Sunday, March 24, 2013

Menabur dan Menuai



MENABUR DAN MENUAI
Oleh: EV. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th

S
uatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orang tua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu, karena penyakit tuanya. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang kakek  yang sudah pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan.

Mengumpulkan Harta



MENGUMPULKAN HARTA
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
Mat 6:19  "Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya.
Mat 6:20  Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya.

S
iapakah tuan dalam hidup kita? Mamon atau Tuhan? Orang Kristen pasti menjawab, Tuhan! Namun seberapa banyak orang Kristen yang menyadari bahwa perilaku hidup mereka menunjukkan kenyataan yang sebaliknya?

Persoalannya adalah, walau kita menyadari diri milik Tuhan dan hidup kita akan berujung kekekalan di surga, kita masih hidup di dunia ini. Dunia ini menawarkan godaan yang sulit dihindari, yaitu hidup menurut ukuran dunia. Kekayaan menjadi tolok ukur kesuksesan. Kita mudah sekali terjerumus dalam mengumpulkan harta di dunia, dan melupakan panggilan surgawi, yaitu menabung harta rohani di surga.

Menabur Tapi Tidak Menuai



MENABUR TAPI TIDAK MENUAI
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th

A
dalah anak lelaki miskin yang kelaparan dan tak punya uang. Dia nekad mengetuk pintu sebuah rumah untuk minta makanan. Namun keberaniannya lenyap saat pintu dibuka oleh seorang gadis muda.

Dia urung minta makanan, dan hanya minta segelas air. Tapi sang gadis tahu, anak ini pasti lapar. Maka, ia membawakan segelas besar susu. “Berapa harga segelas susu ini?” tanya anak lelaki itu. “Ibu mengajarkan kepada saya, jangan minta bayaran atas perbuatan baik kami,” jawab si gadis.“Aku berterima kasih dari hati yang paling dalam… ” balas anak lelaki setelah menenggak habis susu tersebut.

Belasan tahun berlalu…

Kaya Di hadapan Allah



KAYA DI HADAPAN ALLAH
Oleh:Ev.I Ketut Sunalis Muadi, S.Th
LUKAS 12:13-21
13   Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
14  Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
15  Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."
16  Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya.
17  Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku.
18  Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku.
19  Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
20  Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?
21  Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."

D
iceritakan bahwa ada seorang muda yang datang pada Yesus. Orang muda ini memohon  atau meminta Yesus agar ia mau berbicara dengan saudaranya (entah adik atau kakaknya) untuk  berbagi warisan dengan dia. Anehnya Tuhan tidak bersedia melakukan apa yang diminta oleh pemuda tersebut. Malahan Yesus memberi nasehat kepada pemuda yang mengadu tersebut agar tidak tamak. Selain itu, Yesus juga memberikan sebuah perumpamaan tentang orang kaya yang bodoh sebagai mana kita baca tadi.
Dalam ayat 21 dari bacaan kita tadi, ditegaskan bahwa orang kaya yang bodoh tersebut meskipun kaya dalam kacamata dunia namun dihadapan Allah ia tidaklah kaya. Dengan kata lain orang kaya yang bodoh tersebut bisa di sebut juga dengan: “Orang Kaya tapi miskin”
            Dalam Alkitab sebutan  KAYA TAPI MISKIN juga diterima oleh sebuah jemaat yang menerima surat dari Tuhan Yesus yaitu jemaat Laodikia.
WAHYU 3:17  Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,

Allah dan Jannji-Nya



ALLAH DAN JANJINYA
Oleh: Ev. I Ketut Sunalis Muadi, S.Th


B
ahasa asli Perjanjian Lama tidak memiliki istilah khusus untuk kata janji, tetapi ini tidak berarti maksud dari kata tersebut tidak terungkap di situ. Kata-kata dalam bahasa Ibrani amar (רמא ), dabar(רבד )yang diterjemahkan menjadi kata promise (janji) dalam bahasa Inggris memiliki arti "berkata" atau "berbicara." Tatkala Allah dan tokoh-tokoh dalam Alkitab berbicara tentang sesuatu yang akan mereka lakukan di masa mendatang, kata janji itu menjadi sangat sesuai. Dan dalam setiap peristiwa, perkataan, kehormatan, dan integritas dari orang yang berbicara itu dipertaruhkan.

Janji (kata benda): Sebuah pernyataan yang menjamin bahwa seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu; sumpah. — American Heritage Dictionary

Perjanjian Baru mengikuti pola yang sama seperti Perjanjian Lama. Allah memegang apa yang dikatakan-Nya. Pemikiran tersebut berasal dari kata angelia dalam bahasa Yunani, yang berarti "pernyataan" atau "pesan." Janji-janji Allah merupakan inti Alkitab. Segala sesuatu yang telah dikatakan Allah, baik dalam setiap pernyataan ataupun pesan-Nya, sungguh merupakan janji yang didasarkan pada karakter Allah yang sempurna, baik, dan dapat dipercaya.

Monday, March 11, 2013

Fakta Alkitab Tentang Kasih Setia Allah

1. KASIH SETIA ALLAH BERSIFAT KEKAL

MAZMUR 118:1-3
1 Beryukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik! Bahwasanya UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH SETIANYA.
2 Biarlah Israel berkata: “Bahwasanya UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH SETIANYA!”
3 Biarlah kaum Harun berkata: “Bahwasanya UNTUK SELAMA-LAMANYA KASIH SETIANYA!”

RATAPAN 3:22-23

TAK BERKESUDAHAN KASIH SETIA TUHAN , tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar setia-Mu.

Kasih setia Allah itu kekal, karena Allah itu kekal. Artinya kasih setia Allah merupakan hakekat Allah yang kekal. Namun demikian kita harus membedakan KASIH SETIA” Allah yang melekat pada diri-Nya dan KASIH SETIA Allah dalam konteks perjanjian dengan umat-Nya.

Manusia Dalam Pandangan Paulus

1 KORINTUS 2:14-3:3
Manusia dalam pandangan PB ternyata digolongkan menjadi 3 golongan. Jenis dan golongan ini bukan didasarkan pada umur mereka secara jasmani tetapi berdasarkan kedewasaan mereka secara rohani. Tidak heran makanya dalam Ibrani 5: 11-14 disinggung oleh penulis Ibrani bahwa dalam Gereja ada orang yang ditinjau dari sudut waktu seharusnya menjadi pengajar tapi kenyataannya mereka masih perlu diajar.
Pada kesempatan kali ini kita akan belajar bagaimana Paulus menggolongkan manusia dalam tiga kelompok: