4 FAKTA ALKITAB
TENTANG PERBUATAN BAIK
Oleh : Ev. I Ketut Sunalis
Muadi, S.Th
S
|
atu
hal yang membedakan agama Kristen dengan agama-agama lain di dunia adalah
pandangan tentang perbuatan baik. Kebanyakan agama
menganut paham bahwa nasib kekal manusia tergantung pada perbuatan baik. Usaha
keras manusia dalam berbuat baik dianggap akan bisa membawa manusia ke Surga.
Optimisme yang tak masuk akal ini didasarkan atas keyakinan
berlebihan tentang kebenaran manusia dan ketidaktahuan tentang Kemahasucian Allah.
Allah punya tolok ukur yang mutlak, Di hadapan Allah, kita akan binasa karena dosa
dan kejahatan hidup kita. Alkitab menyatakan bawa semua orang telah berbuat
dosa dan telah kehilangan kemuliaan Tuhan. Kebenaran sempurna Tuhan Yesus
adalah satu-satunya dasar yang melalui-Nya kita dapat bersekutu dengan Allah
yang hidup. Moralitas bukanlah jawabannya untuk bisa selamat. Dari orang yang
bejad, ke golongan berpendidikan, sampai ke orang yang sangat bermoral, semua
sia-sia. Analoginya begini: tak ada pelajaran renang yang dapat menolong orang
menyeberang dari pulau Jawa ke papua. Kita memerlukan seseorang yang dapat
membawa kita ke sana. Itulah yang Kristus perbuat bagi kita.
Pada dasarnya jika kita
hidup sempurna, kita dapat masuk Surga dengan perbuatan kita sendiri.
Artinya, kalau kita mampu melakukan hukum Taurat dengan sempurna, maka kita
pasti dibenarkan atau selamat. Hal ini paulus nyatakan dalam surat Roma.
Rm 2:13 Karena bukanlah orang
yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan Allah, tetapi orang
yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
Namun faktanya tak seorang
pun yang pernah berhasil dan tak akan pernah ada yang berhasil.
Rm 3:20 Sebab tidak
seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Kalau ayat ini kita terjemahkan secara bebas berdasarkan konteks
di mana tidak ada satu manusiapun yang berhasil berbuat baik secara sempurna,
maka sebaiknya ayat ini diterjemahkan sebagai berikut:
Rm 3:20 Sebab tidak
seorangpun yang pernah berhasil dibenarkan di hadapan Allah oleh karena
melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
Semua yang dianut orang di dunia pada dasarnya seumpama
"pelajaran renang" memberikan
perangkat etika untuk pola hidup yang indah. Tetapi yang kurang pada manusia
bukanlah pengertian tentang bagaimana harus hidup, tetapi kuasa untuk hidup
sebagaimana seharusnya. Artinya: dengan berenang sebenarnya seseorang bisa
sampai dari jawa ke papua, tapi dalam faktanya tak seorangpun yang pernah
berhasil. Ilmu renang yang mereka kenal pada akhirnya hanya membuktikan bahwa
mereka mengenal betapa lebarnya jarak yang harus mereka tempun dan mereka
menyadari betapa terbatasnya mereka. Kabar
baik dibawa oleh Yesus Kristus yang campur tangan dalam sejarah manusia,
melakukan apa yang tak mungkin dapat kita lakukan sendiri. Melalui Dia kita
dapat diperdamaikan dengan Allah, memperoleh kebenaran-Nya dan dipersekutukan
dengan-Nya dalam hadirat-Nya.
Berikut, kita akan belajar apa kata Alkitab tentang perbuatan
baik. Ada 4 faktaAlkitab tentang perbuatan baik yang akan kita bahas pada
kesempatan ini.
I.
PERBUATAN BAIK YANG DILAKUKAN DI LUAR KRISTUS ADALAH BERSIFAT
DOSA
Mungkin ada yang protes dengan fakta
yang pertama ini. Bukankah seharusnya sebuah perbuatan baik itu tetap baik
nilainya meskipun dilakukan di luar Kristus?. Mana mungkin ketika sebuah kebaikan seperti
menolong orang susah atau miskin yang dilakukan oleh orang non Kristen bersifat
berdosa. Kalau ada orang yang yang meragukan fakta ini berarti dia belum
mengerti tentang standar Tuhan dalam menilai sesuatu.
Ada beberapa alasan bahwa Perbuatan orang yang belum dilahirkan
kembali tetap bersifat dosa:
- Karena perbuatan
mereka tidak berasal dari hati yang disucikan oleh iman,
- Karena perbuatan
mereka tidak dilakukan sesuai dengan Kitab Suci
- Karena perbuatan
mereka tidak bertujuan pada kemuliaan Allah, satu-satu tujuan yang benar (Kej
4:5; Ibr 11:4,6; 1Kor 13:1; Mat 6:2,5).
Oleh karena itu, perbuatan orang yang belum dilahirkan kembali
tidak dapat berkenan kepada Allah, pun tidak dapat menjadikan seorang layak
menerima kasih karunia (Ams 5:21,22; Rom 9:16; Tit 3:5).
Kalau demikian
mengapa hanya perbuatan baik yang dikerjakan dalam Kristus saja yang bisa
dipandang sebagai perbuatan baik yang berkenan kepada Allah?
1.
Karena perbuatan baik
yang berkenan pada Allah adalah pekerjaan Yesus Kristus dan hanya mungkin
dilakukan saat kita berada dalam Yesus.
Dengan demikian tidak mungkin orang yang tidak berhubungan sama
sekali dengan Yesus akan mampu melakukan perbuatan baik.
Flp 1:11 penuh dengan buah kebenaran yang
dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk
memuliakan dan memuji Allah.
Yoh 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Yoh 15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
2. Karena perbuatan baik adalah pekerjaan Allah di dalam kita, sementara
Yesus satu-satunya jalan masuk pada Bapa.
Yes 26:12 Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai
sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu yang kami kerjakan, Engkaulah yang
melakukannya bagi kami.
Flp 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam
kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
3. Karena Firman Tuhan adalah perlengkapan untuk perbuatan baik.
2Tim
3:16 Segala tulisan yang diilhamkan
Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
2Tim
3:17 Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi
untuk setiap perbuatan baik.
Yak 1:25 Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang
sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang,dan ia bertekun di dalamnya, jadi
bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya,
ia akan berbahagia oleh perbuatannya.
Dengan
demikian perbuatan baik yang dilakukan diluar Firman Tuhan (Alkitab) adalah
perbuatan baik yang luar standar Allah. Alkitab adalah perlengkapan untuk
perbuatan baik. Hanya orang yang percaya paa Alkitab yang akan diperlengkapi
untuk berbuat baik.
Inilah alasan mengapa
setiap orang harus menerima Kristus sebagai Tuhan dan juru selamatnya secara
pribadi. Karena apapun yang manusia perbuat di luar Yesus adalah dosa adanya.
Perbuatan baik diluar Yesus dosa, apalagi perbuatan jahat jelas lebih dosa.
Ada orang kaya raya
yang yang suka berbagi kepada orang miskin. Hal ini dia lakukan karena dia
yakini bahwa amal ibadahnya adalah cara dia bisa berkenan pada Allah. Namun
dalam kacamata Tuhan apapun yang dilakukan orang kaya tadi nilainya tetap dosa.
Apapun yang manusia lakukan diluar Yesus adalah dosa adanya dan semua perbuatan
itu tidak pernah terhubung dengan Allah karena Yesus adalah satu-satunya jalan
masuk pada Allah.
II.
PERUATAN BAIK YANG BENAR BERSUMBER DARI APA YANG TUHAN
PERINTAHKAN DALAM FIRMANNYA.
Hanya perbuatan baik
yang diperintahkan Allah dalam Firman-Nya yang suci boleh dianggap sebagai
perbuatan baik (Mi 6:8; Ibr 13:21).
Mi 6:8 "Hai manusia, telah diberitahukan
kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku
adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan
Allahmu?"
Ibr
13:21 kiranya memperlengkapi kamu dengan
segala yang baik untuk melakukan kehendak-Nya, dan mengerjakan di dalam kita
apa yang berkenan kepada-Nya, oleh Yesus Kristus. Bagi Dialah kemuliaan sampai
selama-lamanya! Amin.
Kebaikan
yang dilakukan manusia karena semangat yang buta atau karena berkedok maksud
yang kurang baik, bukanlah perbuatan baik yang sejati, karena
perbuatan-perbuatan itu tidak disetujui oleh Kitab Suci ( Mat 15:9; Yes 29:13).
Mat 15:9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan
ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia."
Yes
29:13 Dan Tuhan telah berfirman:
"Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku
dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku
hanyalah perintah manusia yang dihafalkan,
Dengan demikian setiap
perbuatan baik yang tidak bersumber dari Alkitab mungkin kelihatannya baik,
tapi hakikatnya jahat. Mengapa bisa demikian? Untuk menjawab pertanyaan ini
saya berikan sebuah contoh. Kalau ada orang yang memberi sedekah bukankah itu
hal yang baik,,?, tentu baik bukan. Tapi kalau ada orang yang memberi sedekah
dengan motivasi dan tujuan ingin dipuji orang, menurut Alkitab itu sifatnya
berdosa, karena tindakan itu tidak murni. Menurut Alkitab, Tuhan tidak hanya
menilai sebuah tindakan dari tindakan itu sendiri, tapi dilihat dari hati
sebagai sumber tindakan tersebut. Pedoman-pedoman perbuatan baik yang benar
hanya ditemukan dalam Firman Tuhan.
Ada seorang anak kecil
umur 3 tahun berteriak gembira kepada ibunya. Anak ini begitu senang karena
mendapati dirinya yang ternyata memiliki tinggi 3 meter. Ia berteriak dengan
keras: “ Mama tinggiku sudah sama dengan tingginya goliat”. Sang mama yang kaget
mendengar apa yang dikatakan bocah kecil itu kemudian bertanya: “Dari mana kamu
tahu bahwa tinngimu 3 Meter”. Saya
mengetahui dari mengukur berdasarkan ukuran yang saya buat.
Demikian juga dalam
berbuat baik, tentu kita mengira perbuatan baik kita begitu tinggi berdasarkan
ukuran yang kita buat sendiri. Tapi begitu dibawa pada ukuran yang benar, maka
perbuatan baik itu jauh dari sempurna. Untuk itu gunakan Firman Tuhan sebagai
standart dan perlengkapan dalam berbuat baik.
III.
PERBUATAN BAIK TIDAK DIHASILKAN BERDASARKAN KEKUATAN DIRI
SENDIRI TAPI BERASAL DARI ROH KUDUS.
Kemampuan
orang percaya untuk berbuat baik sama sekali tidak berasal dari mereka sendiri
melainkan seluruhnya berasal dari Roh Kristus (Yoh 15:5,6).
Yoh 15: 5-6
5 Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia
dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang
dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
Selain
sarana-sarana yang sudah mereka terima dari Roh, orang percaya perlu pekerjaan
Roh selanjutnya, sehingga mereka memiliki kehendak dan kesanggupan untuk
melakukan perbuatan yang menyenangkan Allah (2Kor 3:5; Fili 2:13).
2 Kor 3:
5 Dengan diri kami sendiri kami tidak
sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri;
tidak, kesanggupan
kami adalah pekerjaan Allah.
Fil 2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
Menghubungkan
fakta bahwa perintah berbuat baik itu diberikan kepada manusia di mana hal itu
menunjukan bahwa berbuat baik adalah bagian manusia dan fakta bahwa perbuatan
baik adalah sesuatu yang dikerjakan Tuhan
di dalam kita bisa dihubungkan dalam sebuah kata “Sinergisme”. Hanya
orang yang bersinergi dengan Roh kudus akan mampu mengerjakan perbuatan baik.
Dengan demikian tidak mungkin manusia tanpa Roh Kudus bisa berbuat baik.
IV.
PERBUATAN BAIK TIDAK MENYELAMATKAN TAPI BUKTI TELAH
DISELAMATKAN
Perbuatan-perbuatan
yang sungguh-sungguh baik dan yang dikerjakan karena patuh pada perintah Allah
merupakan buah dan bukti iman yang sejati dan hidup. ( Yak 2:18,22). Maka dengan perbuatan baik
orang percaya menyatakan rasa syukurnya, menguatkan keyakinannya akan
keselamatan, membangun rohani saudara seiman, memperindah kesaksiannya akan
Injil, dan membuang kepicikan musuh Injil ( Mazm 116:12,13; 1Yoh 2:3,5; 2Pet
1:5-11; Mat 6:16; 1Tim 6:1; 1Pet 2:15; Fili 1:11). Singkatnya mereka memuliakan
Allah yang menjadikan mereka ciptaan baru di dalam Kristus dan selanjutnya
mereka menghasilkan buah yang menyatakan penyucian dan hidup kekal. ( Ef 2:10;
Rom 6:22)
Mustahil
kita beroleh keampunan dosa atau hidup kekal dari tangan Allah oleh kebaikan
atau jasa kita. Pekerjaan baik kita tidak sebanding dengan kemuliaan yang akan
datang. Apalagi ada jarak yang tak terhingga antara kita dengan Allah dan tidak
ada suatu pekerjaan atau perbuatan kita yang dapat menguntungkan Allah atau
membayar kembali hutang kita dari dosa kita yang dulu (Rom 3:20; Ef 2:8,9; Rom
4:6). Memang, ketika kita sudah berbuat semua yang kita dapat perbuat, kita
hanya melakukan apa yang kita harus lakukan dan tetap adalah hamba-hamba yang
tidak berguna. Sejauh perbuatan kita adalah usaha kita, perbuatan itu tercemar
dan dicampur dengan banyak kelemahan dan kekurangan, maka pekerjaan itu tidak
dapat memenuhi syarat-syarat Allah yang teliti (Mazm 143:2; Yes 64:6).
Orang
percaya di dalam ketaatannya yang maksimum kepada Allah di dalam kehidupannya,
masih jauh dari kemampuan melampaui apa yang dikehendaki Allah. Mereka tidak
melakukan banyak yang wajib mereka perbuat (Ayub 9:2,3; Gal 5:17; Luk 17:10).
Namun
demikian, karena kepribadian orang percaya diterima Allah melalui Kristus,
perbuatan orang percaya juga diterima Allah sebagai perbuatan yang dilakukan
oleh Kristus ( Ef 1:6; 1Pet 2:5). Bukannya seakan-akan perbuatan orang percaya
tanpa salah dan tanpa cacat dalam pandangan Allah. Ketika Allah memandang
perbuatan orang percaya melalui Anak-Nya, Allah berkenan untuk menerima
perbuatan itu dan memberi pahala atas yang tulus walaupun perbuatan itu
disertai dengan banyak kelemahan dan kekurangan ( Mat 25:21,23; Ibr 6:10).
Memang
orang yang tidak suci hatinya tidak akan melihat Allah (Mat 5:8), dan memang
tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan (Ibr 12:14). Tetapi
bagaimana seseorang bisa suci hatinya? Bagaimana seseorang bisa mempunyai
kekudusan? Dengan mengusahakannya dengan kekuatannya sendiri? Kalau kemudian
kita mengatakan ‘ya’, maka coba kita perhatikan
gambaran Firman Tuhan di bawah ini tentang keadaan manusia di hadapan Allah.
Yes 64:6a - “Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis
dan segala kesalehan kami seperti kain kotor”.
Perhatikan
bahwa Yesaya bukan mengatakan ‘segala dosa kami seperti kain kotor’.
Ia juga tidak mengatakan ‘sebagian kesalehan kami seperti kain kotor’.
Yesaya mengatakan ‘segala kesalehan kami seperti kain kotor’.
Apakah
“kain kotor” itu?. Kata “Kotor” dalam ayat ini menggunakan kata “עד ‘ed or
(plural) םידע” dalam bahsa ibraninya.
Kata Ini dibaca “Ayd”.
Saya tidak tahu persis apakah dari kata ini muncul dikemudian hari istilah”
haid “ dalam bahasa indonesia. Yang jelas kata “kotor” berhubungan erat dengan
darah kotor yang keluar saat seorang wanita menstruasi. “Kain kotor” adalah kain yang digunakan pada
zaman dulu sebagai pembalut wanita. Mungkin seperti “Softek” pada zaman
sekarang. Dengan demikian kalau kesalehan/perbuatan baik kita seperti kain
kotor, maka itu sama saja dengan mengatakan bahwa perbuatan baik kita adalah
sama dengan pembalut wanita. Dengan demikian orang yang percaya dan bersandar
pada perbuatan baik untuk bisa selamat adalah sama dengan orang yang
mengandalkan pembalut wanita untuk selamat. Ini sama saja dengan mengandalkan
“darah kotor’ untuk selamat, sementara dalam iman Kristen kita selamat hanya
karena “darah anak domba” yaitu “darah Yesus” yang merupakan darah yang tak
bercacat dan tak bernoda.
1 Ptr 1:18 Sebab kamu tahu,
bahwa kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari
nenek moyangmu itu bukan dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau
emas,
1Ptr 1:19 melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.
AMIN
saya sangat setuju dengan artikel ini dan terima kasih sudah dituangkan dalam tulisan semoga org bnyk membaca dan memahami kembali konteks perbuatan baik dari yang selama ini dilakukan bagi yang belum percaya kepadaNya, imanlah yang menyelamatkan dalam hal ini Yesus kristus sebagai penghubung manusia dengan Allah, BUKAN berbuat baik, terima kasih, JBU
ReplyDeleteSungguh saya Terberkati oleh Artikel ini, yang mengulas tentang PERBUATAN BAIK menurut Pandangan ALLAH BAPA di SURGA (KEBENARAN FIRMAN TUHAN) yang kita kenal dalam nama YESUS KRISTUS PutraNYA yang Tunggal. JBU always...
ReplyDelete