangan dan perlawanan yang mereka hadapi. Pembangunan mezbah dan fondasi Bait Allah yang telah mereka mulai, berakhir tanpa kejelasan. Mereka larut dalam kehidupan sendiri dan menunda-nunda pembangunan (ayat 2-4). Mereka tidak lagi beriman bahwa mereka harus menyelesaikan pembangunan, sehingga mereka tidak lagi memprioritaskan pembangunan rumah Allah. Mereka hanya memikirkan rumahnya sendiri dan mengabaikan Rumah Allah yang terbangkalai.

Hag 1:4  "Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan
Akibatnya Tuhan menghukum mereka dengan krisis ekonomi (ayat 5-6, 9-11)! Akan tetapi, mereka tidak sadar bahwa penderitaan yang mereka alami merupakan cara Tuhan menegur mereka. Mereka berpikir bahwa gagalnya panen mereka hanya sebagai akibat bahwa tidak adanya hujan yang turun, tanpa menyadari bahwa Tuhan terlibat dibalik musim kering tersebut.

Hag 1:10  Itulah sebabnya langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya,
Hag 1:11  dan Aku memanggil kekeringan datang keatas negeri, ke atas gunung-gunung, ke atas gandum, ke atas anggur, ke atas minyak, ke atas segala yang dihasilkan tanah, ke atas manusia dan hewan dan ke atas segala hasil usaha.

Untuk itu  Tuhan mendesak mereka untuk berpikir mengapa hasil kerja menjadi gagal (ayat 5-6). Sebab itu mereka harus kembali menjalankan misi semula. Mereka harus mengambil langkah konkret untuk mulai membangun Bait Allah (ayat 7).

Kalau demikian apa yang menyebabkan orang Yehuda salah prioritas?
Karena mereka sudah dipengaruhi matematika dunia, mereka berpikir bahwa apakah dengan memprioritaskan Allah secara otomatis hidup Kristen berkelimpahan? Inilah prinsip Yehuda. Memang, keadaan mereka disebabkan karena mereka mengesampingkan Allah. Namun kehidupan Kristen bukanlah prinsip matematika yang selalu dapat diketahui hasilnya dengan pasti. Allah kita adalah Allah yang berdaulat. Dia berhak memberi dan menahan berkat. Jika kita mengesampingkan Dia dan gagal memberikan prioritas yang menjadi milik-Nya, berarti kita telah meninggalkan suatu sumber yang sangat vital bagi kehidupan dan keberhasilan kita.

Prioritas yang salah telah meyebabkan musim kering, demikian juga prioritas yang benar akan menjadi cuaca yang baik buat segala kebaikan yang telah kita tabur, sehingga pada akhirnya kita akan menuai akan apa yang telah kita tabur.Tuhan adalah Tuhan semesta alam, yang mengontrol jalannya alam semesta, termasuk cuaca. Apa yang kita alami sebagai orang percaya tidak pernah lepas dari kontrol Tuhan, bahkan sampai hal-hal yang kecil  seperti rambut sekalipun, semua dalam kontrol Tuhan.

Rm 8:28  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Banyak anak Tuhan yang tidak menuai apa yang telah dia tabur, karena prioritasnya salah,  hanya memikirkan kebutuhan sendiri mengabaikan kebutuhan Rumah Tuhan.Mementingkan diri sendiri tidak punya kepedulian terhadap pekerjaan Tuhan.
Paulus mengatakan oarang yang mementingkan diri sendiri dan mengabaikan pekerjaan Tuhan adalah orang yang menabur dalam daging. Untuk itu mari kita perduli dengan Rumah Tuhan dan pekerjaannya, karena itu adalah cuaca yang baik bagi apa yang saudara dan saya telah taburkan, sehingga suatu saat pasti kita akan menuai.
     Keluarga  saya, mulai dari orang tua sampai kakak dan adik-adik saya adalah orang yang giat memberi untuk pekerjaan Tuhan. Mereka bukan hanya dari segi dana, tanah tapi langsung pada pengerjaannya, karena masing-masing bisa bekerja sebagai tukang. Saya hitung masing-masing rata-rata membangun dua sampai tiga gereja dalam denominasi yang berbeda-beda. Waktu kerusuhan Poso rumah mereka hanya menggunakan seng yang terbakar, mereka mengutamakan gerejanya. Prioritas yang benar membuat mereka pada akhirnya  menuai. Sekarang rumah mereka di atas rata-rata orang sekitarnya. Ini membuktikan bahwa apa yang kita tabur pasti kita tuai asal kita terus memberi prioritas yang benar untuk Tuhan dan pekerjaan-Nya.


II.                KARENA KELAKUAN YANG TIDAK SESUAI KEHENDAK TUHAN

Yer 12:13  Mereka telah menabur gandum, tetapi yang dituai adalah semak duri; mereka telah bersusah payah, tetapi usaha mereka tidak berguna; mereka malu karena hasil yang diperoleh mereka, akibat dari murka TUHAN yang menyala-nyala."
Nabi Yeremia memulai pelayanannya  kira-kira 80-100 tahun setelah nabi Yesaya. Ia melayani kurang lebih selama 40 tahun, selama pemerintahan  5 orang raja Yehuda yang terakhir (Yer 1:1-3). Mendengar nama raja-raja itu saja, kita akan menyadari betapa gelapnya zaman itu. Raja-raja tersebut adalah Yoahas, Yosia, Yoyakim, Yoyakhin, dan Zedekia.

Yeremia mengeluh kepada Tuhan, tentang apa yang akan dialami Yehuda di mana mereka diserang, dijarah dan ditawan oleh orang-orang fasik ( Babel), sehingga dalam pandangan Yeremia orang fasik itu lebih mujur hidupnya. Apa yang telah ditanam yang dituai hanyalah semak belukar. Bahwa hukuman Tuhan adil terbukti melalui dijatuhkannya hukuman berat atas bangsa-bangsa yang menjarah Israel. Bangsa-bangsa itu juga akan ditawan dan karenanya Israel terlepas dari cengkeraman mereka. Kepada mereka ini Allah juga berbelas kasih dengan memberikan kesempatan untuk bebas kembali serta berkembang bersama bangsa Israel, apabila mereka mengakui dan menyembah Allah sebagai Yang Hidup, serta meninggalkan ilah mereka semula, yaitu Baal (14-17).
Mengapa Allah sedemikian murka terhadap umat-Nya sendiri sampai-sampai Ia mengungkapkan itu dengan empat kata yang sangat keras? Allah akan meninggalkan, membuang, menyerakkan ke tangan musuh, dan membenci Yehuda (7-8). Ini bukan karena Allah sewenang-wenang, tetapi karena sedih dan marah bahwa umat-Nya membalas kasih-Nya dengan menentang-Nya (7-8).

a.      Karena menentang Tuhan.
Yer 12:7 ¶  Aku telah meninggalkan kediaman-Ku, telah membuangkan negeri milik-Ku; Aku telah menyerahkan buah hati-Ku ke dalam tangan musuhnya.
8  Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti singa di hutan bagi-Ku; ia mengeraskan suaranya menentang Aku, sebab itu Aku membencinya.

9  Negeri milik-Ku sudah menjadi seperti burung belang bagi-Ku; burung-burung buas mengerumuninya. Ayo, kumpulkanlah segala binatang di padang, bawalah untuk menghabiskannya!

Burung belang (syabua),  Hewan ini rentan terhadap serangan burung lain karena warna bulunya yang cemerlang.
b.      Karena murtad

-          Murtad Teologis maupun praktis
Yer 2:8  Para imam tidak lagi bertanya: Di manakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna.

Yer 2:19  Kejahatanmu akan menghajar engkau, dan kemurtadanmu akan menyiksa engkau! Ketahuilah dan lihatlah, betapa jahat dan pedihnya engkau meninggalkan TUHAN, Allahmu; dan tidak gemetar terhadap Aku, demikianlah firman Tuhan ALLAH semesta alam.
-          Sombong
Yer 2:35  engkau berkata: Aku tidak bersalah! Memang, murka-Nya telah meninggalkan aku! Sesungguhnya Aku akan membawa engkau ke pengadilan, oleh karena engkau berkata: Aku tidak berdosa!

Singkatnya begini, gagalnya orang Yehuda menuai apa yang mereka telah tanam dan tabur adalah karena mereka akan diserang oleh bangsa Babel. Merka diserang Babel karena Tuhan mencabut pagar perlindungannya. Pagar perlindungan ini dicabut karena perbuatan bangsa Yehuda yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Hal ini Tuhan telah tetapkan jauh sebelum zaman Yeremia.
Imamat 26:14   "Tetapi jikalau kamu tidak mendengarkan Daku, dan tidak melakukan segala perintah itu,
15  jikalau kamu menolak ketetapan-Ku dan hatimu muak mendengar peraturan-Ku, sehingga kamu tidak melakukan segala perintah-Ku dan kamu mengingkari perjanjian-Ku,
16  maka Akupun akan berbuat begini kepadamu, yakni Aku akan mendatangkan kekejutan atasmu, batuk kering serta demam, yang membuat mata rusak dan jiwa merana; kamu akan sia-sia menabur benihmu, karena hasilnya akan habis dimakan musuhmu.


Hak 6:1 ¶  Tetapi orang Israel melakukan apa yang jahat di mata TUHAN; sebab itu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan orang Midian, tujuh tahun lamanya,
2  dan selama itu orang Midian berkuasa atas orang Israel. Karena takutnya kepada orang Midian itu, maka orang Israel membuat tempat-tempat perlindungan di pegunungan, yakni gua-gua dan kubu-kubu.
3  Setiap kali orang Israel selesai menabur, datanglah orang Midian, orang Amalek dan orang-orang dari sebelah timur, lalu maju mendatangi mereka;
4  berkemahlah orang-orang itu di daerah mereka, dan memusnahkan hasil tanah itu sampai ke dekat Gaza, dan tidak meninggalkan bahan makanan apapun di Israel, juga domba, atau lembu atau keledaipun tidak.

 Mika 6: 11- 16
11  Masakan Aku membiarkan tidak dihukum orang yang membawa neraca palsu atau pundi-pundi berisi batu timbangan tipu?
12  Orang-orang kaya di kota itu melakukan banyak kekerasan, penduduknya berkata dusta dan lidah dalam mulut mereka adalah penipu.
13  Maka Akupun mulai memukul engkau, menanduskan engkau oleh karena dosamu.
14  Engkau ini akan makan, tetapi tidak menjadi kenyang, dan perutmu tetap mengamuk karena lapar; engkau akan menyingkirkan sesuatu, tetapi tidak dapat menyelamatkannya, dan apa yang dapat kauselamatkan, akan Kuserahkan kepada pedang.
15  Engkau ini akan menabur, tetapi tidak menuai, engkau ini akan mengirik buah zaitun, tetapi tidak berurap dengan minyaknya; juga mengirik buah anggur, tetapi tidak meminum anggurnya.
16  Engkau telah berpaut kepada ketetapan-ketetapan Omri dan kepada segala perbuatan keluarga Ahab, dan engkau telah bertindak menurut rancangan mereka, sehingga Aku membuat engkau menjadi ketandusan dan pendudukmu menjadi sasaran suitan; demikianlah kamu akan menanggung pencelaan dari pihak bangsa-bangsa."

Kita dapat menarik pelajaran bahwa: Kelakuan yang setia dan taat terhadap Tuhan adalah pagar pengaman terhadap apa yang sedang kita tabur dan kerjakan. Kalau kita tidak taat dan setia pada firman Tuhan, maka Tuhan akan mencabut pagar perlindungannya sehingga musuh-musuh kita akan masuk dan menjarah apa yang seharusnya menjadi milik kita.
 Dalam Alkitab pagar perlindungan ini adalah buatan Tuhan dan tentunya hanya Tuhan sendiri yang bisa mencabutnya.

Mzm 5:12  (5-13) Sebab Engkaulah yang memberkati orang benar, ya TUHAN; Engkau memagari dia dengan anugerah-Mu seperti perisai.
Yes 37:35  Dan Aku akan memagari kota ini untuk menyelamatkannya, oleh karena Aku dan oleh karena Daud, hamba-Ku."
Yes 38:6  dan Aku akan melepaskan engkau dan kota ini dari tangan raja Asyur dan Aku akan memagari kota ini.


Namun ada 2 alasan Tuhan mencabut pagar perlidungan-Nya:
1)      Ujian…. Contohnya ayub.
Ayb 1:10  Bukankah Engkau yang membuat pagar sekeliling dia dan rumahnya serta segala yang dimilikinya? Apa yang dikerjakannya telah Kauberkati dan apa yang dimilikinya makin bertambah di negeri itu.

Apa yang terjadi dikemuadian hari, seperti lembu sapi dan keledainya dirampok (Ayub 1:15),  kambing dombanya disambar petir (Ayub 1:16), unta-untanya dirampas dan dijarah(ayat 17), anak-anaknya mati karena angin badai atau putting beliung(ayat 18), kesemuanya adalah pagar perlindungan ayub dicabut Tuhan dengan tujuan ujian.

2)      Katidak taatan, ketidak setiaan dan sombong.
Seperti yang sudah saya jelaskan di atas Tuhan akan mencabut perlindungannya kalau kelakuan atau perbuatan kita tidak sesuai dengan kehendak-Nya.

Dari pembahasan di atas kita bisa menarik suatu kesumpulan bahwa perbuatan dan kelakuan yang berkenan pada Allah adalah pagar yang kuat terhadap apa yang telah kita tabur, sehingga kita akan menuai.

III.             KARENA ADANYA BELALANG PELAHAP

Mal 3:10  Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
11  Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.

Maleakhi menegur umat Israel yang terus-menerus tidak setia dan tidak sungguh-sungguh percaya kepada-Nya (Mal 3:7). Walaupun secara lahiriah mereka masih beribadah kepada Allah, namun mereka tidak melihat Allah sebagai sumber hidup mereka sehingga mereka pun melalaikan perintah Hukum Taurat mengenai persembahan persepuluhan. Mengabaikan persembahan persepuluhan dalam Perjanjian Lama berdampak langsung pada pelayanan Bait Allah ( Mal 3:10). Oleh karena itu, Allah menegur keras Israel dan meminta mereka memberikan persepuluhan yang keluar dari hati yang menghormati Allah. Hanya ketika mereka belajar mengutamakan Tuhan dalam hidup mereka, hidup taat pada firman-Nya, maka mereka akan kembali menjadi umat kesayangan-Nya dan berkat-berkat Tuhan kembali dicurahkan (Mal 3:16-18). Maleakhi menantang umat Israel untuk kembali setia kepada-Nya. Allah tidak pernah curang dan berubah kasih setia-Nya terhadap mereka (TB Mal 3:6). Dia siap "membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat" kepada umat-Nya yang mau bertobat (TB Mal 3:17).

     Selain itu Tuhan juga  berjanji akan menjauhkan umat-Nya dari hama yang bisa menyerang tuaian mereka.
.
Mal 3:11  Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.

Dalam PL, dipakai sembilan kata Ibrani yg berbeda menunjuk kepada belalang. Sedangkan  bahasa ibrani untuk “belalang pelahap” dalam ayat ini adalah: ליסח chaciyl (caterpiller ).
Saya memikirkan alasan mengapa alat berat seperti exavator, louder, boldozer diberi nama “caterpiller” dan sering disingka “CAT”.Mungkin untuk menggambarkan bagaimana ” caterpiller” itu bekerja. Belalang pelahap adalah jenis serangga yang merusak sedemikian rupa, yang menghabiskan apa yang seharusnya dituai.
Dapat disimpulkan bahwa perpuluhan adalah anti serangga yang ampuh untuk melindungi tuaian kita. Tidak cukup hanya menabur, tapi perlu merawat apa yang telah kita tabur dengan mengembalikan milik Tuhan. Kalau kita mencuri milik Tuhan maka kita membuka pintu untuk belalang pelahap menghabiskan apa yang eharusnya kita tuai.
Kita dilarang untuk mencobai Tuhan,
Ul 6:16  Janganlah kamu mencobai  (הסנ nacah)TUHAN, Allahmu, seperti kamu mencobai Dia di Masa.

Namun dalam memberi perpuluhan kita diizinkan untuk menguji {ןחב bachan)Tuhan.

Mal 3:10  Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.

IV.             KARENA MENJADI LEMAH

Gal 6:9  Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah.

Paulus mengingatkan Jemaat galatia bahwa panen akan tiba apabila sudah datang waktunya. Segala sesuatu ada waktunya, karena itu iman kita harus tetap kuat. Orang bisa menjadi lemah jika cepat-cepat mengharapkan panen. Kasabaran kita menunggu waktu Tuhan adalah bukti bahwa kita beriman.

Abraham adalah contoh nyata di mana dia sabar dalam mennti penggenapan janji Tuhan.
Rm 4:19  Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.

Iman atau keyakinan bahwa kita pasti menuai karena Tuhan tidak pernah ingkar janji, akan terus membuat kita dengan tekun merawat apa yang telah kita tabur sampai kita menuai.
~AMIN~

No comments:

Post a Comment