Sunday, March 24, 2013

Allah dan Jannji-Nya



ALLAH DAN JANJINYA
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th


B
ahasa asli Perjanjian Lama tidak memiliki istilah khusus untuk kata janji, tetapi ini tidak berarti maksud dari kata tersebut tidak terungkap di situ. Kata-kata dalam bahasa Ibrani amar (רמא ), dabar(רבד )yang diterjemahkan menjadi kata promise (janji) dalam bahasa Inggris memiliki arti "berkata" atau "berbicara." Tatkala Allah dan tokoh-tokoh dalam Alkitab berbicara tentang sesuatu yang akan mereka lakukan di masa mendatang, kata janji itu menjadi sangat sesuai. Dan dalam setiap peristiwa, perkataan, kehormatan, dan integritas dari orang yang berbicara itu dipertaruhkan.

Janji (kata benda): Sebuah pernyataan yang menjamin bahwa seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu; sumpah. — American Heritage Dictionary

Perjanjian Baru mengikuti pola yang sama seperti Perjanjian Lama. Allah memegang apa yang dikatakan-Nya. Pemikiran tersebut berasal dari kata angelia dalam bahasa Yunani, yang berarti "pernyataan" atau "pesan." Janji-janji Allah merupakan inti Alkitab. Segala sesuatu yang telah dikatakan Allah, baik dalam setiap pernyataan ataupun pesan-Nya, sungguh merupakan janji yang didasarkan pada karakter Allah yang sempurna, baik, dan dapat dipercaya.


          Beberapa tahun yang lalu ada pemelihan kepala desa di tempat saya. Pada waktu kampanye, masing-masing menyampaikan visi dan misinya. Masing-masing calon berusaha memberikan janji yang lebih baik dari yang lain. Tetapi setelah pemilihan selesai di mana sang kepala desa telah memangku jabatannya,  hasilnya ternyata sama saja. Janji  pada akhirnya tinggal janji yang tidak akan pernah terpenuhi. Ada beberapa penyebab sehingga janji-janji tersebut dilanggar: Sebagian janji dengan cepat dilanggar karena sang calon tidak pernah bermaksud menepati janjinya. Sedangkan janji-janji yang lain, meskipun maksudnya baik, berada di luar kemampuan sang calon untuk memenuhinya.
Tetapi Allah bukanlah seperti seorang kepala desa tadi. Dengan kata lain Allah berbeda dengan manusia. Hal ini jelas dinyatakan dalam Alkitab:

Bil 23:19  Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?

Setiap manusia, bukan hanya seperti kepala desa tadi yang sulit memegang janji. Kita semua merasa sulit menepati perkataan kita sendiri. Tidak demikian halnya dengan Allah. Dia memiliki segala kuasa dan hikmat yang ada di alam semesta ini. Karena itu, Dia tak akan pernah gagal memenuhi apa yang telah dijanjikan-Nya, dan kita tidak mempunyai alasan untuk tidak memercayai-Nya.

Untuk itu pada kesempatan ini kita akan belajar bersama-sama mencari jawaban yang akan menolong untuk meluruskan pandangan kita tentang Allah dan janji-janji-Nya. Kita akan mendapati bahwa Allah senantisa memenuhi janji-janji-Nya. Namun demikian janji Allah itu senantiasa berdasar:
 (1) Berdasarkan  persyaratan-Nya,  (2) Berdasarkan cara-Nya, dan (3) Berdasarkan waktu-Nya.

I.                   BERDASARKAN PERSYARATNYA
Dalam Alkitab, baik dalam PL maupun PB ada 2 sifat janji Allah.
1.      Tak bersayarat

Sebagian janji diberikan tanpa syarat. Dengan kata lain, Allah akan tetap memegang janji-Nya, apa pun yang kita lakukan. Sebuah janji yang tak bersyarat adalah janji Allah untuk melakukan sesuatu, dan tak satu pun yang kita lakukan dapat mencegahnya. Penggenapan akan janji yang tak bersyarat ini tidak bergantung pada kesetiaan manusia, melainkan semata-mata pada Allah.

Alkitab memberikan beberapa contoh tentang janji yang tak bersyarat ini:
-          Janji Allah kepada Nuh bahwa tidak akan ada air bah lagi (Kej 9:8-17)

-          Janji Allah kepada Daud bahwa kerajaannya akan kokoh untuk selamanya.
2Sam 7:16  Keluarga dan kerajaanmu akan kokoh untuk selama-lamanya di hadapan-Ku, takhtamu akan kokoh untuk selama-lamanya."

-          Janji Yesus  bahwa Dia akan datang kembali ke dunia ini untuk memberi upah bagi orang benar dan hukuman bagi orang jahat
( Matius 16:27; 25:31-46).

2.      Bersyarat

Persyaratan yang dikemukakan Allah dalam setiap janji-Nya dinyatakan dengan sangat jelas. Apa yang telah dijanjikan-Nya, pasti akan digenapi. Janji-janji yang sifatnya bersyarat,  persyaratannya harus kita penuhi dulu jika kita ingin menikmati yang telah dijanjikan-Nya. Dengan kata lain, penggenapan janji-janji bersyarat ini tergantung pada bagaimana kita memenuhi persyaratan tersebut.
.
Berikut ini adalah contoh-contoh dari Alkitab tentang janji Allah yang bersyarat.
-          Allah berjanji bahwa Adam dan Hawa akan menikmati kehidupan di Taman Eden bila mereka menaati perintah-Nya, tetapi mereka akan mati bila tidak taat. (Kejadian 2:16,17)

-          Tuhan berjanji  bahwa apabila mereka berpegang pada perjanjian-Nya dan taat sepenuhnya, Dia akan membuat mereka menjadi harta kesayangan-Nya. (Keluaran 19:3-6)
-          Tuhan berjanji   bahwa Dia akan menghukum semua orang yang menyembah berhala, tetapi menunjukkan kasih setia kepada mereka yang mengasihi-Nya. (Keluaran 20:4-6) Dia akan memandang bersalah setiap orang yang menyebut nama-Nya dengan tidak hormat atau sembarangan (ayat 7). Dia menjanjikan umur panjang di Tanah Perjanjian kepada mereka yang menghormati orangtuanya (ayat 12).
-          Tuhan berjanji bahwa Dia akan membinasakan musuh-musuh Israel sewaktu mereka memasuki Palestina, menjauhkan penyakit, memberikan umur panjang, dan menjamin tidak akan ada wanita yang keguguran. Tetapi ada persyaratannya, yaitu mereka harus memerhatikan dan menaati Maleakhiaikat Allah, menyembah Allah, dan tidak membuat perjanjian dengan musuh ataupun mengizinkan mereka tinggal di Tanah Perjanjian. (Keluaran 23:20-33 )
-          Tuhan berjanji bahwa apabila seseorang mengikuti nasihat Tuhan, maka ia akan menerima kebbaikan Tuhan (Mazmur 1)
-          Tuhan berjanji bahwa Seseorang dapat menikmati hubungan yang dekat dengan Allah bila ia berbuat benar, mengatakan kebenaran, tidak berbuat jahat kepada sesama, tidak memandang hina orang yang jahat, menghormati orang benar, memegang janji, dan tidak memanfaatkan orang lain (Mazmur 15).
-          Tuhan berjanji bahwa Dia akan memberkati bila kita miskin di hadapan-Nya, berdukacita atas dosa, lemah lembut, lapar dan haus akan kebenaran, murah hati,memiliki hati suci, membawa damai, atau mengalami penganiayaan karena nama Allah. (Matius 5:1-12)
-          Tuhan berjanji jika kita mencari apa yang kekal, maka Allah akan memenuhi kebutuhan kita yang bersifat sementara. (Matius 6:25-34)
-          Tuhan berjanji jika kita percaya pada Yesus, maka kita akan memperoleh hidup yang kekal; tetapi bila kita menolak-Nya, maka kita tidak akan luput darihukuman. ( Yohanes 3:16-18).
-          Tuhan berjanji bahwa Allah akan mengampuni bila kita mengakui dosa-dosa kita (1Yohanes 1:9).
-          Tuhan berjanji jika kita meminta segala sesuatu menurut kehendak Allah, maka kita akan menerima apa yang kita doakan. (1Yohanes 5:14,15)

Sebenarnya  masih  banyak janji-janji Allah yang sifatnya bersyarat, namun apa yang sudah saya jelaskan sudah cukup untuk membuktikan bahwa pemenuhan janji-janji Allah itu ada yang bersyarat. Karena Allah bukan manusia yang terbatas dalam memenuhi atau menggenapi janjinya maka janji-Nya pasti Ia genapi asal kita memenuhi semua persyaratan yang Ia telah tetapkan. Kalau seandainyaAllah memenuhi janji-Nya sementara di pihak kita tidak memenuhi persyaratannya, maka itu berarti bahwa Allah tidak setia pada Janji-Nya.

Selanjutnya, seandainya ada janji-janji Allah yang tidak tergenapi dalam hidup kita, itu bukan karena Allah ingkar janji. Yang pasti letak kesalahannya terletak pada manusia yang tidak memenuhi persyaratan-Nya.

Suatu ketika ada seorang hamba Tuhan yang berusaha mengusir setan  dari seseorang yang sedang kerasukan setan. Setelah dia berusaha sekian jam lamanya rupa-rupanya si setan tidak kunjung keluar. Si hamba Tuhan mulai meragukan janji-janji Tuhan, dia menganggap bahwa Tuhan telah ingkar janji. Karena itu dengan geramnya ia berkata untuk terakhir kalinya kepada orang yang kerasukan tersebut:” Dalam Nama Yesus keluar, kalau kamu tidak mau keluar, saya yang keluar!!” Si hamba Tuhan tidak sadar bahwa ada persyaratan yang harus dipenuhi untuk menerima janji Tuhan. Tuhan menjanjikan kemenangan melawan kuasa iblis tapi syaratnya tinggal dalam kuat kuasa-Nya, menggunakan seluruh perlengkapan senjata rohani, baik senjata yang digunakan untuk bertahan, maupun senjata untuk menyerang.

II.                BERDASARKAN CARANYA
Sering kali Tuhan menggenapi janji-janji-Nya dengan cara dan alasan yang dapat kita pahami. Banyak anak Tuhan kecewa pada Tuhan dan akhirnya mundur cuma karena dia memaksakanTuhan bekerja dengan cara yang dia mau. Dia tidak membiarkan Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri.

Yes 55:8  Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN.
Yes 55:9  Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.

Meskipun alasan Allah sulit untuk dimengerti, dan cara-Nya juga mengherankan, Allah senantiasa menggenapi segala janji-Nya. Rasul Paulus berkata, "Yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat daripada manusia." (1Kor 1:25). Dengan kata lain untuk  bisa memahami cara Allah dalam menggenapi janji-Nya adalah memiliki hikmat Allah.

Bagaimana cara Allah menggenapi janji-Nya?.  Alkitab mencatat bahwa Allah dalam menggenapi janji-janji-Nya dengan berbagai cara:

1.      Dengan Cara Yang Mudah dimengerti

Alkitab penuh dengan janji Allah. Ada janji yang sudah digenapi, sedang digenapi dan ada pula yang akan digenapi. Dalam menggenapi janji-Nya tersebut Allah punya cara tersendiri, di mana salah satunya adalah dengan cara yang mudah dimengerti, karena dilakukan dengan cara yang langsung, jelas dan nyata.

Berikut kita akan melihat contoh-contoh bagaimana Allah menggenapi janjinya dengan cara yang mudah dimengerti.
-          Ketika berkata kepada Firaun bahwa Dia akan mengirimkan tulah katak, Allah benar-benar melakukannya. (Keluaran 8)
-          Ketika Tuhan berkata kepada Daud bahwa anaknya kelak akan membangun Bait Allah, lahirlah Salomo yang di kemudian hari membangun Bait Allah itu. (2Samuel 7:1-17; 1Raj 5-8)
-          Ketika Allah mengatakan bahwa Yehuda akan dihakimi dan dibuang karena ketidaksetiaannya, maka itu benar-benar terjadi. ( Yeremia 25)
-          Ketika Allah menjanjikan Juruselamat, yaitu Mesias, maka datanglah Yesus ke dunia ini. (Yesaya 53; Matius 1)
-          Ketika Yesus berkata bahwa Bait Allah akan dihancurkan, dan pada tahun 70 Masehi Bait Allah itu diruntuhkan. (TB Matius 24:2)
-          Yesus berjanji akan membangun gereja-Nya, dan gereja benar-benar berkembang sejak saat itu. (Matius 16:18)
-          Ketika Yesus berjanji akan mengirimkan Roh Kudus, dan pada hari Pentakosta Roh Kudus turun (Yohanes 14:16,17; Kisah 2:1-4).
-          Ketika Allah mengatakan kepada Rasul Paulus bahwa Dia akan melindunginya sementara melayani di Korintus, dan Paulus pun tidak mendapat gangguan ( Kis 18:9-11).

2.      Dengan cara yang sulit dimengerti.

Terkadang kita mungkin akan sangat sulit memahami bagaimana Allah menggenapi sebuah janji atau membayangkan bagaimana Dia akan menggenapi sebuah janji.  Untuk itu coba kita perhatikan contoh-contoh sebagai beriku:

-          Dalam Perjanjian Lama, tatkala Allah berjanji akan mengirim seorang Mesias, hanya sedikit orang yang mengharapkan datangnya Mesias seperti Yesus. Tak seorang pun dapat menduga cara Allah mempersatukan bangsa Yahudi dan non-Yahudi dalam satu tubuh Kristus, yaitu jemaat. Tak seorang pun menduga bahwa setelah melaksanakan karya penebusan-Nya, Mesias harus menunggu cukup lama lagi sebelum Dia menjadi Hakim dan Raja. Pada berbagai kesempatan lainnya, Rasul Paulus menggunakan kata misteri untuk melukiskan bagaimana rencana keselamatan dari Allah telah digenapi melalui Kristus. Tuhan menyatakan kebenaran-kebenaran berikut ini: penggenapan janji tentang keselamatan dari Allah bagi bangsa Yahudi maupun non-Yahudi, ( Roma 11:25; Efesus 3:2-6) pengampunan dosa yang dikerjakan oleh Yesus, (Roma 16:25; Kolose 1:24-27) kebangkitan orang percaya dalam tubuh yang dimuliakan, (1Kor 15:51-54) kemuliaan Kristus yang diam di dalam kita, ( Kolose 1:27) dan pembangunan jemaat sebagai bagian penting dari rencana Allah untuk menggenapi janji-Nya. ( Efesus 3:8-10)

"Sebab Kristus adalah "ya" bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan "Amin" untuk memuliakan Allah."  2Kor 1:20

Inti dari penggenapan janji Allah yang misterius dalam hal keselamatan, kehidupan masa kini dan yang akan datang adalah Yesus Kristus. Dalam 2Kor 1:20 diungkapkan, "Sebab Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh Dia kita mengatakan ‘Amin’ untuk memuliakan Allah." Yesus Kristus menggenapi semua yang tertulis dalam "kitab Taurat Musa dan kitab nabi-nabi dan kitab Mazmur." ( Lukas 24:44) Semua janji, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru didasarkan pada dan akan digenapi melalui apa yang telah dan akan dilakukan Kristus. ( Roma 9:1-11:36; Galatia 3:1-5:26; Ibrani 7:1-10:39) . Cara Allah menggenapi janji-Nya dalam PL dalam Yesus Kristus adalah suatu   cara yang sulit dimengerti.

3.      Dengan Cara yang tak terduga

Terkadang dalam kesempatan lain dalam menggenapi janji-Nya Tuhan juga melakukan sesuatu yang sangat tak terduga. Coba kita perhatikan beberapa kasus dalam Alkitab yang memperlihatkan pada kita bahwa Tuhan bisa menggenapi janji-Nya dengan cara yang tak terduga.

-          Musa dan orang Israel tidak pernah menduga bagaimana cara Allah mengalahkan tentara Firaun tatkala mengejar orang Israel yang melarikan diri, (Keluaran 14)
-          Orang Israel tidak pernah menduga bagaimana runtuhnya tembok kota Yerikho,hanya dengan menitarinya (Yosua 6)
-          Umat Tuhan tidak pernah menduga  tewasnya 185.000 orang Asyur oleh Malaikat Tuhan (2Raj 19:35) menunjukkan bahwa Allah dapat menggenapi janji-Nya secara tak terduga dan adikodrati.
-          Sebuah contoh lain dari Perjanjian Baru menunjukkan bahwa sebagian janji dapat digenapi dengan cara yang berbeda dari yang kita perkirakan sebelumnya. Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat Anak Manusia datang sebagai Raja dalam Kerajaan-Nya." (Matius 16:28) Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus, dan Yohanes bersama-Nya ke sebuah gunung yang tinggi. Di sana Yesus berubah rupa, dan para murid-Nya sepintas melihat kemuliaan Kristus yang akan datang (Matius 17:1-8). Mereka melihat sebagian penggenapan dari apa yang akan digenapi sepenuhnya di masa mendatang tatkala Yesus datang dengan kemuliaan untuk membangun pemerintahan-Nya atas seluruh bumi.

4.      Dengan Cara Yang bersifat Rohani

Meskipun terkadang Allah menggenapi janji-Nya secara jelas nyata dan mudah dimengerti, pada saat yang lain Dia menunjukkan kesetiaan-Nya dengan menyediakan berkat yang tidak dinyatakan dengan jelas dan bersifat rohani.

Selanjutnya kita akan melihat bahwa banyak janji Tuhan pemenuhannya itu bersifat rohani.
-           Kasus berkat

Kitab Mazmur berisi banyak pernyataan tentang kuasa Allah untuk memberkati orang benar dengan perlindungan, kekayaan, kesehatan, dan umur panjang. Meskipun demikian, kita tidak boleh menyimpulkan bahwa kita harus mengharapkan kemakmuran jasmani semata-mata dalam hidup ini. Kehidupan Raja Daud menunjukkan bahwa pandangan tersebut tidak benar. Kehidupan Raja Daud penuh dengan konflik dan gejolak dalam hal kesejahteraan jasmani.

Memang benar bahwa kita akan menuai apa yang kita tabur, (Galatia 6:7,8) tetapi bukan berarti bahwa kita dapat menuai semua hasilnya, dalam kehidupan kita sekarang, dan dalam bentuk yang terlihat nyata. Ayub memahami hal ini. Sahabat-sahabatnya membuat kesalahan dengan beranggapan bahwa hidup orang benar harus bebas dari segala macam kesulitan. Lihat saja kehidupan Rasul Paulus. Ia melewati segala macam pengalaman suka dan duka, meskipun demikian sepanjang hidupnya ia merasa puas karena Allah setia kepadanya. (Filipi 4:11-13)

Yos 21:45  Dari segala yang baik yang dijanjikan TUHAN kepada kaum Israel, tidak ada yang tidak dipenuhi; semuanya terpenuhi

-          Yesaya 40:29-31
29  Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.

30  Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31  tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Ayat-ayat ini pemenuhannya hanya bersifat rohani. Meskipun Allah mampu mebuat kita tidak lelah secara jasmani ketika olah raga, namun bukan itu maksud dalam ayat ini. Ayat ini mengajarkan bahwa orang yang “menanti-nantikan” ( הוק qavah/qawah) Tuhan, yaitu orang  yang berharap dan bersandar pada-Nya tidak akan menjadi lelah, karena harapan dan penantian mereka dijamin oleh Pribadi yang setia.
Namun demikian hal ini tidak ada sangkut pautnya dengan “tidak menjadi  lelah” ketika kita sedang lari marathon, atau sedang main bola. Hal ini penting, karena kalau memang ayat ini pemenuhannya bersifat jasmani maka setiap orang yang menanti-nantikan Tuhan akan menjadi juara dunia lari .

Meskipun demikian, ayat-ayat puitis tersebut sebenarnya menjanjikan kekuatan Allah bagi kita untuk melakukan apa yang Dia kehendaki dari Anda dan saya. Pengertian dari ayat-ayat tersebut digemakan oleh pernyataan Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13) Dengan demikian, janji yang terdapat dalam Yesaya 40 itu digenapi ketika Allah mengaruniakan kekuatan rohani dalam diri kita.

Kadang-kadang kita terperangkap dalam pemikiran bahwa Allah akan memenuhi janji-Nya dengan cara seperti yang kita harapkan. Kita mungkin menganggap bahwa Dia akan melakukannya secara jelas dan segera, bukan dengan cara yang tidak segera menampakkan hasil. Kita mungkin mengharapkan Dia mengubah keadaan dan lingkungan di luar diri kita, padahal sesungguhnya Allah ingin kita mengerti bahwa janji-Nya dapat digenapi melalui perubahan dalam diri kita.

Kita cenderung berpikiran dangkal, padahal Allah memiliki perencanaan jangka panjang. Kita hanya melihat apa yang tampak, peristiwa yang terjadi di sini pada masa kini, dan tidak memahami Allah bekerja di belakang layar untuk menyatukan semuanya dan membentuk suatu pola yang utuh. Semua tindakan Allah di masa lalu menunjukkan bahwa Dia juga sering menggenapi janji-Nya secara bertahap maupun secara tak terduga.

Kadangkala kita mempertanyakan cara Allah. Apabila kita tidak melihat janji-Nya menjadi kenyataan dengan cara yang kita inginkani, kita menjadi marah. Kita harus belajar bahwa cara  Allah adalah cara yang terbaik. Angel idola cilik menyanyiak lagu yang pada reffreinnya sbb:

Kau  s’lalu punya cara untuk menolongku,
Kau salalu punya jalan keajaiban-mu,
Kau dasyat dalam segala perbuatan-Mu
Dan ku tenang di dalam cara-Mu.

III.             BERDASARKAN WAKTUNYA
Anak saya yang bungsu karena umurnya baru 3 tahun belum bisa membedakan kemarin, hari ini, besok, tadi, sekarang atau nanti. Dengan kata lain ia belum mengerti apa itu waktu. Suatu saat ia minta diantar berenang, karena saya malas mengantarnya karena sibuk, maka saya jawab saja ya, kemarin ya. Ia menggangguk menyetujui dan terus menanyakan apakah “kemarin” yang saya masuksudkan sudah tiba waktunya. Semua itu karena ia belum tahu apa waktu itu.

Demikian juga dengan manusia dalam kaitannya dengan waktu Allah. Kita merasa sulit memahami waktu Allah dan bagaimana Dia menggenapi janji-Nya. Kita tidak sabar menunggu. Kita ingin janji itu digenapi hari ini atau besok, bukan bertahun-tahun yang akan datang.

Pengkhotbah melihat waktu Allah dengan cara pandang yang benar. Ia mengatakan, "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya…. Allah membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir…. Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya" (3:1,11,17).

Pkh  3: 1  Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.

Pkh 3:11  Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.

Pkh 3:17  Berkatalah aku dalam hati: "Allah akan mengadili baik orang yang benar maupun yang tidak adil, karena untuk segala hal dan segala pekerjaan ada waktunya."

Kadangkala kita mempertanyakan waktu Allah. Apabila kita tidak melihat janji-Nya menjadi kenyataan saat ini, kita menjadi tidak sabar. Kita harus belajar bahwa waktu Allah adalah yang terbaik. Karena yang berjanji itu Allah maka penggenapannya sepenuhnya berada dalam waktu Allah.
Alkitab memperlihatkan pada kita bahwa terkadang apa yang tepat dalam waktu Allah kita anggap terlambat dalam waktu manusia:

-          Ibrani 11 memberi contoh tentang orang-orang kudus dalam Perjanjian Lama yang menyadari bahwa Allah menggenapi janji-Nya pada waktu-Nya. Mereka hidup dengan iman, dan percaya bahwa Allah pasti menggenapi semua yang dijanjikan-Nya, meskipun dalam waktu manusia Allah terlambat. Penulis Ibrani menuliskan nama Gideon, Barak, Samson, Yefta, Daud, Samuel, dan para nabi. Kehidupan mereka menggambarkan perpaduan antara berkat yang didapat dengan segera dan penggenapan janji yang terlihat terlambat. Ayat 33-35 memaparkan peristiwa yang di dalamnya mereka melihat berkat Allah. Tetapi ayat 35-38 memaparkan penganiayaan, hukuman penjara, dan kematian yang dihadapi. Pasal tersebut diakhiri dengan kata-kata berikut, "Dan mereka semua tidak memperoleh apa yang dijanjikan itu, sekalipun iman mereka telah memberikan kepada mereka suatu kesaksian yang baik. Sebab Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi kita; tanpa kita mereka tidak dapat sampai kepada kesempurnaan (ayat 39,40).

Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.-#/TB Ibrani 10:23

Penulis kitab Ibrani melihat bahwa semua janji itu pada akhirnya digenapi dalam diri Kristus, yaitu melalui apa yang telah dilakukan-Nya untuk menyediakan keselamatan dan apa yang akan dilakukan-Nya untuk menggenapi rencana Allah di bumi ini. Beriman berarti sabar menunggu dan percaya bahwa Tuhan akan menggenapi semua hal yang telah dijanjikan-Nya, walaupun hidup ini terasa berat bagi kita saat ini.


-          Abraham merupakan contoh yang jelas. Ketika Allah memerintahkan untuk menyiapkan barang-barang dan pergi ke Tanah Perjanjian, Abraham taat, meski ia tidak tahu ke mana ia akan pergi. Tuhan memberitahu Abraham bahwa ia dan Sara akan memiliki seorang anak, tetapi Dia baru menggenapi janji-Nya ketika mereka sudah tua. Meskipun terlihat terlambat tapi itulah waktu Tuhan dan waktu Tuhan adalah waktu yang terbaik.

Adanya perbedaan waktu penggenapan janji Allah antara maunya manusia dan keputusan Tuhan menimbulkan masalah tertentu.

-          Ada yang bimbang pada kesetiaan Allah
Abraham pun pernah merasa bimbang, meskipun ia adalah bapa orang beriman. Ketika istrinya Sara semakin tua dan tak kunjung mempunyai anak, Abraham dan Sara mulai berupaya untuk menggenapi janji Allah. Lahirnya Ismail dari Hagar merupakan hasil dari upaya tersebut. (Kejadian 16) Tetapi pada waktu-Nya, Allah membuat keajaiban dengan kelahiran Ishak. ( Kejadian 21:1-7) .

-          Ada yang bersungut-sungut
Umat Israel yang keluar dari Mesir berkeluh-kesah dan bersungut-sungut pada Musa dan Allah karena kenyataan yang mereka hadapi tidaklah seperti yang diharapkan setelah lolos dari perbudakan di Mesir. Akibatnya, mereka harus mengembara di padang gurun selama 40 tahun, dan seluruh umat itu kehilangan kesempatan untuk menikmati janji memasuki tanah Palestina. ( Bilangan 14)

-          Ada yang mencemooh
Pada akhir zaman, orang-orang yang belum percaya akan menertawakan janji mengenai kedatangan Kristus yang kedua kali. Rasul Petrus menulis bahwa para pengejek itu akan berkata, "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu?" ( 2Petrus 3:4)
Petrus menjawab sebagai berikut:

2Ptr 3:8  Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

2Ptr 3:9  Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

-          Ada yang tetap percaya dan setia

Daud diurapi sebagai raja ketika Saul masih bertakhta. Ia lari dari para "pemburu" Saul selama bertahun-tahun. Ketika akhirnya ia menjadi raja, Daud melihat banyak bukti kebaikan Tuhan kepadanya. Tetapi pemerintahan Raja Daud jauh dari ketenangan, dan terjadi banyak pengkhianatan dan pergolakan (1Samuel 16-31; 2Samuel 1-24).

Ayub sadar bahwa keadilan yang sempurna tidak akan kita alami dalam hidup ini. Ia belajar bahwa penentuan waktu dan rencana Allah itu sempurna dan bijaksana. (Ayub 42)
Para murid harus tahu bahwa Yesus tidak akan segera memulihkan kerajaan bagi Israel dan menyatakan pemerintahan kerajaan-Nya (Kis 1:6-8). Mereka harus tahu bahwa akan ada suatu kurun waktu yang tak dapat ditentukan antara kedatangan-Nya yang pertama dengan kedatangan-Nya yang kedua. (Matius 24; 25) .
 Paulus menulisk31an kata-kata penghiburan bagi orang-orang percaya yang berada dalam bahaya keputusasaan karena menghadapi penganiayaan dan yang kemungkinan tidak akan segera memperoleh kelegaan. (1Kor 15; 2Kor 4)



"Semua janji Allah digenapi dengan penentuan waktu-Nya yang sempurna, sesuai dengan hikmat-Nya."

Karena waktu Tuhan adalah yang terbaik, maka percayakan saja sepenuhnya pada Dia yang maha  Tahu.

~AMIN~


No comments:

Post a Comment